Chapter 17 - Sadar

5.3K 222 11
                                    

Sudah beberapa hari Yerin di rawat langsung oleh Suho. Panas di tubuhnya memang sudah berkurang, tapi Yerin masih juga belum sadar. Suho pun masih terus berjuang untuk menyembuhkan Yerin walaupun Suho sebenarnya tidak tahu pasti kapan Yerin akan sadar. Tapi karena BaekHyun mendengarkan perkataan Suho, dia sekarang sedang menyuruh anak buah nya untuk mencari siapa orang yang membuat Yerin seperti ini.

Tapi sekarang BaekHyun sedang berada di kediaman Suho menemani Yerin dan menunggu nya sampai Yerin sadar. BaekHyun ingin saat Yerin sadar, BaekHyun lah orang pertama yang di lihat oleh Yerin.

"Hyung, kamu benar tidak bisa memastikan kapan dia akan bangun? Ini sudah hampir seminggu." Ucap BaekHyun.

"Baek, bersabarlah, aku benar-benar berusaha, bahkan semua janji pasien ku, aku membatalkannya semua dan mengoper nya ke orang lain, aku sudah rugi sangat banyak demi kamu, jadi sekarang diam lah, aku juga sedang berusaha."

BaekHyun kembali berbaring di atas sofa di kamar itu.

"Bagaimana jika kamu mencari perempuan lain BaekHyun, masih banyak perempuan di dunia ini."

PRANK!!! Tiba-tiba saja BaekHyun melempar ponselnya ke lantai.

"Hyung, kamu tidak tahu. Aku tidak ingin perempuan lain, Yerin. Yerin berbeda dari mereka. Sebaik nya hyung benar-benar bisa membuatnya sadar atau aku mungkin tidak akan ingin bertemu dengan Hyung lagi." BaekHyun keluar dengan emosi yang meluap. Suho tidak tahu apa yang terjadi, Setiap kali mainan BaekHyun sakit ataupun sedang ada cedera, dia biasanya hanya akan membawanya ke rumah sakit dan membiayai nya, lalu dia akan mencari mainan baru dan membuang mainan lama nya. Tapi Suho sangat terkejut dengan sikap BaekHyun barusan. BaekHyun benar-benar terlihat sangat kesal dan marah. Tapi ada nada sedih di dalam kalimat yang di ucapkan BaekHyun. Suho mengetahui nya karena dia juga mengambil jurusan Psikologi saat kuliah dulu.

"Permisi, Dok, apa ada yang harus saja bantu lagi?" Salah satu perawat masuk, membuyarkan lamunan Suho dan menghampiri nya.

"Tolong awasi infus nya jangan sampai habis." Suho keluar dari kamar itu dan membiarkan perawat itu yang merawat Yerin sebentar.

"BaekHyun, tenang lah," Suho melihat BaekHyun sedang bolak balik di balkon rumah Suho.

"Ini, minumlah sebentar." Suho memberikan teh hangat kepada BaekHyun. BaekHyun menerima nya lalu meminumnya perlahan karena itu masih sedikit panas.

"Maaf jika aku menyinggung perasaan mu tadi." Ucap Suho. BaekHyun memerhatikan Suho dengan baik.

"Itu juga salah ku, aku terlalu kasar, aku tidak bisa mengontrol emosi ku, menurut ku Yerin bukan hanya mainan ku, dia lebih dari itu, Aku benar-benar ingin dia kembali, aku tidak ingin perempuan lain, Aku hanya ingin Yerin. Lagi pula ini juga kesalahan ku, aku yang membuatnya overdosis, ini semua salah ku." BaekHyun meremas gelas itu, berusaha menyalurkan dan mengeluarkan semua emosi nya.

"Iya aku bisa melihatnya," balas Suho.

"Aku akan memberikan berita baik dan buruk untuk mu." Lanjut Suho.

"Apa itu?"

"Berita baik nya, Yerin akan bangun, aku sudah melihat virus di dalam tubuh Yerin sudah sedikit, itu berita dan kemajuan yang sangat bagus. Tapi berita buruknya, ingatan Yerin mungkin tidak akan ada yang dia ingat, termasuk perjalanan mu ke taman hiburan dan bahkan dirinya sendiri, aku berharap semoga ingatannya masih bisa pulih, virus itu menghancurkan sel-sel otak yang mengandung ingatan masa lalu dan jangka pendek, tapi jika dia bisa mengingat sedikit, itu mungkin akan sangat bagus."

