Tarik napas dulu sebelum baca. Atau enggak mari pegangan tangan dulu 🤝
• d i s i n i a d a s e t a n •
“Lo yakin berhasil?”“Gue gak tahu,” balasnya terdengar bosan harus menjawabi semua pertanyaan sama hampir dari semua orang di sini.
Semua orang nyaris melihatkan ekspresi serupa, tidak ada yang berbeda. Mereka sama-sama ragu kalau hanya dengan meluluri setiap pintu dan jendela villa dengan tanah liat berwarna merah yang basah iblis belum tentu bisa langsung hilang. Kalau hanya dengan begini kenapa enggak mereka lakukan sebelumnya saja, sebelum dua temannya mati.
“Gue gak tahu, sumpah. Gue nggak tahu!” jerit Hwasa kepalang frustasi dengan pertanyaan yang dilontarkan padanya.
“Bob, udahan jangan diributin,” tegur Seolhyun mulai jengkel mendengar keributan dua orang itu. Semua orang frutasi, dia juga frutasi, tapi kefrustasian mereka enggak sebanding sama Hwasa yang pasti beban gadis itu lebih berat dibandingkan lainnya karena kekacauan yang dialami teman-temannya pada hari itu berkat ajakannya bertamu ke villa angker ini.
Johnny kemudian menengahi dengan menggiring Bobby pergi ke arah dapur. Disamping ingin mengajaknya meluluri pintu dan jendela bagian belakang, dia juga ingin memberi laki-laki sedikit penjelasan alasan mengapa mereka harus berbuat sesuatu sama tempat ini dengan tanah liat.
Yang mereka lakukan hari ini berkat saran saudara Hwasa, anak dari pemilik villa ini. Orang itu jelas punya pengalaman bersama si penghuni ghaib villa, makanya menyarankan mereka untuk mencari tanah liat merah basah di belakang villa. Bukan tanpa sebab mereka menekuni kegiatan sejenis ini karena iblis yang sedang mereka hadapi ketakutannya berasal dari sana.
“Arghhh!” Hwasa berteriak melempar tanah dalam genggamannya ke lantai. Tubuhnya merosot ke bawah, wajah yang biasanya tampak ayu itu kini terlihat pucat tak terawat karena nyaris seharian ini dia belum mandi demikian pula teman-temannya yang lain. Boro-boro ingat mandi, makan saja rasanya mereka tidak nafsu.
“Sa ...?” Nayeon berjongkok di depannya lalu merengkuh tubuh sang teman yang bergetar menangis ini ke pelukannya. Walaupun sejak dia terus merengek minta pulang dan menempeli teman-temannya, tapi Nayeon tetap ingin berguna di sini.
Tidak apa-apa jika dia terlihat penakut dan lemah, selama tidak menyalahkan siapa-siapa. Dia hanya ingin pulang bersama teman-temannya lagi.
Taeyong melihat itu hanya bisa menghela napas. Sudah setengah hari ini, tapi semua orang terus menimbulkan suara dari sana sini, menambah beban dan pusing kepalanya. Padahal dia harus fokus dengan dirinya sekarang sebelum nanti masuk ke dimensi lain untuk menyelamatkan Jisoo dan Bona yang masih terjebak di dalam sana. Dua gadis itu masih tiduran di ranjang yang mereka pindahkan ke ruang tengah pagi tadi bersama Scoups yang terus meratapi kekasihnya dengan pedih.
Membuat siapapun tidak tega untuk menyuruhnya tetap tegar.
“Seolhyun.”
“Ya?” Gadis itu menoleh ke arahnya berpaling dari jendela yang sedang diluluri dengan tanah liat.
Taeyong mendekatinya sedikit ragu. “Boleh minta tolong?” Mungkin di antara orang-orang ini, hanya gadis inilah dan Johnny yang selalu bersikap lebih dewasa tanpa harus teriak memarahi semua orang.
Scoups tidak bisa diusik sekarang, Bobby sudah berada di puncak frutasinya, Nayeon terlihat seperti mayat hidup bahkan sebelum mereka ada di villa gadis itu sudah seperti itu. Ketiganya sedang kacau dan tidak bisa dimintai tolong. Bisa saja Taeyong minta tolong dengan keluarga penjaga villa, tapi mereka tidak ada hubungannya dengan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di sini ada setan | taesoo ft. 95L [✔]
FanfictionBerawal dari ajakan temannya membuat klub pencari hantu. Kehidupan Jisoo mendadak berubah menjadi petualangan mistis, berburu, dan mengungkap kematian seseorang. Bersama teman-temannya, juga Taeyong, cowok yang dapat melihat hantu. ©2020 | Hippoyeaa