•보 고 싶었어 (I Missed You)•

31 5 2
                                    

[ I Missed You ]

7. Heart to heart

Happy reading guys😊

🌈🌈🌈


Sial!.

Satu kata yang mewakili Ayana saat ini, setelah pertemuan serta obrolan alot yang sedari tadi membuat Ayana tercekik situasi. Kini Ayana harus menerima nasib sial lainnya malam ini.

Bagaimana tidak, Ayana ingin segera istirahat dirumahnya. Atau paling tidak pulang bersama ayah nya agar di perjalanan dia bisa tertidur. Tapi keinginan nya itu harus pupus ketika Anas dengan seenak jidat meminta izin untuk mengantarkan nya pulang.

Ayana sudah tentu menolak dan mengatakan ingin pulang bersama ayah nya. Namun bukan nya melarang ayah nya Bayu malah mempersilahkan. Membuat Ayana kesal, lihat saja sedari tadi dia hanya diam memandangi jalanan. Beberapa kalo Anas mengajak nya bicara namun Ayana hanya diam saja tanpa mau repot-repot menanggapi, beberapa kali juga Ayana mendengar Anas menghela napas entah jengah mungkin?.

"Mau sampai kapan kamu diemin aku Ay?"

Ayana masih tak menggubris nya, masa bodo lah dengan jabatan Anas di tempat kerjanya. Ayana ini sedang dongkol mengertilah sedikit.

"Seenggaknya bicara sesuatu" Anas melirik Ayana yang masih menatap lurus objek di luar jendela mobil.

Tak lagi mendapat jawaban, Anas mulai kehabisan akal. Akhirnya dia memberhentikan mobil nya di pinggir jalan, tidak terlalu ramai tapi juga tidak terlalu sepi.

"Kok berenti" cicit Ayana yang akhirnya mengeluarkan suara emas nya.

Menatap Anas yang duduk si samping nya, Ayana tegugu ketika melihat Anas tengah menatap dengan tajam. Ingin mengeluarkan suaranya namun dirasa sangat sulit.

"Sekarang aku minta waktu kamu buat bicara berdua_"

"Kalo bapak lupa kita emang berdua disini" potong Ayana.

"Ayana please. Kita hanya berdua jadi berhentilah memanggilku dengan sebutan itu"

"Sudah seharusnya begitu, bapak kan atasan saya" jawab Ayana acuh.

"Kamu lupa?. Kamu sendiri yang bilang harus profesional, kita lagi gak ada di kantor Ayana. Jadi siapa yang gak profesional disini? Kamu atau aku?"

Ayana diam. Memilih mengabaikan perkataan Anas barusan.

"Apa jendela itu lebih menarik dariku?. Ayana please kita butuh bicara hati ke hati"

Menghela napasnya pelan, mencoba meredam ego nya. Jujur saja banyak yang ingin Ayana tanyakan pada Anas, namun egonya menolak dan memilih untuk menghindar.

"Terserah"

Pertama Anas menarik napasnya dalam sebelum berbicara.

"Maafkan aku untuk semua kesalahanku enam tahun yang lalu setelah pergi_"

"Hanya itu?" Potong Ayana.

Anas terdiam sesaat, menatap wajah Ayana dengan seksama.

"Jika hanya itu pembahasan nya, lebih baik hentikan sekarang juga" sambung Ayana.

"Segampang itu kamu bilang hentikan?" tanya Anas tak percaya.

"Yeah. Ada Masalah? Kejadian sudah berlalu bukan? Kenapa harus di ungkit lagi"

"Meskipun sudah berlalu nyatanya masalah itu belum pernah selesai sampai sekarang. Aku ingin semuanya selesai malam ini_"

"Bagiku semuanya sudah selesai, sejak terakhir kali kita bertemu aku sudah menganggap semuanya selesai" jawab Ayana cepat.

Merindukan ayah & Kamu [End✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang