“Yang lain udah nunggu,” kata Taeyong menuntunnya berbalik agar segera menyusul rekan mereka yang sudah menunggu di parkiran.
Jisoo memang sengaja tinggal sedikit lebih lama dibandingkan lainnya. Kendati dirinya masih ingin bercengkrama dengan teman. Menyapa dan menanyakan kabar: apakah keadaan di sana baik-baik saja? Mereka tetap aman ‘kan tinggal di tempat baru itu? Sudahkah mereka saling bertemu? Ada yang merawat mereka di sana tidak? Dan banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan olehnya, meski percuma juga karena satupun jawaban tak akan pernah ia dapatkan.
Jisoo menoleh sekali lagi, guna memandang batu nisan sang teman sebelum tersenyum dan mengucapkan, “Selamat tinggal. Kita pasti ketemu lagi. Tungguin kita, kalau bisa siapin tempat buat reuni.” Ucapan perpisahan yang hanya terlontarkan lewat senyuman saja.
Taeyong ikut memperhatikannya, pun tersenyum sembari mencengkram bahu Jisoo demi menyakinkan dirinya supaya tetap tegar. Kendati salah satu teman mereka telah tiada, seenggaknya masih ada teman lain yang siap untuk berbagi kesedihan dan kebahagiaan bersama. Toh, bukan cuma dia saja yang kehilangan. Semua orang kehilangan, tapi setiap orang memiliki cara untuk berusaha tegar dan menerima keadaan. Begitu puas dengan perpisahannya, dia lalu mengajaknya berjalan lagi agar cepat menyusul teman-temannya.
Ya, hari ini merupakan perpisahan sekelompok teman setelah dua minggu ini saling berhenti menanyakan kabar. Semenjak insiden yang mengakibatkan kematian dua teman, interaksi pertemanan mereka agak berbeda. Kebanyakan memilih bungkam dan menutup diri dari dunia luar. Saling menginstropeksi, bahkan ada pula yang menyalahkan diri sendiri sebagai dalang atas kematian dua temannya itu.
Hwasa merasa bersalah. Dia malu pada dirinya sendiri juga teman-temannya. Merasa sebagai pendosa yang dengan tega membunuh kedua temannya. Biarpun teman-temannya menyakinkan dirinya bahwa bukan dialah penyebab kematian teman mereka. Namun, Hwasa tetap—akan selalu—merasa kalau dialah sumber masalah itu.
Andai saja dia tidak dengan rencana gilanya, mengajak teman-temannya melakukan ekspekdisi horor, barangkali keadaan tidak akan seperti ini. Mereka tidak perlu kehilangan seorang teman dan terhantui oleh peristiwa-peristiwa yang kemudian menyebabkan pribadi teman-temannya berubah. Begitupun demikian dirinya. Sebab itu dia enggan berkumpul. Dia malu dan sebagai seorang pendosa, Hwasa merasa tidak pantas berteman lagi.
“Ayo, cabut!” Yuta menyuruh Nayeon dan Seolhyun menaiki mobil begitu melihat presensi Jisoo bersama Taeyong di pintu keluar.
Setelah melakukan kontak mata sama Taeyong, dia pun menyusul rekannya. Meloncat naik ke jok bagian pemudi, dan tanpa pamit, mobil langsung melaju pelan meninggalkan lapangan parkir TPU. Menyusul mobil Scoups yang sudah meninggalkan area empat menit lalu bersama kekasihnya.
Hanya tertinggal satu mobil saja di lapangan parkir TPU, yang mana di situ sudah berdiri sosok Johnny, menunggu kedatangan mereka dengan seulas senyum hangat. Cowok ini sengaja tidak ikut serta rombongan Yuta, memang sejak awal dia satu mobil sama Taeyong dan Jisoo. Mengingat tabiatnya selalu menumpang kendaraan Taeyong, bahkan sebelum cowok itu mengenal Jisoo.
Batang rokok terakhirnya dia buang ke tong sampah setelah dimatikan. Jisoo mengernyit heran, agak syok, lantaran baru kali ini dia melihat Johnny merokok. Sehingga tanpa sadar dia menatap Taeyong, seolah ingin menyamaratakan kedua cowok itu sebagai perokok.
Terus kenapa kalau Taeyong perokok juga? Ada yang salah memangnya? Jisoo menggeleng cepat sambil lalu mengabaikan pikiran jeleknya. Padahal belum tentu juga Taeyong itu perokok, kenapa mesti disamakan dengan temannya?
“Kenapa?”
Jisoo menggeleng saja tanpa bersua. Masih dengan sifat bungkamnya, dia menaiki mobil, seakan sengaja ingin membuat cowok itu bertanya-tanya terkait sikapnya barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di sini ada setan | taesoo ft. 95L [✔]
FanfictionBerawal dari ajakan temannya membuat klub pencari hantu. Kehidupan Jisoo mendadak berubah menjadi petualangan mistis, berburu, dan mengungkap kematian seseorang. Bersama teman-temannya, juga Taeyong, cowok yang dapat melihat hantu. ©2020 | Hippoyeaa