tantangan dosen idola

2.3K 122 0
                                    

Dari awal memang belum disebutkan, sebenarnya Zafran itu dosen apa. Iya, Zafran dan Ikram itu mengambil jurusan yang sama yaitu bahasa Inggris. Jadilah sekarang mereka juga jadi dosen bahasa Inggris.

Tantangan menjadi dosen ganteng seperti mereka itu sangat lah besar. Ya bagaimana tidak, zaman sekarang itu cewek sudah semakin berani menyatakan cinta walaupun sama dosennya sendiri. Memang sih, dosen idola seperti Zafran itu tidak boleh punah karena orang-orang sepertinya lah yang membuat para mahasiswi rajin datang ke kampus.

Pagi ini ia kembali mengajar seperti biasa. Menjadi dosen ternyata tidak sesulit yang di bayangkan. Dosen itu bisa melakukan apa saja kepada mahasiswanya, eits tunggu dulu. Maksudnya itu, tidak seperti guru yang harus menjelaskan berbicara dan lain sebagainya. Tapi dosen itu hanya mungkin sebagai tempat diskusi saja. Karena tingkat ini adalah tingkat dimana mahasiswa itu harus mencari solusinya sendiri dalam apa yang ia pelajari. Mereka harus mulai belajar mencari, tidak hanya menerima saja.

Ketika Zafran sedang dalam perjalanan menuju kelas, tiba-tiba ada sesuatu yang menabraknya dari belakang. Spontan pun ia langsung menoleh ke belakang "eh maaf-maaf kamu gpp?" Zafran tau sekali ini. Mungkin dia salah satu fans nya, yang mencari-cari kesempatan. Karena diliat dari mukanya juga dia bukannlah salah satu mahasiswi yang diajarnya.

"Enggak-enggak, saya yang minta maaf. Tadi saya buru-buru takut telat. Maaf ya sekali lagi maaf." Setelah mengucapkan maaf, wanita itu langsung pergi begitu saja. Aneh, kenapa dia tidak ada modus? Jadi tujuannya menabrak ku apa? Ah sudahlah, lebih baik aku langsung saja masuk kelas.

"Morning guys." jadi memang begini. Aku mengajar itu dengan gaya yang santai saja. Menurutku agar mereka bisa menganggap ku selain dosen itu seperti teman sendiri. Dengan begitu pasti akan lebih santai. Karena aku juga pernah merasakan bagaimana rasanya menjadi mahasiswa seperti Mereka. Yang dituntut menjadi seperti apa yang dosen mau. Dan tentunya setiap karakter dosen itu kan berbeda-beda.

"Sepertinya ada yang baru dari kalian?"

"Iya pak, baju kelas kita baru aja jadi. Sekarang persemian nya." Itu Santi, yang selalu cari perhatian sama aku. Bisa dibilang, dia adalah fans fanatik seorang Zafran yang tampan serta baik hati ini.

"Tapi kok itu ada yang gak pakai baju yang sama?" Aku menunjuk salah satu wanita yang dari tadi belum kulihat rupa wajahnya. Karena dia masih menunduk entah apa yang tengah ia lakukan. Dan yang ditunjuk pun mungkin merasa jika dia lah yang di bicarakan dan langsung mendongakkan kepala.

"Dia Kiya pak, selama kelas bapak memang ini hari pertama. Itu loh pak, Nadhira zaskiya Putri. Dia yang ikut program pertukaran pelajar kemarin."

"Oh kamu orangnya? Pantas saya tidak Pernah melihat. Dan saya juga baru sadar kalo si bule itu sudah tidak ada di kelas ini." Yah, sekarang aku sedang berada di salah satu kelas unggulan. Banyak sekali program unggulan dari sini. Salah satunya itu tadi, dia baru selesai pertukaran pelajar ke Belanda selama 1 semester. Dari semester 3 hingga sekarang dia datang di semester 4.

"Oh yasudah, Karena kita masuk di semester baru jadi kita bicarakan dulu kontrak kuliah selama 1 semester ke depan ya. Oh satu lagi, sebelum itu saya memilih pj saya saat ini adalah kamu ya." Entah karena apa tapi spontan aku menunjuk ke arah wanita itu. Wanita yang mungkin baru pertama kali masuk kelas ini, tapi dia tampak berbeda dari yang lain.

