24. Percaya

20 2 0
                                    

"A..Adib"

"maaf ya kak, permisi" ucap Layla yang pergi. Dan aku bisa melihatnya menangis.

"e..eh ma..maaf" ucap Adib yang garuk garuk kepala setelah melepas rangkulannya.

gue diem aja gak berani ngomong apa apa. jantung gue gak kuat, rasanya sakit kalau inget dia bukan siapa siapa gue lagi.

"permisi" ucap gue pergi

"hey, Mm boleh minta waktunya sebentar?" tanya Adib

gue berhenti berjalan. dan melihat kalung dari Adib yang masih gue pake. Gue lepas masukin ke saku. Gue berbalik

"Mm, nanti pulang sekolah mau ngomong bentar boleh?" tanya Adib

gue mikir sebentar, "ya" ucap gue langsung pergi ke kamar mandi. udah kebelet banget woy mana ditahan tahan sama Adib.

-8-

Kriiinggg

pulang sekolah, gue mau langsung pulang capek. Gue keluar kelas tepat di pintu kelas. Eh gue lupa, kalo Adib mau ngomong. Gue langsung balik badan.

"A...dib"

Dia berada di depan ku persis.

"Oi lu ngobrol aja dulu, gue nanti bilang Rena" ucap Rizki yang duluan pergi.

"Mm ugh.. Ma..maaf"

Gue berusaha nahan tangisan gue. tapi dada gue sakit. bener bener nyesek liat dia.

"Jujur Bel, aku masih sayang kamu. Aku gak bisa ngejauhin kamu, apalagi move on Aku sekalinya setia ya setia. Aku gak main-main soal perasaan" ucap Adib

gue masih menatap dia, dan perlahan air mata gue jatuh. Jujur gue masih sayang. Sayang banget.

"a..aku...juga sayang kamu dib" ucap gue menahan tangisan.

Adib kaget dan memeluk gue yang mungil.

"kamu masih mungil aja" canda Adib

gue langsung pukul perutnya. Dan pergi seraya menghapusa air mata gue.

"eh iya Princess maaf" ucap dia yang jalan di samping gue

"janji ya bakal berubah, gak kayak dulu lagi" ucap gue sambil mengeluarkan kelingking gue. Adib tersenyum lalu tangannya mengunci tangan gue.

-8-

17 Agustus 2019

Hari kemerdekaan indonesia. Aku mengikuti lomba basket, Adib juga. Pada akhir perlombaan, kelas gue yang perempuan juara 3 dan yang laki laki juara 1.

"ciee juara 1 ren" ucap gue menghampiri Rena karena kelas dia juara 1 yang perempuan.

"hehe tengkyu" ucap dia.

"Bel, jalan jalan yuk" ajak Adib

"sanaa jalan jalan aja" usir Rena

Gue dan Adib pun jalan ke taman belakang. karena disana tamannya luas. Kita duduk di bangku.

"hmmm asri banget deh sini" ucap gue

"iya indah lagi" ucap Adib

"permisi kak"

Gue dan Adib langsung nengok ke asal suara itu.

"Mm kak Adib ya? boleh minta foto bareng?" tanya adek kelas itu.

Gue tau dia kelas 10. Anak baru. Gue persilahkan aja Adib diajak fotbar, asal gak aneh aneh aja. kayak peluk atau semacamnya.

"makasih ya kak" ucap adek kelas itu langsung pergi ke temennya dan berteriak.

DilemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang