Perubahan Pada Diri Zafran

1.2K 82 1
                                    

Genap setelah seminggu kepergian Safiyah Huyayna, tak ada yang sama lagi dalam hidup Zafran. Semuanya telah berubah, Zafran yang ceria, baik, Zafran yang hidupnya selalu bahagia. Bahkan siapa saja ingin memiliki hidup seperti Zafran, terlebih jika dilihat dari kacamata orang lain, kebahagiaan Zafran itu sangatlah sempurna dengan hadirnya Fiya dalam hidupnya.

Namun apa sekarang, Zafran berubah menjadi sosok yang dingin, arogan, sangat mudah sekali tersulut emosinya. Tak pernah tampak lagi kini senyum di bibirnya, wajah tampannya itu kini hannya dihiasi dengan tampang dinginnya itu. Hal itu tentu saja membuat segalanya tak lagi sama. Profesinya sebagai dosen, membuat semua orang sulit menerima perubahan yang drastis itu. Karena memang benar, ini terlalu cepat, juga tak pernah di duga sebelumnya bahwa sosok yang sangat banyak penggemar ini seketika untuk menyapa pun orang sudah takut, meski baru melihat wajahnya saja.

Bagaimana kini dengan hidup Kiya, Nadhira Zaskiya Putri. Wanita itu kini tengah dirundung perasaan was-was sekarang. Karena biar bagaimanapun, ia yang harus selalu berhubungan dengan dosen yang satu ini. Jika sebelumnya mungkin terasa biasa, maka ia tak yakin untuk pertemuan-pertemuan selanjutnya. Ia tau betul dari cerita abangnya, bagaimana berubahnya sikap sang dosen idola itu. Kini ia yang tak pernah mengenal takut pun rasanya ingin saja berhenti saat ini juga. Berhenti dari segala rutinitasnya itu. Kini ia merutuki nasibnya sendiri, kenapa juga waktu itu ia mengiyakan saja tawaran dosennya itu. Padahal, jika waktu itu ia menolak, pasti tak akan serumit ini ujungnya.

Apalagi mereka baru melewatkan satu pertemuan, itu artinya masih ada 6 pertemuan lagi menuju mid semester yang mungkin bisa jadi jalannya bebas atau bisa jadi juga tidak.

"Kiya, kamu udah tau belum rumor tentang pak Zafran? Katanya dia berubah banget ya sekarang semenjak pacarnya meninggal. Duh, kasian banget tau lagian ya, aku juga baru tau kalo pak Zafran itu udah punya pacar, katanya mereka pacaran itu udah 7 tahun loh. Keren gak tuh? Kalo menurut aku ya, itu mah keren banget. Tapi sayang banget endingnya harus kaya gini, aku jadi takut tau gak sih ketemu sama pak Zafran. Untuk aja masih ada waktu sampe mid gak ketemu tuh dosen idola. Walaupun, kamu sih yang jadi korban dari kelas kita." Santi terus berbicara panjang lebar, membicarakan rumor tentang dosen idola yang didengarnnya itu. Biar bagaimanapun ia adalah salah satu fans fanatik seorang Nalendra Zafran Akhtar. Jadi sudah pasti apa saja hal tentang Zafran, ia pasti lebih dulu tau. Entah darimana kirannya sumber informasi itu, intinnya ia sudah seperti detektif yang cepat sekali mendapatkan informasi itu.

Kiya yang mendengar segala hal yang dikatakan Santi itu hanya bisa menghela nafas panjang. Biasannya ia tak pernah se grogi ii, tapi entah kenapa kali ini seperti ada yang berbeda dari dirinnya. "San, kamu tau kan betapa santainnya aku menghadapi setiap masalah? Aku pasti selalu meng handle segalanya. Tapi untuk yang satu ini, boleh gak sih aku nyerah aja. Beneran deh, aku gak sanggup ketemu sama pak Zafran. Dia tuh udah bukan dosen idola yang kita kenal dulu, dia udah berubah total. Aku denger sendiri dari abang aku, karena abang aku tu sahabat deket banget sama pak Zafran."

"Omg beneran? Ni ya Kiy, fiks deh ini mah. Kalo pak Zafran kali ini tuh emang nyeremin. Anak-anak juga pada bilang gitu. Beberapa mereka kan ada tuh yang dateng ke pemakaman pacarnnya pak Zafran. Mereka juga ada videoin coba? Liatin deh ni kalo gak percaya. Betapa hancurnnya pak Zafran waktu itu."

Kiya melihat video yang ditunjukan Santi, ia tak tau mengenai yang satu ini. Oh astaga, ketakutannya kali ini makin memuncak saja. "San, hari ini tuh waktunnya aku laporan sama pak Zafran. Gimana dong? Kamu temenin aku ya?"

"hah gah banget. Kalo kondisinnya msih kaya dulu sih aku mau-mau aja dengan senang hati. Kalo sekarang, makasih deh ya, tapi aku sih gamau dong nyerahin diri ke kandang singa." Santi saja seorang fans fanatiknnya seorang Zafran bisa takut, apalagi Kiya yang bahkan belum seminggu mengenal dosen itu. Rasannya sesuatu yang buruk sepertinnya memang sedang menimpa hidup Kiya kali ini.

Setelah mengumpulkan semuannya, hasil riset dari teman-teman sekelasasnnya itu hatinnya semakin berdebar. Tak sedikit temannya yang menyemangati karena hari ini ia akan bertemu dosen itu. Dari yang awalnnya idola, menjadi yang sangat dihindari oleh semua orang.

"Yang sabar ya Kiya, fighting pokoknnya."

"Kiya, jangan lupa baca doa dulu."

"Kiya jangan sampe bikin salah ya, kalo gak mau pak Zafran ngamuk."

Begitulah kira-kira ucapan dari teman-teman Kiya yang turut menyemangatinnya. Diperlakukan seperti itu semakin membuatnnya takut. Sekarang apa yang kini harus ia lakukan? Jam sudah menujukan pukul 14.00 dan belum ada respon dari sang dosen. Chat nya tak kunjung di read apalagi di balas. Sedangkan untuk menelfon? Ah... sepertinnya itu bukanlah ide yang bagus. Berani sekali jika ia benar-benar menelfon dosennya itu.

"Gimana dong guys? Chat aku belum juga di read nih apalagi dibalas coba. Duh, bikin jantung aku mau cpot aja rasannya."

"Sabar Kiya, biasannya kamu punya aja cara untuk menaklukan hati dosen. Kali ini kamu harus bener-bener pikiran caranya, jangan sampe salah kalo kamu gak mau kena masalah."

"Gimana dong Van, kamu mah enak tinggal ngomong. Ini ku loh yang ngejalani. Biasannya aku gak pernah sih sampe kaya gini, tapi untuk kali ini, huh,,, aku nyerah deh kayaknnya."

"Gabisa gitu dong Kiya, ini bersangkutan dengan nilai kita semua. Gak lucu dong kalo kita ngulang mata kuliah ini sekelas. Kita ini eklas internasional, yakali ngulang sekelas. Meskipun ini masalahnnya karena dosen, mana bisakita protes. Ujung-ujungnnya tetep aja kita yang kena."

"Ya mau gimana lagi dong. Bantuin mikir kek apa, aku buntu banget gatau harus gimana." Disela-sela Kiya berbicara seperti itu, Santi tiba-tiba nyeletuk.

"Eh, bentar deh guys. Ini aku dapet dari group fansnya pak Zafran. Katannya sekarang pak Zafran ada di makam pacarnnya. Liatin deh ini." Santi menujukkan isi chat group yang sedang membahas tentang pak Zafran.

"Kiya, apa gak sebaiknya kamu susulin aja tuh kesana? Mau nunggu waktu yang pas mah kapan. Kita gatau sekarang itu kondisinnya kaya gimana. Semoga aja pak Zafran tetap professional sebagai dosen, tapi bisa juga kan dia gak bisa ngontrol dirinnya sendiri."

Dari segala pembicaraan teman-temannya itu, Kiya merasa semakin terpojokan. Tak ada ada yang bisa ia lakukan sekarang selain memang harus menemui sang dosen. "Yaudah lah, aku temuin pak Zafran sekarang. Tapi beneran kan pak Zafran ada di sana sekarang? Shareloc deh sekarang. Aku langsung otw kesana, pokoknnya kalian doain aku semoga semuannya bai-baik aja."

"Eh Kiya, rambut kamu mendingan dirapiin deh. Jangan di urai gitu, menurut yang aku baca nih ya kalo orang lagi sensi itu paling gasuka sama yang namannya berantakan. Tapi ya terserah kamu lagi lah, good luck pokokknya buat kamu."

"Iya San iya, bawel deh. Aku bakalan susun stategi yang matang untuk menghadapi tuh dosen. Pokoknnya kalian pantengin group terus gimana hasilnnya. Karena berhasil atau enggaknnya ini tergantung aku."

Siang itu, Kiya bergegas menuju lokasi yang telah diberikan teman-temannya. Kini ia tau, bahwa ia adalah tumbal di kelasnnya untuk menghadapi dosen ini. Harapannya saat ini hanya semoga semuannya berjalan lancar tanpa ada kendala sedikitpun. Pertama kali dalam hidupnnya, ia merasakan hal seperti ini.

..

@ Nurhidayah202
Follow Ig author.👆

DOSEN IDOLA (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang