27. Sahabat Itu ...

4.5K 329 0
                                    

Happy UAS

eh--

Happy Reading💕


🐉🐉🐉

kantin//10:10

"Buset dah! Banyak banget lo makan, laper apa rakus lo!" ucap Rena heran melihat Putri yang sudah menghabiskan seblak tiga piring dan sekarang on the way piring keempat.

"Udah berapa tahun lo gak makan!" tambah Nisa yang merasa geli melihat Putri.

"Dyiyem dhe lyo," ucap Putri sambil mengunyah.

"Hai!" sapa seorang pria. "boleh gabung gak?" tanyanya sambil tersenyum manis ke arah ketiga perempuan.

Nisa balas tersenyum. "Duduk aja."

Putri grasak grusuk mencari tisu, Nisa yang duduk di sebelah Putri pun ikut terganggu.

"Kenapa sih lo?" tanya Nisa.

Putri mengelap bibirnya lalu menyengir, "Gak kok," ucapnya sambil mengelengkan kepala.

"Tumben kalem, tadi aja kayak orang kesurupan," ucap Rena mengedikkan dagunya ke arah makanan Putri.

Putri membulatkan matanya. Dia kalem karena ada cowok ganteng duduk bersama mereka. Itu berarti ia harus menjaga image. Putri mengabaikan celotehan kedua sahabatnya, dia harus bersabar demi menjaga imagenya di depan laki-laki yang belum ia ketahui namanya.

"Lo kenapa pindah?" tanya Rena to the point.

Laki-laki itu tersenyum. "Papa aku baru pindah kerja ke sini."

Rena manggut-manggut. "Padahal tanggung tau, coba saat kelas dua belas aja gitu."

Putri melempar tisu bekasnya ke arah Rena. "Suka-suka dia lah, kok loh repot amat!"

Rena menatap Putri tajam. Tidak ingin terjadi adegan seru nanti, Nisa langsung mengalihkan perhatian mereka. "Kenalin Gue Nisa, dan ini Rena, kalo ini-."

"Gue Putri." Putri mengulurkan tangannya sambil menyengir membuat kedua sahabatnya mendengus.

"Ah iya, salam kenal." Laki-laki itu menerima uluran tangan Putri. "Aku Nathan."

"Oke, Nathan. Senang bisa berkenalan dengan Lo," ucap Rena.

"Semoga kita bisa akrab ya," sambung Putri antusias.

Nathan tersenyum canggung. "Iya."

Nathan menatap Nisa yang sudah sibuk dengan makanan, kemudian dia menatap kembali ke arah Rena dan Putri. Ah sepertinya dia mendapatkan teman baru di sini.

***

"Ki, lo setelah lulus mau ngapain?" tanya Bagas.

"Kenapa?" tanya Rifki balik.

Rifki bingung kenapa Bagas tiba-tiba nanya tentang ini, tumben. Ah ia baru sadar jika beberapa bulan lagi mereka akan lulus, rasanya dunia ini berputar begitu cepat.

"Ya elah, nanya doang," jawab Bagas.

Mulut Rifki membentuk huruf "O" sambil manggut-manggut. "Rahasia!"

Tak.

Bagas menjintak pelan kepala Rifki. "Is, gak asik ah lo."

"HALO EFRIBEDEY BUNDS PAKE S!" teriak Kelvin memasuki kelas.

"WAH ANAK BUNDA UDAH BESAR YA MOMS PAKE S!" balas Bagas ikut berteriak.

"Paket komplit." gumam Rifki pelan.

The Gray Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang