41. (Special) Rizki & Sarah (2)

9 2 0
                                    

kreeeeekkk

Tangan Sarah menggenggam baju gue. Gue memegang kepala Sarah agar dia tidak begitu ketakutan. Cara itu yang biasanya ibu lakukan kepada gue.

"duh apa mataku yang salah lihat ya." ucap pak satpam yang kembali menutup pintunya.

Perlahan lahan, langkah pak satpam tidak terdengar lagi. Kita menghembuskan nafas lega. Sarah sadar akan dipeluk gue dia langsung menjauh. Kita jadi canggung karena hal itu.

"mm masih sakit?" tanya gue

"udh gak begitu kok. A..ayo keluar" ucap Sarah canggung

Kita pun keluar sekolah lewat pintu belakang. Gue membantu Sarah jalan ke terminal.

"rumah lu mana? gue anter aja." ucap gue

"Kita searah kok" ucap Sarah

"searah??" tanya gue

Tak lama kemudian, bis terakhir datang. Sarah duduk, gue berdiri. Setelah sampai, gue bantu dia turun dari bis. Niatnya gue mau anter sampai rumahnya.

"gak usah ki, gue sendiri aja disini. Nanti malah lu gak dapet bis lagi" ucap Sarah

"udah gue anter aja. Sebagai tanda terima kasih gue ke elu karena udah bangunin gue tadi pagi di bis" ucap gue

Sarah tertawa kecil.

Setelah sampai, gue lihat rumahnya. Bertulisan panti asuhan. Gue kaget. Rumahnya sederhana sekali. Gue pun antar Sarah sampai depan pintu.

Tok tok tok

"Lu mau mentertawakan gue silahkan. Selama lu masih punya orang tua, cintai mereka ki dan berdoa biar mereka segera kembali. Kalau gue berdoa pun mereka gak bakal datang." ucap Sarah

Deg

Ucapan Sarah menusuk hati gue. Tapi dia tau darimana kalau orang tua gue gak ada disini.

Cklek

"Bunda! mbak udah pulang!" ucap anak kecil itu yang membuka pintu.

"Sarah kamu kok pulang baru jam segi-loh ini siapa?" tanya Bunda

"teman Sarah bun, namanya Rizki. Dia nganter Sarah sampai sini" jawab Sarah

"Assalamualaikum tante" ucap gue seraya salim.

"Walaikumusalam, Rizki mau masuk dulu?" tanya Bunda

"gak usah tante, saya langsung pulang aja udah malam juga. Assalamualaikum" ucap gue seraya pamit

"walaikumusalam hati hati ya"

Gue pulang naik gojek. Dan sampai rumah, gue diperingati bibi jangan pulang malam malam.





























"Woy ki, lu dicariin kakel tuh katanya gak pernah kumpul lagi. Ditagih hutang lu" ucap Adib sebelah gue

Gue pun pergi keluar dan mencari kakel itu.

"masih besok kan? iya iya gue kasih tau besok gimana" ucap gue pasrah

"wah tanda tanda gak berhasil nih gus. yaudah gue tunggu besok di tempat biasanya ya" ucap kakel itu dan pergi.

'haduh uang 500.000 gue habis sudah'

Gue balik ke kelas dan lanjut tiduran.

"Gimana Sarah?" tanya Adib

"hmmm"

Pulang sekolah gue pergi ke taman belakang menunggu Sarah yang biasanya kesini. Emang enak sih disini, sejuk dan asri.

DilemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang