🍒08.Anas Gembel🍒

64 22 2
                                    

''Tidak menuntut vote dan komentar tapi saya harap kalian paham caranya menghargai karya orang lain. Terimakasih''
.
.
.

Setelah berpisah tadi, sekarang aku dan manusia yang paling tenar disekolah siapa lagi kalau bukan Kak Anas sedang berada di parkiran. Tepat di depan motor besarnya kak Anas yang berwarna hitam berpadu dengan biru gelap.

"Aw! Pelan-pelan dong!"

"Kekecengan yah?"

"Menurut ngana?"

"Maaf yaaa sayang, papah gak sengaja"

"Apa sih?!" Ku gaplak tangan nya setelah mendengar kata-kata absurd nya barusan.

"Marah-marah Mulu ibu negara hari ini, PMS Buk?" Tanya nya, kini tangan kekarnya mulai merenggangkan ikatan jaket di pinggangku.

Iya, aku memang tidak membawa persiapa celana, dan akhirnya jaket kakak Anas jadi korban untuk menutup pahaku. Kalau soal baju, aku sudah ganti kak Anas meminjamkan baju kaos hitam lengan pendeknya padaku.

"Ngomong mulu kapan berangkat nya?"

"Pake dulu helmnya" dia memasang kan helm nya padaku, pacar-able banget gak sih?.

Gak ada baju ganti, di pinjemin, gak pake celana panjang di pakein jaket, pake helm si pakein. Ya iyalah masa pake baju di pakein?! Mau dia aku bogem?. Tapi ini serius deh bajunya wangi banget heuheu, mabuk lama-lama aku.

"Ayok naik" dia menyodorkan tangan nya untuk membantuku baik ke atas motornya.

"Kakak gak pake helm?" Tanya ku

"Engak, nanti aja beli di jalan" katanya.

"Padahal yang harusnya pake helm itu kakak, kan kakak yang nyetir" kataku sambil berusaha naik ke atas motornya.

"Keselamatan kamu lebih utama buat kakak"

Boleh aku baper?.

"Udah?. Kita berangkat sekarang"

Aku hanya mengangguk sekilas, dia juga seperti tau karna sempat kulihat dia melirik ku lewat kaca spion motor nya. Kak Anas mulai menyalakan motornya, lalu menjalankan motornya dengan kecepatan sedang. Di perjalanan kami hanya berbincang seperlunya, saat aku bertanya mau kemana dia hanya mengatakan 'nanti kamu juga tau'. Sebel gak tuh? Bukan apa-apa bokongku pegal lama-lama duduk menungging kaya gini. Lebih baik aku naik becak deh kalo gini caranya mah, pegel!!!.

"Masih jauh?" Tanyaku.

"Sebentar lagi, kenapa?"

"Pegel!" Jujur saja aku bukan perempuan yang suka mengode-ngode gak jelas. Kalau aku suka pasti bilang begitu pun kalo gak suka.

"Pegel?" Ulangnya.

"Iya. Bokong aku pegel duduk kaya gini. Apa enak nya sih pake motor kaya gini?" Tanyaku

"Kamu gak suka naik motor gini?" Tanya nya

"Gak juga, mungkin karna jarang naik motor kaya gini aja" Jawabku.

Dia tidak menyauti perkataan ku lagi, sampai aku tau kalau motor kak Anas berhenti. Itu berarti kita sudah sampai di tempat yang kita tuju.

"Kita diamana kak?" Tanyaku setelah turun dan melepaskan helm, lalu kuserahkah helm itu pada kak Anas karna siempu yang minta.

"Di mars"

"Serius!"

"Yaa abis kamu ngelawak. Ini kita kan lagi di mall"

Merindukan ayah & Kamu [End✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang