38. (Special) Adib

18 2 0
                                    

Rena POV

Zahra, tentunya dihukum penjara seumur hidup. Dia dinyatakan membunuh 3 mantan kekasihnya. Tentunya, Bokap Anton naik pangkat karena ia berhasil memecahkan kasus sulit ini.

Gue masih ingat sekali saat Adib pulang ke jogja dan tidak keluar kamar selama seminggu. Wajah dia terlihat ketakutan dan trauma terutama kepada perempuan. Gue sempat datang ke rumah Adib. Susah sekali mengontrolnya karena dia menjadi takut perempuan. Setelah gue berhasil nenangin Adib pada hari ke 10, Gue saranin dia selalu datang konseling kepada gue sekali perminggu. Dan syukurlah, dia mulai tenang.

Depresi dan stress tidak bisa hilang begitu saja. Bukan karena dia tidak dekat dengan tuhan, tetapi karena masalah mental orang itu.

Setiap konseling, Adib pasti menangis dan menutup matanya agar tidak melihat gue. Beberapa menit pasti gue diam saja agar dia bisa sedikit tenang.

Saat depresi dan stress dia sudah mulai hilang, dia tiba tiba cerita. Kalau dia pacaran dengan Zahra itu agar bisa move on dari Belvia. Hasilnya nihil, tetapi Zahra menunjukan sikapnya yang tulus dan perhatian. Itulah yang membuatnya jatuh cinta. Tetapi zahra itu bukan orang yang dia kira.

Singkat cerita, saat Adib sudah berkeluarga, ia datang menemui Zahra. Tentu saja ngobrolnya lewat telepon. Tetapi tetap tatap muka. Gue ikut karena takutnya kalau Adib hilang kendali.

"hey" sapa Adib

"...ada apa?" tanya Zahra

"apa kabar?" tanya Adib

"..." Zahra hanya diam

"Kok diam? Zah, kamu kan ceria dan periang." ucap Adib

"...tau apa lu soal gue. Gue membunuh 3 orang dib. Lu bisa saja ikut terbunuh. Mengapa lu tetep........mau... ramah ke gue sih" ucap Zahra sedikit marah

"Terima kasih Zah" ucap Adib

Zahra kebingungan dengan Adib.

"Dari kamu, akhirnya aku bisa membuka hati lagi." ucap Adib

"selama lu pacaran sama gue, emang lu tulus? lu kan ngomong belum bisa move on dari mantan lu." ucap Zahra

'5 Menit lagi' ucap polisi dari jauh

"Aku tulus. Walaupun setelah kamu ditangkap aku depresi sih" ucap Adib

"Depresi? kamu depresi?" tanya Zahra sedikit khawatir

"kamu masih khawatir? Aku gak papa kok. zah sebenarnya kamu tulus gak?" tanya balik Adib

"...." Zahra tidak menjawab

"Permisi waktunya sudah habis" ucap polisi

"Yaudah Selamat tinggal" ucap Adib

"Adib...Gue tulus sama lu. Baru pertama kali ini gue tulus sama seseorang. Dan lu juga sudah ngajarin gue, kalau kebahagiaan tidak hanya dari uang. Terima kasih Adib" ucap Zahra yang sudah ditarik polisi

Adib hanya tersenyum dan mengajak gue pulang. Selama di mobil, gue dan Adib diam tidak berkata apapun. Gue yang menyetir  juga penasaran bagaimana mereka bertemu. Gue pun memulai obrolan

"Mm dib, gue boleh tanya?" tanya gue

"Silahkan" jawab Adib

"Eee Lu sama Zahra ketemu nya gimana sih?? Dan soal tulus tulus itu apaan?" tanya gue

"Ceritanya panjang sih."

Adib POV

Saat gue mulai kuliah di bandung, Gue belum punya teman sama sekali. Tiba tiba ada seorang perempuan duduk di sebelah gue dan memperkenalkan diri.

DilemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang