Sebelum baca, jangan lupa follow akun wp Pus dulu, udah itu kasih vote di sertai koment yawww...
***
Rumah//04:53
Rifki terus mendekap Nisa di pelukannya agar Nisa tenang. Badan Nisa kaku, pandangannya kosong, mulutnya seperti orang bisu, air matanya sesekali berjatuhan walaupun tidak begitu deras lagi. Nisa sudah seperti mayat hidup sekarang, Rifki sempat prustasi. Rifki tak tau mau melakukan apa dengan kondisi seperti ini, jujur saja hatinya ikutan hancur. Ia menganggap dirinya sendiri tak becus menjaga istrinya. Ia begitu bodoh dan payah, tak bisa diandalkan dan berbuat apa-apa untuk Nisa.
"Sayang aku ada di sini, kamu tenang ya." berkali-kali Rifki mengucap kata itu untuk menenangan Nisa.
Walaupun tak mendapat respon, Rifki masih terus mengajak Nisa berbicara. "Sekarang cerita ke aku, dia udah ngapain aja sama kamu tadi. Kamu tenang aja, aku gak bakal marah kok," ucap Rifki lembut dengan mata yang sudah memerah.
Tak mendapat respon, Rifki menghela pelan nafasnya. "Ya udah gakpapa kalo kamu belom siap cerita sekarang," ucap Rifki mengelus puncak kepala Nisa. "sekarang kamu makan dulu ya, dari siang tadi kamu belum makan. Aku suapin ya."
Rifki mengambil piring nasi yang sudah diantar oleh ART nya tadi di atas nakas samping ranjang tidurnya. Ia mengarahkan sendok berisi nasi ke arah Nisa, karena tak kunjung mendapatkan pergerakan Nisa untuk membuka mulut. Rifki dengan sabar melayani Nisa.
"Kamu sayang kan sama aku?! kalo kamu sayang sama aku, makan ya. Nanti kalo kamu sakit, aku jadi sedih." bujuk Rifki mendung.
Akhirnya Nisa membuka mulutnya, ia memakan nasi suapan dari Rifki. Setelah suapan ketiga dan sekarang menuju ke empat, Nisa menggeleng. Rifki yang mengerti pun menurunkan kembali sendok tersebut ke piring.
"Ya udah gakpapa, yang penting perut kamu gak kosong banget sekarang. Minum dulu ya," tawar Rifki membantu Nisa minum.
"Sekarang kamu istirahat dulu, aku temeni. Sini peluk," ucap Rifki dengan sabar lalu berbaring memeluk Nisa.
Tak lama Nisa tertidur, Rifki menangis tanpa suara sambil memeluk Nisa. Untungnya kepalanya sedikit jauh dari kepala Nisa agar tidak menganggu tidur Nisa, karena posisi Nisa menyandar di dada bidangnya. Rifki sedari tadi menahan tangis melihat kondisi Nisa sekarang, tapi ia tak mau menangis di depan Nisa. Jika ia ikut menangis dan rapuh, maka siapa yang akan menguatkan Nisa?
***
Harta, Tahta, Surga🐥
Bagastsunami
•Putringbeliung
•
KAMU SEDANG MEMBACA
The Gray Love✔
HumorApa jadinya jika cowok dan cewek yang memiliki karakter dingin disatukan dalam ikatan pernikahan? Pernikahan mereka juga masih tergolong sangat muda di usia mereka yang masih duduk di bangku SMA. Tidak, mereka tidak kecelakaan hanya saja perjodohanl...