Rasanya beruntung bisa bertemu dan kenal dengan yang namanya Safiyyah Huyayna. Wanita lemah lembut nan anggun itu, yang kini Sekarang dan sampai kapanpun akan selalu menjadi pendamping hidupnya.
Ia selalu menjadi laki-laki yang sangat beruntung memiliki wanita seperti Fiya. Sungguh wanita yang sempurna, tiada tara. Ia akan selalu berjanji untuk tetap setia sampai kapanpun, karena Fiya adalah cinta pertama dan akan menjadi cinta terakhir bagi hidupnya. Sungguh tak bisa dibayangkan jika tak ada Fiya dalam hidup Zafran. Semenjak hadirnya Fiya, hidup Zafran jadi semakin berwarna.
"Woi Zaf, lo ngapain sih bengong aja dari tadi. Sadar song. Dari tadi kita ngobrol malah bengong aja kaya gitu. Kita baru ketemu loh ini." Kafka kesal dengan temannya yang satu ini. Dari tadi semenjak awal mereka ketemu sampai sudah hampir dua jam mereka duduk sama-sama, Zafran hanya diam melamun tapi sambil senyum-senyum gitu.
"Eits, rupanya Kafka ini gatau atau pura-pura lupa Kaf? Zafran dari dulu kan emang suka ngelamun semenjak pacaran sama Fiya. Kaya dunia dia itu Fiya semua gitu, gak ada yang lain." Ikram yang memang dari dulu tak pernah berpisah jauh dari Zafran tentu sudah tau bagaimana kelakuan Zafran yang memang semakin hari semakin tidak waras hanya karena cinta.
Yang menjadi topik pembicaraan pun hanya diam tak berniat untuk menanggapi omongan sahabat-sahabatnya itu. Toh memang benar kan, hadirnya Fiya itu selalu membawa kebahagian dalam hidup Zafran.
"Oh gitu? Jadi kelakuan dia Dari dulu sampe Sekarang belum berubah? Masih gila gara-gara si Safiyyah itu? O ayolah, kenapa kalian tidak menikah saja sih. Biar hubungan kalian itu lebih afdol gitu, biar lo juga makin waras Zaf." dari dulu Kafka selalu begitu. Walaupun awalnya ia tak percaya hubungan Zafran dan Fiya bisa selanggeng ini. Tapi kini ia ikut bahagia dan selalu mendoakan yang terbaik untuk sahabatnya.
"Gimana zam menurut lo? Kalo gue sih setuju sama Kafka, suruh nikah aja tuh sih Zafran sama Fiya adik lo. Toh udah sama-sama tau juga kan?"
Azam yang dari tadi hanya diam pun akhirnya dilibatkan dalam pembicaraan itu "kalo gue sih mana baiknya aja lah. Yang pasti gue seneng kalo liat sahabat dan adik gue bahagia. Yang penting jangan sampe aja buat Safiyyah sedih apalagi sampe kecewa, kalo gak mau berurusan sama gue. Lo tau sendiri kan Zaf dari kecil kita emang cuman berdua. Gak ada tuh kasih sayang orangtua, jadi ya kita berdua emang selalu saling menguatkan. Jadi gue gabisa liat Fiya sedih."
"Tapi selama ini Lo bisa liat kan zam, nyatanya Fiya bahagia banget. Bukan cuman Fiya malah, tapi noh liat. Zafran udah sampe gak waras gitu. Lucu sih mereka, gue suka aja gitu liatnya."
"Iya Am, gue tau itu. Makanya gue juga ikut bahagia. Makasih Zaf, lo udah nambah kebahagiaan adik gue."
Lagi-lagi Zafran hanya tersenyum. Seakan senyumnya itu adalah jawaban dari segala pembahasan teman-temannya.
Persahabatan mereka juga tak jauh berbeda dengan perkenalan nya dengan Safiyyah. Mereka juga dipertemukan saat ospek. Yang mana, kebetulan mereka ber-4 itu satu tim.
Nalendra Zafran Akhtar, yang sekarang statusnya sudah menjadi dosen dan pacar Fiya.
Ikram Faisal Basri, dia juga sudah menjadi dosen sama seperti Zafran. Jurusan yang sama pula, tapi kampus yang berbeda. Kalau dengan Ikram, Zafran sudah dari SMA bersama, makanya tak aneh jika Ikram Sangat tau tentang Zafran. Karena memang sejak awal kenal sampai saat ini, Mereka tak pernah berpisah jauh. Terlebih rumah mereka yang ternyata cuman terpisahkan oleh 2 rumah saja, membuat dua orang ini terlihat seperti kembar tak seiras karena selalu bersama.
Muhammad Kafka, yang satu ini memang hanya bertemu saat ospek aja. Karena jurusan mereka juga beda. Kafka anak manajemen, dan waktu S2 dia juga kuliah di Bandung. Dan baru hari inilah dia kembali ke Jakarta, karena sekarang ia juga sudah kerja di Jakarta. Tapi walaupun begitu, waktu S1 kan mereka masih terbilang dekat, jadi sering nongkrong bareng juga lah.
Azam Hizbullah, dia anak komunikasi. Sampai S2 nya pun melanjutkan dengan jurusan yang sama. Sebenarnya Azam ini tidak seumuran dengan mereka, dia lebih tua. Tapi karena alasannya ingin seangkatan dengan Fiya adiknya agar bisa selalu memantau, jadilah sekarang ia berteman dengan 3 pemuda ini.
..
Zafran memang berniat menikah dengan Fiya, tapi tidak sekarang. Entah rasanya masih ada yang mengganjal di hatinya. Mungkin, beginilah dulu hubungan mereka berjalan. Toh, keduanya sama-sama tau.
..
Update lagi,
18 Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSEN IDOLA (END)✅
General Fiction*cerita masih lengkap* Nyatanya yang pergi tak akan kembali dan yang ada tak mesti sama. Ini tentang bertahan, sejauh mana hati dan seisinya bertahan pada situasi yang tak lagi sama. .. Fiy, aku janji tak ada yang lain. (Nalendra Zafran Akhtar) Dia...