"Yah kok Kiya sih pak? Kan ada Santi pak, Santi siap kok jadi pj bapak." Santi selalu saja bersikap berlebihan seperti itu

"Semester lalu kan si bule, nah saya mau semester ini dia. Kan dia yang menggantikan bule Belanda itu. Kamu mau kan?" Tanyaku sekali lagi karena Tak kunjung dia bersuara. Selain kudengar suaranya pertama kali di koridor tadi.

Sebelum menjawab dia menoleh ke sekeliling nya terlebih dahulu dan akhirnya "iya pak saja mau."

"Yah Kiya mah selalu beruntung."

"Cewek lagi cewek lagi..

"Jangan dong Kiya."

Serta banyak lagi kata-kata anak-anak di kelas itu tapi tak terlalu ku hiraukan. Biarkan saja lah, toh tak ada maksud apa-apa juga aku memilih dia. Hanya mungkin karena dia pintar, jadi kalau jadi oh itu tak terlalu ribet. Sepertinya dia juga gak terlalu rempong. Jadi mungkin sedikit lebih aman.

"Ok lanjut lagi ya, sekarang kita sudah memasuki semester 4. Jadi hampir dua tahun kalian kuliah dan kebetulannya kelas kalian sudah ketemu saya sejak semester lalu, dan saya ingatkan lagi kalau kalian ini kelas internasional. Ngerti kan apa maksudnya. Saya kasih kalian pilihan, jadi di semester ini kalian tidak ada diskusi seperti biasa. Saya akan kasih kalian tugas yang harus kalian lakukan. Kalian pilih mau yang mana?"

"Maksudnya pak?"

"Kita tidak kuliah tatap muka tapi kalian akan lakukan praktek lapangan. Pilihannya ada dua, pertama saya akan berikan judul, dan kalian harus kembangkan judul itu. Dalam artian kalian buat seperti KTI gitu. Yang kedua, kalian menjadi pemandu wisata, dan dari situ kalian juga harus sambil melakukan penelitian. Dan untuk yang kedua ini diberi kebebasan judul nya. Yang penting seputar apa yang sudah saya bilang tadi. paham kan?"

"Paham pak."

"Nah ini dia poin enaknya jadi dosen. Jadi otomatis dia tidak mengajar. Enaknya juga di kelas internasional, bahwa sekali bilang saja mereka sudah bisa memahami tanpa protes.

"Bagus kalian mengerti, oh satu lagi. Untuk masalah absen per Minggu itu pj yang mengontrol. Jadi setiap Minggu pj harus ketemu saya untuk membicarakan absensi dan kegiatan kalian masing-masing. Satu Kelompok terdiri dari 5 orang. Khusus pj dia tidak melakukan tugas seperti yang lain. Tapi tugasnya adalah, dia harus tau semua apa yang kalian kerjakan."

"Lah pak, berarti pj sama aja ngerjain semua penelitian itu dong pak?"

"Ya bisa dibilang begitu. Karena dia harus bisa mempertanggung jawabkan absensi kalian. Setiap dia ketemu saya, selain menyerahkan absen. Dia harus menjelaskan progres dari apa yang masing-masing kelompok itu buat. Tugas ini berakhir di mid semester, untuk selanjutnya akan ada tugas lain."

"Lah kalo gini mah ribet juga ya untung bukan aku pj nya."

Semuanya tentu sudah aku pikirkan. Karena mungkin yang paling pintar di kelas ini adalah dia yang baru pulang pertukaran pelajar itu. Jadi jika dia diberi tanggung jawab lebih besar, kurasa dia juga mampu.

"Nadhira ngerti kan? Setelah ini bentuk kelompok dan serahkan sama saya berikut pilihan mereka. Nanti akan saya berikan panduan pengerjaannya."

"Baik pak, saya mengerti."

Setelah mengucapkan salam aku bergegas keluar dari ruangan itu. Rencana nya sekarang aku akan menemui Fiya, entah rasanya di kelas tadi aku sudah tidak fokus. Aku sangat ingin bertemu Fiya

..

Hola lanjut lagi nih
Follow Ig author dong, barangkali nanti bakalan kuis lagi kalian bisa ikutan.👇
Nurhidayah202

23 Juli 2020

DOSEN IDOLA (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang