kalian tau kan pasti dengan istilah kakak kelas galak, sok kuasa? Rena nih udah dianggap galak. gue malah dibilang terlalu lembut.
sudah sebulan masuk sekolah, gue juga ngajarin adek kelas yang ikut teater. gue masih mending sih, daripada Rena galaknya minta ampun dah. Tapi ada juga adkel yang ngefans sama Rena.
saat istirahat 5 menit, Rena biasanya ada di luar gedung teater sambil main hp. Terus ada nih adkel namanya Layla yang kadang nemenin dia di luar. gue juga ikutan keluar kadang.
"kak, teater biasanya pentas kapan aja?" tanya Layla
"biasanya akhir tahun, event teater yang biasanya di gedung tengah kota, dan try out biasanya sih gitu tapi kadang ada tambahan tampil" ucap Rena
"Mm kak boleh minta tolong?" tiba tiba anak anak teater yang ikut nimbrung
"gimana?" jawab gue
"Mm untuk akting ketakutan kayaknya aku gak bisa" ucap salah satu anak teater
"kalo gak bisa keluar aja" ucap Rena
sumpah nih anak galak banget. lebih galak daripada yang ngajarin tonti sekolah gue.
semua pada jadi ketakutan. gue pun hanya diem aja.
"tuh bisa" ucap rena tiba tiba
"eh.." semua bingung
"akting itu gmpang kalau kalian bisa masuk dalam cerita itu" ucap Rena
"maksudnya kak?" tanya Layla
gue tau ni maksud Rena
"kalian bayangin aja misal kayak kamu dek gak bisa akting ketakutan, bayangin aja aku marah kayak gitu ke kamu. dah sekarang latihan lagi ya, jangan senyum senyum lagi saat kamu akting ketakutan nanti" ucap Rena tersenyum
anjay gue kaget liat Rena kayak gitu. emang sih dia galak em no, lebih tepatnya tegas. jadi pake aku kamu juga tuh si Rena
-----------
"akhirnya pulang, gue capek ah mau tidur" ucap Rena
"bener nih, selama sebulan kamu belum jalan jalan atau kencan sama si Noval itu?" tanya gue
"Gue sih gak papa, kita sama sama sibuk. pas gue ajak jalan dia gak bisa, pas dia ajak jalan gue yang gak bisa. asal kepercayaan satu sama lain aja" ucap Rena
gue ngerasa, kepercayaan gue dan Adib tidak seperti Rena dan Noval. lebih tepatnya Adib
flashback
"Bel, malam minggu nonton bioskop yuk, hari ini hari terakhir film itu tayang" ucap Adib di kantin
"duh gue gak bisa, adek sepupu gue mau main ke rumah" ucap gue
"ayolah bel kita jarang lo jalan, gue bayarin" ucap Adib
"yaudah deh bentar gue ijin" ucap gue
saat itu gue ijinnya ada kerja kelompok sama Rena, gak tau deh gue bohong sm nyokap gue udah berapa kali.
flashback selesai
"hubungan lu sama Noval enak banget ya Ren, gue harus bohong sama nyokap gue berapa kali lagi." ucap Belvia
"Bel pada suatu hari kalau memang dia jodohmu, dia pasti mengerti. tapi kalau dia tetap begitu putusin aja" ucap Rena
gue diem aja. Rena emang bener sih.
"yaudah pulang aja, udah jam setengah 6. tidur dulu biar pikiranmu fresh" ucap Rena
"iya"
.......
"Belvia pulang" ucap gue sampai rumah
oiya gue lupa, gue dirumah sendiri. gue pun ke kamar dan rebahan. gue ngadep kiri bagian tanggal
'bsk ultahku? adib ngajak jalan mesti. gue juga pgn jalan sm rena, sarah, anton, rizki, noval. kapan terakhir aku jalan sama mereka.'
gue pun tertidur.
.........
gue bangun sekitar jam 8 malam. gue cari hp gue. loh chat Adib kebaca? gue langsung deg degan lagi. gue langsung mandi dulu. lalu ke bawah buat makan malam.
'haish ketawan lagi' ucap gue dalam hati
"Belvia" panggil nyokap
"i..iya mah" ucap gue seraya mendekat ke nyokap gue di ruang keluarga
"mamah gak akan marah, bener kamu masih pacaran ya sama Adib?" tanya nyokap gue
"i.iya" ucap gue gugup
"yaudah mamah gak maksa kamu buat putus, tapi sampai lulus SMA belum putus mamah jodohin kamu ke temen papah ya" ucap nyokap gue
"iya mah" ucap gue lalu pergi ambil yogurt dan bawa ke atas
gue nangis seraya makan yogurt. gue telpon Rena. semalaman dia mendengar curhat gue.
"tapi lu juga sebenarnya udah enggak srek sama Adib kan? tau gak Bel gue juga."
gue sempet kaget.
"Adib sekarang sering maksa gue buat nyampein ini lah itu lah, dan saat gue minta tolong sampein ke Noval dia gak mau. ya terpaksa gue harus ke ruang osis. padahal saat itu kaki gue lagi terkilir. Noval aja sampai khawatir dia suruh aku pulang sama dia. dan untung ada Sarah juga disana"
"maaf ya Ren hiks, kalau gue tau gue bilang ke Adib jangan kek gitu ke elu." ucap gue nangis
"gak papa Bel, coba kamu perlahan kasih tau dia juga biar gak terlalu egois dianya"
"iya Ren makasihh. tapi Ren kalau gue gak putus sama Adib sampai lulus SMA nyokap gue mau jodohin gue sama temen bokap" ucap gue
"....sumpah?"
"heem.. gue harus gimana" tanya gue
"tadinya gue mau mbela kamu sama Adib, tapi semakin kesini adib semakin egois,posesif."
"gue juga bingung Ren"
"duh Bel,, gue dipanggil nyokap gue sueuh kebawah. besok cerita lagi ya dadaaa"
tut
Gue dilema sumpah mengikuti kata orang tua agar bisa memilih pasangan sendiri tetapi bukan dengan Adib atau tetap memilih Adib yang gue sayang dan membantu doi untuk berubah. gue telpon Adib sekarang
"halo dib?"
"halo princess. May I ask you first?"
" kenapa?"
"menurutmu akhir akhir ini aku gimana?"
"egois posesif"
"posesifnya gimana? egoisnya gimana?"
"aku juga butuh waktu untuk temen temenku walaupun itu cowok, dan aku juga butuh waktu untuk keluargaku, dan aku juga pasti butuh waktu untuk diriku sendiri. jangan terlalu seakan akan hanya gue yang nggak ngerti perasaan lo. lo juga ga mikir perasaan gue gimana kan"
"yaudah maafin Adib ya, Adib gak bakal ngulangin kesalahan yang sama"
"hmmm janji?"
"iya princess, yaudah dah jam 9 tidur dulu besok masih masuk sekolah."
"iyaaa"
"Assalamualaikum, mimpi indah ya"
"waalaikumusalam, mimpi indah juga"
.
.
.
.
finish
VOTEMENT!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilema
Teen FictionKehidupan seorang perempuan yang dipenuhi akan dilema. Bagaimana perjuangan Belvia dengan dilemanya itu? -Dilema