08. Cemburu?

5.7K 409 4
                                    


'sebuah kesalahanku adalah dengan menaruh harap kepada selain-Nya. Hingga takdir mempertemukan kembali penyebab luka itu yang belum mengering seutuhnya."
___Annisa Mutia Alvero___

-happy reading-

🌸🌸🌸


Nisa menelusuri setiap koridor rumah sakit terburu-buru dengan perasaan panik luar biasa. Saat baru keluar dari Kelas di jam pulang sekolah tadi, ia mendapat kabar bahwa Kelvin kecelakaan. Pikirannya sudah kemana-mana, tenaganya sudah kian melemah. Dia tidak sanggup dengan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi sama Abangnya. Hingga...

Bruk

Nisa menabrak dada bidang seorang pria yang berjalan berlawanan arah sama dirinya. Hampir saja Nisa terjatuh mencium kerasnya lantai rumah sakit, jika saja pria itu tidak langsung menopang tubuh Nisa yang sempat kehilangan keseimbangan itu. Refleks, Nisa langsung menegakkan badannya dari kuasa pria yang seperti tidak asing baginya.

"E-h so-sorry, Mas," ucap Nisa masih keadaan syok dan cemas dengan kepala yang menunduk.

Terdapat jeda beberapa saat. Nisa mendonggak, memberanikan diri menatap pria itu. Ia menyipitkan matanya untuk lebih jelas mengenali pria yang menggunakan pakaian formal ala kantoran itu.

"K-amu," tunjuk Nisa ragu. Tapi ia yakin jika ingatan dia tidak salah.

"Iya mba? Mbak ngakpapa kan mba?"

Nisa mengeleng. "Kamu ... kak Radit kan?" tanya Nisa to the point untuk memastikan.

Radit mengerutkan dahinya. "Iya. Kok mba bisa tau? Apa sebelumnya kita pernah bertemu?" tanya Radit dengan bahasa formalnya sambil menggingat-nggingat apakah dia pernah bertemu dengan wanita di depannya ini.

Syok. "K-kamu ngak tau aku? Ini ... a-ku Nisa. Annisa, gadis kecil cadel yang diberi janji palsu oleh anak pria yang katanya mau pergi ke Spanyol," ucap Nisa berusaha menahan air matanya agar tidak terjatuh.

Sesungguhnya, ia bahagia bisa bertemu kembali sama Radit—teman masa kecil yang selalu ia nantikan kabarnya bahkan kehadirannya. Tapi disisi lain, ia juga sedih karena Radit membuat luka yang sudah terkubur kini terbuka kembali. Nisa tau itu Radit karena ia tidak sengaja menemukan instagram Radit. Setelah ia stalker lebih jauh dengan mengscroll postingan di instagram Radit, ternyata benar ada foto Radit kecil di sana.

*Flashback on*

16:00

Di sebuah taman kota, banyak anak-anak sedang bermain, tertawa lepas, dan menangis karena rebutan mainan bahkan ada juga orang dewasa yang mengawasi anak-anaknya bermain. Nisa yang saat itu berusia 6 tahun berjalan mendekati anak kecil yang ia kenali dengan setangkai es krim di tangannya. Anak itu sedang duduk di bangku taman sendirian dengan kepala menunduk.

"Nih," ucap Nisa menyodorkan es krimnya yang sudah mulai mencair kepada anak itu.

Anak itu mendongak dan menatap es krim yang disodorkan Nisa, ia kemudian beralih menatap Nisa yang mulutnya sudah belopatan es krim.

"Mau es klim ndak?" ucap Nisa dengan suara cadelnya yang dijawab gelengan polos oleh anak itu.

"Kak Ladit kenapa? Kenapa kak Ladit ngajak Nisa kesini toh," ujar Nisa binggung.

"Hmm ... aku mau pamit ke kamu. Kata Mama aku, besok aku mau pindah ke Spanyol," ucap Radit sendu.

Nisa mencerna apa yang dimaksud oleh Radit. "Jauh ndak tempatnya?" tanyanya polos menelengkan kepalanya.

The Gray Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang