15. Holiday

3K 630 69
                                    

Cewek surai panjang itu turun dari mobil, menutup pintu, lalu melangkah belakang menghampiri cowok berusia 14 tahun yang merupakan saudaranya sendiri. Sambil membantu membawakan tas ranselnya, mereka pun saling beriringan jalan melewati gerbang rumah berdinding kuning dipadukan bersama warna biru langit dan ungu. Seorang anak laki-laki seusia adiknya melambai, menyambut kedatangan mereka penuh semangat, menunggu mereka di depan pintu rumah.

Sebelum mengantarkan sang adik ke rumah temannya, Jisoo menyuruh Junghwan berhenti sesaat sekadar ingin menasehati, “Pokoknya, selama kamu nginep di sini jangan bikin masalah, apalagi sampai bergadang pagi buat main game. Kakak cuma pergi tiga hari saja, Sabtu besok mama papa pulang. Kamu nanti dijemput, tapi tetap nggak boleh nakal dan bergadang!”

“Oh, berarti kalau nge-game sampai sore boleh dong, Kak?”

Jisoo memelototinya. “Mandi juga, ih, jangan jorok! Masa tinggal di rumah orang mau jorok?”

“Jorok sekali dalam seumur hidup bukan dosa yang besar, Kak.”

“Siapa bilang?”

“Junghwan,” balasnya sambil lalu mengambil alih tas ransel dan mendorong sang kakak keluar gerbang sementara dia menutupnya dari dalam. “Kakak bisa pergi sekarang.”

Astaga, bisa-bisanya dia diusir sama adik sendiri, padahal masih pengen ketemu kakak temannya Junghwan itu, namanya Kei, mau minta tolong buat ngawasin adiknya selama menginap di rumahnya beberapa hari ini. Ya, Jisoo terpaksa menitipkan sang adik selagi berlibur bersama teman-temannya selama tiga hari. Liburan dadakan atas rayuan Hwasa.

Mereka akan berlibur ke villa tiga hari nanti. Sebuah villa yang letaknya ada di perbukitan dengan panorama pedesaan dan dikelilingi oleh pohon teh. Hwasa mengatakan villa itu milik sepupunya, dipinjam beberapa hari buat senang-senang sama temannya. Nah, berkat liburan inilah Jisoo memutuskan menitipkan Junghwan, daripada meninggalkan sendirian di rumah atau opsi buruknya, mengajak sang adik ikut liburan.

Kalau Junghwan ikut, bukannya happy ending justru happen ending.

“Hati-hati di rumah,” pamit Jisoo sambil mengacak kepala Junghwan sebelum lari menghindar saat anak laki-laki itu mengerang tanda nggak suka rambutnya diacak. “Tetap ganteng kok, nggak perlu khawatir.”

Junghwan menjulurkan lidah lalu berbalik dan bergegas menjumpai temannya. Sebelum Jisoo masuk ke mobil, dia sempat menoleh sekadar ingin tahu reaksi apa yang diperlakukan oleh kedua anak laki-laki itu ketika bertemu. Yeah, ternyata mereka cuma ber-high five sebelum saling merangkul bahu masing-masing.

Tabiat cowok sekali.

Kembali masuk ke mobil, dia menyambut sapaan si pengemudi, Taeyong. Pagi ini dia menawarkan diri menjemput Jisoo sekalian mengantarkan sang adik sebelum pergi ke rumah Bona atas kesepakatan bersama, dan sepertinya liburan kali ini penuh orang baru, terlebih lagi Yuta mengajak beberapa kenalannya, yang mengkhawatirkan Bona soal tempat tinggal mereka nanti meski Hwasa menyakinkan villa muat dihuni banyak orang.

Jisoo pun meragukan perihal penjelasan Hwasa tempat tinggal berlibur mereka, kecuali villa itu dibangun dengan ukuran besar dan mewah yang sanggup menampung puluhan orang sekaligus. Seenggaknya paling terpenting adalah jumlah kamar.

Rumah Bona disesakkan oleh belasan orang memenuhi halaman rumah; pun dengan kendaraan para tamu yang memenuhi jalan, sampai-sampai Taeyong terpaksa pakir di tepi jalan kompleks.

“Ini, nih, bajingan!” Johnny melihat kedatangan Taeyong langsung menunjuk dan mengumpatinya, bikin semua mata memfokuskan perhatian kepada Taeyong dan Jisoo. “Gue tungguin dari pagi tahunya nyusul Jisoo dulu. Rese lo!”

Di sini ada setan | taesoo ft. 95L [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang