44. (Special) Noval & Ayah (2)

16 1 0
                                    

"maksud ibu?" tanya gue

"Tante dulu menjadi korban pemerkosaan. Sarah adalah anak dari hasil pemerkosaan itu. Ayah yang tau adiknya menikahi perempuan korban pemerkosaan itu, sempat tidak setuju. Tapi karena om orangnya rendah hati dan ayah dibuat luluh, akhirnya menerimanya." ucap nyokap

Gue yang selama ini menganggap Sarah sebagai adik sendiri langsung berpikir Sarah itu orang asing. Gue yang sudah mendengar itu, langsung pergi ke kamar.

'Sarah bukan saudara kandung gue'

-8-

Keesokannya gue berpikir.

'hari ini ke makam Ali, tante dan om. Harusnya gue sendiri aja.'

"Noval! ayo sarapan!" teriak ibu

"baik ibu."

Sampai sekolah pikiran gue kemana mana. Hingga saat gue ada pertemuan dengan panitia teater.

"Gimana ya kak"

"ah i..iya boleh" ucap gue

"perwakilan kelas ips Fahru dan Sarah berarti ya"

'Fahru? kayak pernah denger' pikir gue

Saat pulang sekolah, Sarah sudah menunggu di mobil gue dengan senyumannya.

"...minggir" ucap gue

"kak? ada masalah kah?" tanya Sarah yang duduk di depan

Gue diam aja.

Selama di mobil kita menjadi canggung. Sebelum ke makam, gue membeli bunga.

Setelah sampai, gue turun dan menghampiri kuburan tante dan om dahulu barulah Ali.

"Kak, apa Sarah ada salah?" tanya Sarah yang memegang tangan gue.

Gue langsung menarik.

Selesai berdoa gue langsung balik. Tidak memperdulikan Sarah. Gue menggaruk garuk kepala gue.

'apaan sih. kok gue kekanak kanakan'

Sarah masuk setelah beberapa menit.

"Maaf Sar gue lagi banyak pikiran" ucap gue yang akhirnya buka suara.

"gak papa kak." jawab Sarah yang setelah itu membuka hp.

"Kita pulang sekarang ya." ucap gue

"iya. Haha liat deh kak masa Rizki cemburu aku hari ini jalan sama kakak. Padahal kita cuma saudara." ucap Sarah tertawa.

"saudara?" tanya gue

"haha iya" ucap Sarah melihat gue dan perlahan senyumannya pudar.

"Maaf Sar bukannya gue nyela. Tapi kita itu bu-"

"Apa tante udah ngasih tau, kalau aku bukan dari keturunan kalian?" tanya Sarah

Gue kaget. Dia sudah tau lebih dahulu.

"Ka..kamu tau?" tanya gue

"Iya. Maaf" ucap Sarah

"...Sar, ja..jangan anggep gue kakak lu lagi ya. Bukannya gue gak mau. Tapi tau lah gimana. Mungkin kita bisa jadi teman aja." ucap gue

Sarah terdiam.

Setelah sampai panti, dia turun tanpa bicara apa apa. Gue melihat Sarah hingga benar benar sudah masuk panti, setelah itu pulang.

"Dah pulang? Tuh ibu beli makan malam. Kalau mau dimakan sekarang gak papa. Ibu capek sekali." ucap ibu yang habis pulang dari kerja juga.

Sejak ayah meninggal, ibu gue menjadi karyawan kantor. Gaji ibu lumayan besar, karena ibu juga lulusan S3.

DilemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang