39. (Special) Fahru & Ayah

19 3 2
                                    

Belvia POV
keesokan harinya setelah gue dan Fahru nikah, Nyokap Fahru jatuh sakit. Dan dia berpesan, agar gue dan Fahru saling melihat sudut pandang satu sama lain.

"iya ibu." jawab gue

Tidak lama setelah itu, Nyokap Fahru menghembus nafas terakhirnya. Cinta pertama Fahru yang bernama Fatimah Nabhan sudah meninggalkan dunia. Fahru menangis tak bersuara. Gue menggandrng tangannya seraya menangis.

Setelah kami mempunyai anak, kami menjadi sibuk dengan urusan masing masing. Fahru kerja dan gue ngurus anak serta bersih bersih rumah. Gue jadi lebih capek dari biasanya. Karena harus menjaga bayi.

Saat Evan sudah berumur 1 tahun gue sudah gak terlalu repot. Evan sudah bisa jalan. Saat gue jalan jalan bersama Evan di taman kota, gue lihat ada Fahru bersama seorang perempuan. Perempuan itu cantik sekali dan sesekali mereka tertawa. Gue sedikit merasa aneh melihat mereka berdua duduk santai di taman. Gue marah saat melihat Fahru menali sepatunya dan saat itu juga gue melihat cewe itu menciumnya. Gue langsung menangis dan mengajak Evan pulang.

'Mas selingkuh?'

Pikiran gue dipenuhi dengan itu.

"mah..mah" panggil Evan

"iya Evan, mamah disini" ucap gue

Gue tetap murung. Dan gue memutuskan memasak untuk makan malam. Sebelum itu, gue menunggu Evan tidur dahulu.

Saat gue memotong wortel, jari gue tidak sengaja tergores pisau. Gue langsung membersihkan dengan air dan memasangnya dengan handsaplas.

Tidak lama kemudian, Fahru pulang.

"Assalamualaikum mas pulang" ucap Fahru

"walaikumusalam" jawab gue

"Dek, gue langsung tidur ya. Capek banget hari ini" ucap Fahru

"makan mala-" belum selesai gue berbicara Fahru sudah menutup pintu kamar.

Gue makan sambil menangis. Evan bangun dan menghampiri gue.

"Mamah sayang Evan kok" ucap gue

Setelah selesai makan malam, gue menemani Evan sampai tertidur. Gue pergi ke kamar dan melihat Fahru yang sudah tidur nyenyak. Gue sedih sekali. Tapi kenapa gue gak berani tanya Fahru soal ini.

Keesokannya, gue bangunin Fahru. Dan gue pingin banget beraniin tanya tentang kejadian kemarin.

"Mm Mas" panggil gue

"kenapa dek? Mas lagi buru buru, maaf ya sampai ketemu nanti malam" ucapnya seraya mengecup dahi gue

Gue gak berhasil tanya. Berhari hari pun juga begitu. Akhirnya gue pergi meninggalkan surat dan membawa Evan ke rumah Rena. Sampai sana, gue menceritakan apa yang terjadi.

"yakin? Setau gue Fahru enggak seperti itu" ucap Rena

Gue tetap bercerita hingga menangis.

"udah jangan nangis. Gue yakin itu bukan yang lu pikirkan. Yaudah lu disini aja dulu. Evan juga lagi mainan di kamar Rey" ucap Rena

Gue lihat sudah jam 7. Harusnya Fahru sudah pulang. Gue gak nulis sih posisi gue sekarang dimana. Dan hp gue emang dari tadi mati.

Tidak lama kemudian, Fahru datang ke rumah Rena. Gue tanya kok dia tau gue ada disini.

"Apa yang aku gak tau dari istriku dek. Sini" ucap Fahru yang meminta gue untuk memeluknya

"siapa cewe itu?" tanya gue

Rena yang melihat gue langsung membiarkan gue dan Fahru sendiri untuk mengobrol. Rena pergi ke tempat Evan dan Rey berada.

Fahru yang tadinya meminta gue untuk peluk pun langsung memeluk gue duluan. Dia mengelus kepala gue. Dia menekuk lutut kirinya seraya memegang tangan gue.

DilemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang