1.5 Junghwan

1.4K 378 115
                                    

Jisoo pusing sekaligus bingung menyaksikan antara Taeyong yang tiba-tiba mendobrak pintu kamar Junghwan—iya, adiknya—dan Junghwan yang berjengit kaget melihat kedatangan pemuda itu langsung meloncat turun dari ranjang.

Jisoo sudah menahan dengan mengatakan adiknya itu lagi sakit, tapi sepertinya pemuda ini enggan menunggu lagi sampai pada keputusannya mendobrak pintu kamar tanpa sungkan-sungkan. Astaga! Setelah dia pergi berhari-hari tanpa kabar lalu muncul tiba-tiba ke rumahnya dengan menyiratkan bahwa mereka have a relationship dan berakhir dia menanyakan adiknya—Junghwan—yang kemudian mengacaukan segalanya, di sini. Tepatnya di kamar adiknya.

“Lo sinting, ya!” Jisoo murka. Tak habis pikir dengan sikap keterlaluan Taeyong menganggu adiknya yang tengah sakit. “Adik gue sakit!”

“Jangan ke situ.” Namun, Taeyong malah menahan langkahnya, mencengkram kuat lengan itu sampai-sampai dia harus memastikan sendiri lewat adu pandang mereka. “Dia bukan Junghwan.”

“Kalau bukan adik gue terus siapa?” tanyanya berpaling ke Junghwan yang nampak ketakutan di pojok kamar, terlihat sedang bersembunyi. “Jelas-jelas itu Junghwan!”

Taeyong melempar tatapan ancaman ke Junghwan palsu, sementara bocah itu hanya diam mematung dengan wajah menunduk dalam, takut-takut bertukar pandang dengannya. “Dia bukan Junghwan. Lo emang nggak bisa ngerasain eksistensinya lewat cengukan lo itu. Ingat kasus Scoups?”

Diam. Ia diam karena mencoba mengorek lagi peristiwa yang hampir membuatnya terjun dari Gedung UKM. Semua gara-gara pertemuannya dengan Scoups, mengira bahwa lelaki itu adalah teman kekasihnya ternyata merupakan bagian dari makhluk kasat mata yang berniat untuk membunuhnya dengan bujukan sebagai seorang teman.

“Nggak mungkin.” Pernyataannya pasti ngaco. Mana mungkin adiknya jelmaan dari makhluk itu. Dia bahkan tidak ada indikat ingin membunuh atau mencelakainya. Kalaupun dia dirasuki atau makhluk itu menyamar sebagai adiknya, sudah pasti Jisoo terancam di hari pertama bocah itu mengaku sebagai Junghwan.

Taeyong mendesah pendek. “Dia emang Junghwan, tapi di dalam bukan adik lo, Jis. Percaya gue!” Adik lo di dimensi lain, keadaannya kacau. Akan tetapi, dia tidak akan menyampaikan hal ini sampai Taeyong tahu siapa sosok di dalam raga Junghwan; menguasai tubuh itu dan apa tujuannya jika dia tidak bermaksud untuk mencelakai Jisoo.

“Junghwan nggak ada rencana buat celakai gue kayak Scoups waktu itu. Kalau dia emang beneran hantu,” lirihnya berpaling menatap sang adik yang senantiasa berdiam patuh di pojokkan kamar tanpa bergerak sedikitpun.

Jisoo menelengkan kepala, menatap Junghwan penuh perhatian.

“Lo siapa?” Pertanyaan ini bukan untuk gadis itu, melainkan untuk satu-satunya bocah di ruangan  ini. “Gue nggak bakalan nyakitin lo, asal kasih tahu tujuan lo kemari.”

“Yong ....” Taeyong langsung menyuruhnya diam di samping, biarkan masalah ini dia yang handal. “Junghwan, kamu gak apa-apa?” Ekspresi khawatir Jisoo terpampang jelas di wajahnya. Niatan untuk merangkul dan menuntun sang adik kembali ke ranjang cukup besar, andaikan Taeyong tidak menghalangi dirinya.

“Lo mau celekai Jisoo?” tuduh lelaki ini memancing bocah itu mengangkat wajah pucat dan dinginnya. Bersembunyi di sudut ruangan memanglah lokasi favorite semua hantu. Taeyong seringkali melihat eksistensi mereka di beberapa sudut dalam rumahnya sejak kecil. Jadi, ketika bocah itu melotot menyeramkan dengan bola mata gelapnya, Taeyong menolak ambil pusing, justru balas menantang tatapannya. Sementara Jisoo jadi panik, mencengkram genggaman Taeyong erat-erat setelah perubahan wujud asli di balik tubuh adiknya.

“Tujuan lo apa kemari?”

Taeyong ....” Suaranya berdengung di telinga, membuat Taeyong mengernyit dan rasa-rasanya tidak asing dengan suara ini. “Aku kira kamu bakalan mati.”

Di sini ada setan | taesoo ft. 95L [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang