''Tidak menuntut vote dan komentar tapi saya harap kalian paham caranya menghargai karya orang lain. Terimakasih''
.
.
.Blamm.
Suara pintu mobil taxi yang ku tutup. Kini kaki ku sudah menginjak halaman rumahku, aku pulang seperti yang kak Anas katakan menggunakan transportasi taxi. Mobil berwarna biru langit itu sudah terparkir di depan gerbang sekolah, saat aku baru saja keluar.
Ku lirik bagasi rumah ada mobil hitam milik ayah disana. Berarti ayah masih ada dirumah, syukurlah. Langkah ku pun semakin mendekat ke arah pintu utama, setelah aku menutup pagar.
"Assalamualaikum"
Ku buka pintu rumah, pemandangan pertama yang kulihat di dalam rumah adalah, kosong. Ayah dimana?, Masih tidur atau bagaimana?. Aku berjalan mendekati pintu kamar ayah.
"Ayah?. Ayah didalam?"
"Kok gak di jawab?. Ayah tidur?" Gumam ku sambil menggigiti bibir bawahku.
"Ayah?. Ayah tidak papa kan?" Sekali lagi aku memanggil ayah dan mengetuk pintu makarnya, namun tidak ada sautan.
"Ada apa?"
Aku pun Langsung terdiam di tempat, suara berat itu berada tepat di belakangku. Ingin menoleh tapi takut, akhirnya karna penasaran aku pun membalik badanku menghadap ayah.
"A-ayah"
"Ganti seragam mu"
"I-iya. Ta-tapi ayah, ayah udah mendingan kan?"
Bibir tebalnya mengatup rapat. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari bibir ayah.
"Pergi ke kamar mu"
"Aya khawatir sama ayah. Aya takut ayah sakit, ayah udah gak pusing lagi kan?"
Ayah menatapku dengan datar, bibirnya kembali mengatup. Sulit sekali seperti nya hanya untuk menjawab pertanyaan ku. Baiklah aku tidak ingin ayah marah.
"Cepat naik"
"Iya ayah" aku pun menunduk lalu berjalan menaiki setiap tangga.
Butuh waktu 10 menit untuk berganti pakaian, setelah selesai aku pun turun menuju dapur. Ku lirik ayah juga sedang ada disana, dia sedang menuangkan air dingin ke gelas. Aku pun menghampiri ayah, berjalan mendekati meja makan.
"Ayah aunty Siska mau kesini ya nanti?. Tadi aunty chat Aya katanya mau kesini ketemu sama ayah"
"Mengapa bertanya?"
"Hah?"
"Kalau sudah tau kenapa nanya?"
"Ahhh. Aya cuman mastiin aja" kataku sambil memilin jemariku.
Aku pun berjalan mendekati wastafel, niatku mau membersihkan piring kotor bekas tadi pagi sarapan, namun ternyata ada yang menyita perhatianku.
"Ayah buburnya gak dimakan?" Aku berbalik menatap ayah.
Ayah masih diam berdiri di depan meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merindukan ayah & Kamu [End✓]
Non-Fiction[JUDUL AWAL] (Sentuhan Ayah) - (Merindukan Ayah & Kamu) Ini hanya cerita tentang seorang gadis bernama Ayana, yang mengalami perubahan hidup setelah bangun dari tidurnya pasca kecelakaan belasan tahun silam. Berubahnya sikap sang ayah membuat Ayana...