BaekHyun kembali down mendengar tuturan dari Suho.

"Hyung, aku percaya pada mu." BaekHyun sudah menyerahkan semuanya ke tangan Suho. BaekHyun tahu diri nya tidak bisa berbuat apa pun lagi.

"Dok... Pasien sadar." BaekHyun dan Suho tidak percaya dengan apa yang baru saja di katakan oleh perawat itu.

Suho langsung berlari ke kamar Yerin untuk mengecek kondisi keadaan Yerin. Di belakangnya di ikuti oleh BaekHyun yang ingin melihat Yerin yang sudah sadar.

"Baby... Kamu sadar." BaekHyun langsung memegang tangan Yerin. Tapi Yerin hanya melihatnya dengan tatapan kosong.

"Yerin.. Bisa mendengar saya?" Suho berusaha mengecek seluruh tubuh Yerin untuk memastikan tidak ada apa pun yang terjadi dengan nya lagi.

Setelah Suho mengecek seluruhnya, semua fisik Yerin memberikan respon yang baik dan masih berfungsi dengan baik. Hanya saja Yerin sama sekali tidak bicara, dia hanya menatap kosong saat diri nya di periksa.

"Baby... Apa kamu ingat Daddy?" Tanya BaekHyun. BaekHyun berusaha berinteraksi kembali dengan Yerin.

"D.. Daddy?" Yerin seperti anak bayi yang baru belajar berbicara. Suho langsung terlihat lemas.

"Apa dia tidak ingat aku?" Tanya BaekHyun.

"Dia bukan tidak ingat diri mu, tapi dia tidak ingat kosa kata juga, sepertinya kita harus membawa dia ke psikolog." Jawab Suho.

"Hyung kan bisa." Suho sepertinya akan pingsan jika harus menghadapi Yerin dengan keadaan seperti ini. Suho akan menyerah duluan, apalagi walinya seperti BaekHyun.

"Baek, tidak bisa, aku kan berganti jurusan karena aku tidak kuat menghadapi psikologi seseorang, kamu cari psikolog saja." BaekHyun terlihat seperti ingin menangis di hadapan Suho.

"Jangan berani kamu menangis." Suho memperingatkan BaekHyun. Suho benar-benar tidak bisa melihat BaekHyun nangis karena jika BaekHyun sampai nangis, Suho tidak akan tidur dengan tenang.

"Iya. iya, baiklah, aku akan membantu nya." BaekHyun langsung memeluk Suho dengan erat.

"Thanks Hyung."

Suho melihat ke arah Yerin yang masih menatapnya dengan tatapan kosong.

"Kamu bisa beli susu yang biasa dia minum? Aku yakin dia ingin mengisi perutnya." Ucap Suho.

"Sebentar, aku akan membelinya." BaekHyun berlari ke supermarket terdekat dan membelikan susu yang biasa suka di minum oleh Yerin. Dia pikir bubur juga mungkin bisa. Setelah membayar semuanya, BaekHyun kembali dengan semua barang yang di belinya.

"Hyung, ini."

"Apa ada untukku juga?" Suho sepertinya sangat berharap BaekHyun memberikannya sedikit camilan.

"Maaf, Hyung, aku belum ambil duit lagi, dompet ku tertinggal di rumah, hanya ini yang bisa aku beli." BaekHyun mengeluarkan susu kotak lalu menusuk sedotan.

"Ini, ayo buka mulutmu." Yerin tidak mau membuka mulutnya dan terpaksa Baekhyun memperagakannya baru Yerin membuka mulutnya.

"Apa dia tidak bisa berbicara sama sekali?" Tanya BaekHyun khawatir.

"Bukannya tidak bisa... tapi.... glekk!!!.. Dia hanya lupa bahasa kita." Suho menelan ludahnya ketika melihat BaekHyun membuka Ice Cream dan memakannya sendiri tanpa menawarkannya kepada Suho.

"Tapi sampai kapan?" Tanya BaekHyun lagi. Dia tanpa berasa berdosa, dia terus memakan ice cream itu dengan lahap.

"Enak ya?" Suho terus memperhatikan setiap gerakkan BaekHyun.

"Sangat, Hyung mau?" Tanya BaekHyun. Suho dengan senang berjalan ke tas belanja BaekHyun dan melihat isi nya.

"Maksud ku jika hyung mau, hyung bisa membelinya di depan." BaekHyun menghabiskan selurus Ice cream di tangannya dan berjalan untuk membuang bungkus nya.

TBC

Sugar Daddy ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang