01. Kabar Mengejutkan

21.8K 851 28
                                    

"Seolah baik-baik saja, padahal kenyataan sebaliknya. Sungguh kamu adalah orang hebat yang pandai menyembunyikan suasana hati."

___Annisa Mutia Alvero___


H
A
P
P
Y
💕Reading 💕


🌸🌸🌸

Duduk di bangku taman seorang diri dengan ditemani bintang-bintang yang bertaburan di langit sana. Tidak lupa juga lampu taman yang sengaja di buat meredup, hingga tempat itu di kenal horror bagi orang yang penakut. Tapi tidak untuk orang yang menyukai...

Ketenangan.

Suasana malam itu seolah mendukung kesedihan seorang gadis berbalut hijab dengan pakaian gaun panjang berwarna biru laut. Ia baru saja pulang menghadiri acara keluarga, lebih tepatnya acara kedua orang tuanya.

Sejak pulang dari sana, suasana hatinya sudah berantakkan. Kabar mendadak itu, tentu membuat ia sangat terkejut dan binggung. Ia membutuhkan ketenangan sekarang dan berpikir di tempat ini mungkin saja adalah tempat yang tepat. Dengan wajah yang sudah mendung seakan siap menumpahkan hujannya saat itu juga. Dan itu dibuktikan dengan sekali kedip saja buliran kaca akan jatuh bebas dari mata lentiknya.

"Ya Allah, aku padahal masih mau kejar cita-cita aku! Apa perjodohan itu sudah menjadi tradisi turun temurun di keluarga aku," gumam gadis itu.

Tanpa disadari, sejak tadi ada seseorang memperhatikannya dan menatap gadis itu dengan tatapan sendu. Perlahan tapi pasti, ia melangkah mendekat untuk menghampirinya.

"Sayang." Seorang wanita baya merangkul pundak gadis itu. Tentunya hal itu membuat sang empunya bahu terkejut hingga ucapan istigfar terlontar nyaring dan membuat beberapa orang menatap ke arah mereka sebentar. Bundanya dari gadis itu tersenyum menatap sekitar sebagai isyarat tidak terjadi apa-apa.

Menghapus cepat mata yang sudah berair tadi. "E-eh Bunda ... Bikin kaget aja." Nisa bernapas lega tapi terdengar sekali helaan napasnya terasa berat.

"Apa kamu keberatan sama perjodohan ini?" Eva mengambil posisi duduk di sebelah Nisa.

"Sejak kapan Bunda disini?" tanya Nisa tersenyum paksa demi menyembunyikan jejak kesedihannya sekaligus mengalihkan pertanyaan sang Bunda.

"Sejak tadi." Tatapan Bunda meneduh, ia tahu betul sifat anaknya ini. "jawab dulu pertanyaan Bunda sayang, apa kamu keberatan sama perjodohan ini?" kukuh Bunda mengulang pertanyaannya.

"Enggak kok Bun." Nisa menggeleng dan mengenggaman tangan Bunda untuk menyakinkan. "Nisa ngak keberatan ... kalo itu pilihan Ayah sama Bunda yang terbaik buat Nisa, Nisa bakal terima." walaupun Nisa belum tau wujud orangnya seperti apa bahkan karakternya, lanjut Nisa dalam hati.

Tatapan Bunda kian meneduh, hal itu membuat hati Nisa terdorong untuk menyampaikan apa yang menjadi kegelisahannnya sejak tadi.

Menarik napas sebentar. "Tapi ... Nisa masih pengen sekolah dan mau lanjut kuliah dulu Bun ... Nisa pengen ngejar impian Nisa ... apa dibolehkan sama Ayah?" sambungnya sambil menunduk dan memilin-milin ujung hijabnya.

Eva tersenyum kecut melihat putrinya yang pura-pura bahagia menerima perjodohan ini. Setelah acara tadi selesai, Eva tau kalo anaknya itu keberatan dengan sikapnya yang hanya diam saja, tapi biar bagaimanapun ia tak dapat membela putrinya karna keputusan sang suami tidak dapat diganggu gugat.

The Gray Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang