“Teman lo udah mati!” titah suara di telepon. “Yang lo lihat bukan teman lo, justru iblis yang menjajak jiwanya. Harusnya gue ngasih tahu tentang tempat itu.”
Nadanya sarat akan penyesalan. Kelupaannya memberitahukan fakta terkait villa kediaman keluarganya pada sang saudara, menyebabkan peristiwa tak menyenangkan dialami dia bersama teman-temannya. Apabila Hwasa tidak menghubunginya untuk bertanya penyebab alasan: mengapa usai pulang dari villa mereka mendapatkan gangguan dan beberapa kejadian singkat, tapi mencengkamkan yang mengusik kehidupan mereka hingga menewaskan dua temannya.
Dia bersyukur Hwasa masih mengingat eksistensinya, lalu bertanya walaupun terlambat. Seenggaknya setelah ini sepupunya jadi tahu bahwa yang sering dilihat itu bukanlah temannya, melainkan sosok iblis yang sengaja memakai jiwa sang teman untuk mendapatkan tumbal.
Sebetulnya “dia” marah; pun senang karena mereka datang tepat waktu. Bertepatan dengan pemujaan iblis. Juga marah karena salah satu di antara mereka dapat menyaksikan keberadaannya. Mereka merasa terancam akan presensi Taeyong di villa. Jadilah, sebelum lelaki itu tahu lebih tentang dunianya, mereka segera mengeksekusi empat dari temannya.
Namun, 4 orang yang dipilih, hanya 2 yang berhasil dijadikan tumbal. Iblis pun mengamuk! Terlebih dia melewatkan si perawan untuk dijadikan pengantin.
Lelaki di sebrang—saudara Hwasa—menjelaskan semua sedemikian detail. Panggilan suara yang sengaja di loudspeaker didengarkan oleh lima orang di pertemuan tersebut. Ada Hwasa, Johnny, Bobby, Nayeon, dan Seolhyun. Mereka dengan seksama mendengarkan ucapan si narasumber tentang villa milik keluarganya.
“Gue nggak yakin ini bakalan berhasil atau enggak,” katanya setengah pesimis untuk mengutarakan keberhasilan mereka mengatasi teror. “Kalian harus balik ke villa. Bawa semua teman-temanmu, biar yang hilang kembali hilang.”
“Maksudnya?” seru Seolhyun tidak mengerti.
“Biarkan mereka kawin.”
“Lo gila!” potong Johnny, emosinya seketika meletup. Membiarkan temannya hilang dan dikawinkan sama iblis? Sudah gila! Mana mungkin hal itu akan dilakukannya. Hanya orang-orang sinting yang mau bertindak senonoh dengan memuja para iblis.
“Saudara gue juga begitu!” balasnya setengah marah sebab Johnny tidak memahami situasinya dulu. Apa yang mereka alami pernah dialami oleh dia dan saudaranya. “Saat jam satu, kalian bisa bantu selagi iblis dalam wujudnya. Percuma melawan bila iblis dalam wujud teman kalian. Kekuatannya terlalu dahsyat, dia bahkan bisa menyentuh.”
Tetap tidak ada yang setuju dengan pendapatnya saat ini. Kelima orang di pertemuan ini hanyalah saling diam dan menghindari kontak mata. Mereka sama-sama berada diambang kebingungan yang memfrustasikan, sampai-sampai menangis adalah jalan pintas untuk menepiskan kekhawatirannya.
“Bagaimana kalau kita gagal?”
Dia berhenti menjawab. Sepertinya juga mereka semua tahu apa jawabannya, setelah melakukan praduga mandiri lewat penjelasan yang telah dijabarkan. Jika mereka gagal, bukankah mereka akan kehilangan dua teman lagi? Lalu scenario paling buruknya, dua teman itu jadi pengantin iblis.
Nayeon menutup sepasang pendengarnya, menolak lagi mendengarkan perkataan si narasumber. Berakhirlah dia tenggalam dalam dekapan Bobby yang begitu prihatin dengan perubahan sikapnya semenjak insiden di villa. Sedangkan Johnny mulai beranjak dari sofa, gelombang emosinya naik turun ingin segera diletupkan seperti lava gunung berapi.
“Bang.” Hwasa gugup setengah mati saat mengutarakan kemungkinan yang terjadi apabila mereka gagal. “Gue nggak mau kehilangan teman lagi. Andai saja waktu itu—”
KAMU SEDANG MEMBACA
Di sini ada setan | taesoo ft. 95L [✔]
FanfictionBerawal dari ajakan temannya membuat klub pencari hantu. Kehidupan Jisoo mendadak berubah menjadi petualangan mistis, berburu, dan mengungkap kematian seseorang. Bersama teman-temannya, juga Taeyong, cowok yang dapat melihat hantu. ©2020 | Hippoyeaa