05. Dimensi

3.4K 744 210
                                    

Walaupun berempat sempat bingung, mereka tetap berjalan mengikuti koridor sekolah yang dirasa sudah dilewati. Jimin masih dengan obsesi dan kameranya, Jisoo cegukan, Yuta bertanya-tanya, serupa sama Taehyung yang heran, kok Nayeon bisa mendadak ilang, ya?

“Lihat deh, ruangannya kebuka!” seru Jimin cepat-cepat lari disusul ketiga teman di belakang.

Cowok itu tampaknya senang sekali melihat pintu ruang 10 terbuka lebar. Dengan terburu-buru, ia menghampiri ruang tersebut, sementara napasnya terengah-engah, terkuras habie energinya sejak berjalan mengelilingi gedung sekolah demi momentum penting; bertemu hantu. Netranya terbeliak, sukses dibuat kagum akan kerapian isi ruang 10 yang semula dikira berdebu dan penuh sarang laba-laba, ternyata ruangan ini bersih. Layak sekali dijadikan sebagai ruang kelas.

“Hwasa!” Jisoo berseru memanggil sang teman dengan nada agak sumbang (gara-gara cegukan nada bicaranya jadi aneh). Kakinya mengambil satu langkah panjang melewati pintu, berharap menemukan kelompoknya, tapi yang ditemukan cuma cewek duduk sendirian di bangku depan.

Cewek asing itu menolehkan kepala kepadanya disertai raut bertanya, demikian sama Jisoo. Namun, keingintahuan tentangnya langsung teralihkan oleh Jimin yang mendadak saja menyerobot masuk dan menghampiri cewek tersebut.

“Masih aja lo, Jim!” cerocos Yuta berdiri di samping Jisoo—sempat juga memandang cewek sampingnya sebelum terpusatkan sepenuhnya pada Jimin.

“Lah, lainnya mana?” tanya Taehyung baru menyadari kalau nggak ada siapapun di ruang ini. “Siapa tuh?”

“Mana gue tahu,” jawab Yuta. “Teman lo, Jis?”

Jisoo menggeleng, sementara Jimin nggak ada sungkannya sama tuh cewek yang baru ditemuinya ini. Dia main asal mengarahkan kamera ponsel ke wajah cewek itu, merekam setiap reaksi yang diperlihatkannya.

Lantas bertanya, “Kok di sini sendirian? Lainnya mana? Lo siapa juga? Keknya gak ada tuh, cewek kayak lo—ohh, lo temannya si itu ya, yang tinggi ramping ... aduh, siapa sih namanya.” Dia menoleh ke Jisoo, memberinya kode bantuan untuk mengenali nama temannya, tapi yang dipandang terlampaui asyik berdebat sama Yuta.

Nevermind, deh,” serunya demikian. “Paling lo temannya si itu. Oiya, gimana, udah ketemu setan belum? Kalau udah, cerita buruan, mumpung kamere hape gue stand by, nih.”

“Ya ampun, Jim, baru ketemu langsung lo sampahin sama kata-kata gaje.”

“Berisik lo, Yut!” jawabnya skena.

“Gue Taehyung bukan Yuta.”

Namun, cowok itu cuma diam dan lebih memfokuskan perhatian sama cewek ini. Kalau diperhatikan sih, dia cantik meskipun wajahnya putih pucat agak menyeramkan juga karena cuma diam dan menatapnya saja.

Jimin mengesampingkan hal demikian yang menganggu pikirannya. “Udah ketemu belum?”

“Mending kita cari lainnya aja deh,” seru Jisoo memohon. Perasaannya sudah menangkap sinyal tidak menyenangkan, terlebih terhadap ruang 10 ini. Dia merasa ada yang aneh sama tempat ini.

Pertama karena mereka nggak bertemu sama kelompoknya yang lain. Kedua ada cewek asing duduk di bangku sendirian. Ketiga cegukannya nggak hilang sejak tadi, yang menandakan ada banyak hantu di ruangan ini.

“Jimin!” pekiknya kesal luar biasa lantaran si cowok yang terobsesi bertemu hantu itu mengabaikan panggilannya. Dengan terpaksa dia melangkah cepat mendekati, lalu menarik jaketnya. “Cari lainnya, ayo!”

Jimin protes, “Wawancaranya belum selesai.”

“Gue nggak peduli!” tandasnya.

“Ajakin dia juga sekalin.”

Di sini ada setan | taesoo ft. 95L [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang