17. Wedding (2)

5.1K 369 2
                                    

'Romantis itu bukan ketika pasangan kamu memberi coklat atau bunga tanpa kepastian, tapi ketika ia berani melantangkan kalimat sakral di hadapan Tuhan dan semua orang yang kamu sayang,'
____The Gray Love____


----happy reading---

🌸🌸🌸🌸

"Saya terima nikah dan kawinnya Annisa Mutia Alvero binti Vano Alvero dengan mas kawin tersebut di bayar tunai!" Rifki dengan lantang dan lancar mengucapkan ijab kabulnya.

"Bagaimana para saksi."

"SAH!"

"SAHHHHH! CUIT CUIT... UHUY TEMAN GUE UDAH JADI SUAMI ORANG!" Siapa lagi pemilik suara heboh itu kalo bukan Bagas.

Plak

"Berisik!" Kelvin menabok paha Bagas yang sedari tadi tak bisa diam.

Sementara di kamar hotel tempat Nisa berada, teman-teman Nisa pada nangis bahagia karena temannya ini sekarang sudah menjadi seorang istri.

"Hiks, hiks, gak nyangka gue, lo udah jadi istri Nis, hiks..." Putri nangis di pelukan Nisa.

"Nanti lo jarang kumpul sama kita lagi," ujar Rena di pelukan Nisa juga.

"Semoga samawa ya," ucap Putri dan Rena kompak.

"Aamiin, gue usahain nanti masih bisa main bareng kalian," ucap Nisa ikut sedih ntah bahagia atau apa, ia bingung sendiri.

Ceklek

Pintu kamar hotel yang di tempati Nisa terbuka dan menampilkan ART Nisa.

"Maaf non, udah di panggil ibu ke bawah," ujar bi Mayang.

Nisa pun mengangguk dan langsung turun ke tempat acara, yang di tuntun oleh Rena dan Putri.

***

12:15

Acara akad Rifki dan Nisa baru saja selesai, sekarang ke duanya sedang berada di kamar hotel untuk istirahat buat mengumpulkan energi lagi di acara resepsi nanti malam.

"Ki," panggil Nisa.

"Hemm."

"Capek."

"Istirahat."

"Tapi gue belom sholat, gimana dong?"

"Yaudah sholat dulu, tapi gue duluan yang bersih-bersih," setelah mengucapkan itu Rifki melengang ke kamar mandi hotel untuk acara bersih-bersihnya.

15 menit kemudian Rifki sudah selesai sekarang giliran Nisa yang menganti gaunnya sekaligus bersih-bersih tapi ia sedikit susah jalan karena gaun yang ia kenakan menghalangi pergerakannya.

Bruk

"Awww!" Nisa terjatuh ke lantai.

Rifki? Ia hanya melihat Nisa yang sudah terduduk di lantai tanpa berniat menolongnya, sedangkan Nisa sudah meringis kesakitan dan menatap Rifki dengan ekspresi memohon bantuan.

"Ngapain?" tanya Rifki tersenyum tipis.

"Ngepel!" Nisa mengerucutkan mulutnya kesal.

"Bantuin kek, gak lihat gue jatoh begini," sahutnya lagi sambil menyodorkan tanggannya ke arah Rifki.

Tapi bukan di sambut uluran tangan Nisa, Rifki mengangkat badan Nisa ala bridal style ke kamar mandi.

"Iiihhh... turunin gue!" Nisa memukul dada bidang Rifki.

"Mau mandi sendiri atau gue mandiin!" goda Rifki setelah di kamar mandi.

Nisa bergidik ngeri, meskipun sekarang di depannya ini adalah suaminya tapi Nisa belum terbiasa sama kehadiran Rifki.

"Mesum!"

"Udah keluar sana! Gue mau mandi," Nisa mendorong-dorong punggung Rifki untuk keluar dari kamar mandi.

Rifki mengacak-ngacak kepala Nisa dengan jilbab yang masih di kenakannya lalu keluar dari kamar mandi.

Tak membutuhkan waktu lama, Nisa udah siap dengan pakaian santainya dan menghampiri Rifki yang sedang duduk menunggu untuk sholat berjamaah.

"Udah?" tanya Rifki.

"hemm."

🌼🌼🌼

Pendapatnya dong? Kalian suka mereka versi romantis atau berantem?

Jangan lupa vote and koment!!!

The Gray Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang