[END]

6K 322 3
                                    

"Akhir kisah,"
___The Gray Love___

Happy reading💕

***

4 bulan telah berlalu, kini usia kandungan Nisa sudah sembilan bulan lebih tujuh hari. Kata dokter tinggal menghitung hari saja, kurang lebih tiga hari lagi maka akan ada kehidupan baru yang akan melengkapi keluarga kecil mereka.

Ketakutan-ketakutan Nisa akan bayang-bayang melahirkan tentu saja selalu menghantuinya, itu terjadi semenjak usia kandungan Nisa sudah jalan delapan bulan. Tapi, selama Rifki berada disampingnya, Rifki jugalah yang menjadi penenang Nisa karena ucapan-ucapan suaminya yang memberi semangat dan dukungan.

Nisa sekarang sedang berada di teras depan rumahnya, ia sedang menikmati udara segar sore hari yang begitu menyejukkan karena sehabis hujan tadi siang.

Sebuah tangan kekar melingkar di pinggangnya, ia menoleh ke samping dan terlihatlah Wajah tampan suaminya sehabis mandi dengan rambut yang masih berantakan. Pulang dari kantor tadi, Nisa langsung menyuruh Rifki untuk mandi, kini Rifki ikut duduk di sebelah istrinya.

"Ngelamun aja," ucap Rifki.

Nisa tersenyum. "Gak ngelamun kok, cuma lagi menikmati udara segar," ujar Nisa menikmati oksigen yang masuk ke hidungnya dengan mata terpejam.

Hening

Nisa menyandarkan kepalanya di dada bidang Rifki dengan tangan Rifki yang merangkul di bahunya.

"Aww..." Terdengar rintihan dari mulut Nisa, ia refleks memenggangi perut buncitnya.

Rifki panik. "Kenapa?" tanya Rifki yang sekarang sudah memenggangi kedua bahu Nisa.

"Aww... shh... sa-kit M-mas," rintih Nisa.

"BIBI! BIBI! BI...," teriak Rifki menggelegar ke dalam rumahnya memanggil Art.

"Ya ada apa tuan?" tanya bibi. "Nyonya kenapa?" sambungnya setelah melihat Nisa.

"Saya mau ke rumah sakit! siapkan semua keperluan persalinan Nisa! bibi nanti langsung nyusul ke rumah sakit!" perintah Rifki panik.

"Baik tuan," ucap bibi yang langsung berlari masuk ke rumah.

Rifki mengendong Nisa menuju mobilnya. "Pak Yanto!" teriak Rifki.

"Iya den," seolah tau maksud Rifki, pak Yanto—supir pribadi Rifki membukakan pintu.

"Langsung ke rumah sakit!" ucap Rifki.

Kini mobil Rifki meninggalkan perkarangan rumahnya dengan pak Yanto sebagai supir. Nisa dan Rifki duduk di bangku penumpang, dengan Nisa yang terus merintih dan Rifki yang terus menenangkan Nisa.

"Tenang ya sayang, sebentar lagi kita sampai rumah sakit," ucap Rifki berulang kali.

"S-sakit M-mas," rintih Nisa mengenggam erat tangan Rifki.

Setelah sampai di rumah sakit, Nisa langsung dibawa ke ruangan bersalin dengan Rifki yang setia menemani Nisa.

"Ibu Nisa sudah pembukaan ke 9, kita masih harus tunggu sampai pembukaan ke 10. Ibu harap tenang ya, jangan panik," ujar dokter tersebut.

Air ketuban bercampur darah semakin deras mengalir, Nisa merasakan sakit yang luar biasa.

"M-mas S-sakit," rintih Nisa.

"Sabar ya sayang, kita tunggu sampai kamu pembukaan ke 10. Tenang ya, aku ada di sini," ucap Rifki sesekali mengecup puncak kepala Nisa memberi kekuatan.

The Gray Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang