Chapter 36 - Kembali

2.9K 150 5
                                    

Hari ini ChanYeol sudah berjanji untuk menemani ku pergi ke rumah BaekHyun setelah itu pulang nya baru kita akan menonton horror di rumah ku karena memang aku mendapat kiriman Film dari teman-teman ku. Lumayan untuk mengisi waktu luang karena aku tidak bisa melakukan apa-apa juga.

Tapi aku sudah selesai mandi dan makan, ChanYeol belum datang ke sini. Kenapa dia terlambat hari ini? Apa terjadi sesuatu di rumahnya? Padalah rumahnya dan rumahku itu tetanggaan, hanya berbeda beberapa rumah saja dari rumah ku.

Dia seharusnya tidak selama ini, apa dia lupa dengan janji nya mengantarku ke rumah BaekHyun, jika dia tidak sempat seharusnya dia bilang agar aku bisa meminta bantuan Suho untuk mengantar ku.

"YERIN..."

Akhirnya aku mendengar suara ChanYeol berteriak dari luar memanggil ku. Dengan perlahan aku bangun dan mengambil tas ku. Perut ku sudah benar-benar besar, Aku juga tidak sabar menunggu bayi ini lahir, Aku mungkin bisa kembali melihat BaekHyun di dalam anak ini. Aku yakin wajahnya akan setampan wajah BaekHyun.

"Pelan-pelan saja." ChanYeol langsung membantu membawakan tas ku dan membantu ku masuk ke mobil baru ChanYeol mengunci pintu rumah ku.

"Terima Kasih Yeol sudah mau mengantarku, aku pikir kamu lupa dengan janji mu." Ucap ku.

"Tidak lah, Jangan lupa sabuk pengaman mu," Aku langsung memakainya saat ChanYeol mengingat kan nya karena aku dari tadi sama sekali tidak sadar kalau aku belum memakai sabuk pengamannya.

"Yerin, bagaimana keadaan Bayi mu? Apa dia baik-baik saja di sana?" Tanya ChanYeol.

Aku mengelus-elus perut ku secara lembut. "Dia anak yang pintar, dia sama sekali tidak membuat ku mengidam." Untung saja dia tidak meminta makanan yang aneh-aneh. Karena aku juga akan merasa sangat tidak enak jika meminta ChanYeol membelikan sesuatu di tengah malam. Itu akan sangat merepotkan.

"Iya, dia tidak meminta apa pun dan tidak menolak makanan apapun juga, Dia bayi yang pintar."

"Baguslah kalau begitu, apa dia mau ice cream? Aku akan menepi untuk membelikannya." Aku melihat sebuah gerobak dorong yang menjual Ice Cream.

"Boleh saja, aku ingin yang rasa vanila saja." Ucap ku.

ChanYeol segera menepi dan turun untuk memesan Ice Cream ku. Hanya beberapa menit saja ChanYeol kembali dan memberikannya kepada ku.

"Terima kasih Yeollie." Dia selalu tersenyum ketika aku memanggil nya dengan panggilan Yeollie karena dulu saat masih kecil, aku memanggil nya dengan panggilan Yeollie dan dia memanggilku YerYer, atau terkadang rinrin. Aku lebih suka Yerin saja, nama panggilan yang dibuat ChanYeol untuk ku sangat tidak enak di dengar.

Aku menghabiskan Ice Cream itu di perjalanan dan ternyata hari ini tidak macet dan kami sampai dengan cepat.

"Ayo turun Yer." Aku segera turun dan meninggalkan ChanYeol memarkir mobil terlebih dahulu.

Terakhir aku berbicara dengan BaekHyun, katanya dia sudah menambahkan akses ku untuk masuk ke rumah nya, Sekarang aku akan mencoba nya secara langsung untuk membuktikannya.

Dan di belakang pintu ada tertulis sepucuk surat. Aku mengambil nya dan membacanya.

'Halo Yerin. Jika kamu membaca surat ini itu artinya kamu berhasil membuka pintu ini karena aku sudah memberikan akses nya, ini semua bisa menjadi milikmu, semua nya. Jika kamu sedang membaca surat ini, kemungkinan besar aku sudah tidak berada di sini lagi. Aku harap kamu bisa menjaga diri di sana. Aku tidak tau apa kita bisa bertemu lagi atau tidak. Aku harap apa pun itu kamu bisa menjaga anak kita sebaik mungkin. Maaf atas perilaku ku yang membuatmu terus menderita, kamu seharusnya bisa hidup lebih baik. Aku baik-baik saja di sini, tidak perlu mengkhawatirkan aku. Bibi Kim juga sudah aku pindah tugas kan dan dia akan baik-baik saja. Kamu bisa melihat surat selanjutnya di kamar lama mu.'

Aku berjalan perlahan menaiki tangga dan berdiri di depan kamar yang dulu pernah aku tempati selama setahun.

Aku membuka kamar itu dan sama sekali tidak ada yang berubah. Ada surat selanjut nya di atas ranjang. Aku duduk dan membaca nya.

'Apa ChanYeol menjagamu dengan baik? Jangan berpikir aku bisa melupakan mu sedikit pun, bahkan di saat terakhir ku, aku masih memikirkan diri mu, dan juga anak kita. Aku minta maaf karena tidak bisa menemani mu, aku harus menjauh karena ada yang ingin menyakiti mu, aku akan melindungi mu dengan cara apa pun. Dan seharusnya kamu dan anak kita sudah aman karena mereka sudah tahu kalau aku tidak ada di dekat kalian lagi. Aku ingin tahu apa anak ku membuat mu kesusahan? Aku harap tidak. Dia seharusnya menurunkan sifat pintar dan mandiri ku, bukan sifat manja mu itu. Hahahaha.... Maafkan aku, aku hanya bercanda. Kamu adalah wanita yang kuat. Aku benar-benar mengagumi mu. Maaf karena telah mengambil kehormatan mu, tapi aku sama sekali tidak menyesali nya, karena kamu lah orang pertama yang ku ambil mahkotanya. Bukankah seharusnya kamu bangga? Anak kita akan terus mengingat kan mu pada ku. Aku harap kelak dia bisa menjagamu lebih baik dari ku. Surat terakhir berada di Playroom, kunci nya ada di dalam kamar ku, ambil lah.'

Aku meremas kertas itu. Tidak. Yang di katakan nya tidak semua nya benar. Kamu tidak menyakiti ku BaekHyun, aku juga mencintai mu walaupun hubungan kita hanya berawal dari sebuah surat perjanjian. Aku sudah setuju menjual keperawanan ku kepada mu, itu bukan salah mu, kenapa kamu masih saja menyalahkan diri mu, dasar bodoh.

Aku berjalan lagi ke kamar nya dan mengambil kunci nya. BaekHyun ternyata sudah menaruh nya di atas meja nya. Surat terakhir ya. Aku harap kamu tidak membuat aku semakin menangis Byun Baekhyun.

Aku berdiri di depan ruangan bermain ku dan BaekHyun dulu. Ruangan pertama kali aku merasakan kenikmatan yang di berikan oleh Baekhyun.

Aku membuka pintu nya dan ...

TBC

Sugar Daddy ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang