"HUWEEEEE RENAAAAA" teriak guwe ke kelas Rena
"kenapa dia ki?" tanya Rena
"Adib" jawab Rizki
Rena langsung suruh gue duduk. Untung di kelas Rena lagi sepi. Yang lain pada keluar semua.
"Ini udah 1 bulan sejak km break dan 1 bulan sejak kamu putus. Masih belum bisa relain kan?" tanya Rena
Gue hanya mengangguk tanda setuju. Gue ngomong kalo gue masih sayang, tapi gak bisa balikan atau pun belum tau gue masih ingin balikan atau enggak.
"lu mikir mikir dulu deh, kalau mau balikan coba aja. kalau beneran enggak ya enggak. Gue terserah lu. kalau lu gak mau sakit hati terus mending enggak. Tapi kalau keputusan lu balikan yaudah gue cuma bisa dukung aja" ucap Rena
"orang bisa berubah sih Bel tapi butuh waktu yang enggak sebentar. Tapi pas kamu dulu break juga dia berubah enggak?" tanya Anton
"iya sedikit, tapi dia posesif lagi. Gue jadi gak bebas" ucap gue
"dalam suatu hubungan pasti ada masalah, tergantung kita menanggapinya bagaimana" ucap Rena
"Cemburu atau posesif wajar tapi kalau berlebihan baru enggak wajar" ucap Rizki menambahkan
"coba deh lu move on sebisanya dulu kalau gak, move on paling ampuh itu cari cowo lain" ucap Anton
"kalau menurut lu dia berubah, balikan enggak papa tapi lu juga harus ada tanggungannya yaitu ngeyakinin orang tua lu kalau Adib tu bukan orang yang orang tua lu pikirkan" ucap Rizki
gue diem aja, selama sekolah gue mikirin itu terus. kata kata yang dilontarkan oleh sahabat-sahabat gue. selama kita putus, belum ada sih komunikasi satu sama lain.
-8-
".........KAMU.........DASAR..."
"....UDAH....BERANI?...."
"MAU........CERAI....ADEK SAMA MAMAH, KAKAK SAMA AYAH"Gue langsung membuka mata gue mendengar kata cerai yang nyokap dan bokap bicarakan. gue berusaha mendengar lewat pintu kamar. Nyokap dan bokap berantem dan mau cerai itu yang ada di pikiran gue. Gue liat jam, tepat dipukul 3 pagi. Gue langsung kembali ke tempat tidur, dan gue tidur dalam keadaan menangis.
Gue bangun jam 6 mandi dan berangkat sekolah naik ojek online. gue langsung nangis di kelas. Rizki yang melihat itu, bertanya tanya ada apa denganku.
"lu kenapa bel?? dateng dateng udah nangis. Adib?" tanya Rizki
Gue langsung ajak Rizki keluar dan menceritakan bahwa gue mendengar nyokap dan bokap gue berantem. Rizki langsung menelpon Rena dan yang lainnya. mereka pun langsung menghampiri kita.
"Bel kenapa nangis??" tanya Rena yang barusan sampai
Rizki pun menceritakan yang gue ceritakan tadi.
"gue takut burenn,, takutt" ucap gue menutup wajah gue
Rena jongkok di depan gue dan menarik tangan gue perlahan.
"hey, Belvia kan dengernya samar samar. Bisa aja salah paham. Aku tau kamu lagi banyak pikiran, tapi kamu juga harus tetap positive thinking ya." ucap Rena nenangin gue.
Gue tersenyum sedikit dan memeluk Rena.
-8-
Gue dikelas kadang melamun, keluar air mata sendiri, dan menjadi lebih diam. Rizki kadang mengajak gue ngobrol dan berusaha membuat gue senang.
"Bel, lu gak sadar ya? lu kayak gini, ada yang lebih khawatir. liat tu arah jam 2" ucap Rizki
Gue pun liat ke arah sana lalu stuck mata gue. Jantung gue berdetak lebih kencang, mata gue terbelakak. Gue langsung mengalihkan muka gue. Iya, Adib memperhatikan gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilema
Fiksi RemajaKehidupan seorang perempuan yang dipenuhi akan dilema. Bagaimana perjuangan Belvia dengan dilemanya itu? -Dilema