"Jadi ini yang kau maksud dengan tidur?" Schifar meraba cuping bawah telinga kirinya yang berlubang setelah ditembusi oleh anting berbentuk ular dan tersangkut di puncak daun telinganya.
"Tzushi, sangat nyaman ...." Schifar mendengar suara Magnolia di kepalanya. Setelah itu hanya kesenyapan yang menemaninya. Ia menunduk untuk memeriksa Lysandra.
"Tenggorokanku ... omaji ... air ... oma ... ji ...." Bibir Lysandra tampak pecah-pecah dan suaranya terdengar semakin lemah.
Schifar senang karena Lysandra sudah siuman, tapi berita buruknya adalah fakta bahwa gadis mungil dan makhluk yang masih menginfeksinya berada dalam keadaan sekarat dengan kesadaran yang masih terus bertarung untuk mengambil alih.
Nasib si penginfekesi tidak perlu dipikirkan, tapi bagaimana bila kematian makhluk itu juga menewaskan Lysandra adalah hal yang paling mengkhawatirkan Schifar. Ia mengendus-ngendus udara dan berhasil mendeteksi sekitar dua kilometer di depan mereka terdapat sebuah danau besar yang juga berfungsi sebagai bendungan di area yang sudah berada di luar wilayah hutan Eorwood.
"Hufh ...." Schifar menghela napas sepanjang mungkin lalu mengembuskan perlahan setelah menyadari area yang akan dilewatinya miskin oksigen lagi. Ia tidak pernah mengingat mantera penyedia oksigen yang diajarkan oleh Gunther, mencarinya di ponsel sekarang hanya merepotkan dan membuang waktu. Dengan memperhitungkan kadar oksigen yang sanggup disimpan oleh paru-parunya, ia harus melakukan gerakan seefisien mungkin. Semuanya harus diselesaikan dengan cepat.
"Mag. Kau bisa membantuku?"
"Apa, Tzushi?" Magnolia terdengar sangat mengantuk.
"Ikat Lys di punggungku."
"Baiklah. Setelah itu aku tidak bisa membantumu lagi, energiku hampir habis." Magnolia dalam bentuk antingnya menggeliat keluar dari cuping telinga Schifar.
Schifar mengatur posisi Lysandra di punggungnya dan Magnolia dalam wujud pita putih melilitnya dengan erat ke dada dan pinggang tuannya. Setelah memastikan Lysandra telah terikat kencang, Schifar berlutut dengan satu kakinya dan salah satu tangan menapak permukaan tanah. Tangan satunya memegang erat kalung Nirfulong birunya.
Bias cahaya biru lolos dari sela-sela jemarinya dan ia diselubungi oleh aura biru. Beberapa detik kemudian, hanya ada sosok serigala besar dengan potongan kain dan sepatu yang tercabik-cabik di sekitarnya.
"Tzushi, kau gagah sekali!"
Magnolia tidak bisa menyembunyikan kekagumannya sewaktu melihat wujud Schifar, makhluk berbulu abu-abu terang dengan sedikit bias kebiruan pada pangkal bulu, warna yang sangat jarang ditemukan pada seekor serigala. Di ujung ekornya yang tebal terdapat sejumput warna putih bersih.
Meski tidak tahu bagaimana cara Magnolia bisa melihatnya, Schifar tetap menerima pujian familiar barunya tersebut. "Terima kasih, Mag."
Terbukti dengan menggunakan wujud ini, Schifar dapat bergerak dengan cepat dan efisien tanpa membuang-buang sedikit pun cadangan oksigen yang terperangkap di paru-parunya. Suara gemuruh air dari bendungan makin terdengar jelas. Schifar memacu larinya semakin cepat hingga menyamai kecepatan lesatan anak panah yang dilepas dari busurnya.
"Kita sampai Tzushi!"
***Wujud serigala Schifar yang gagah menghilang, meninggalkan sosok lelaki tanpa busana yang meringkuk kedinginan. Lysandra tergeletak di sampingnya, antara sadar dan tidak.
Bibir Schifar bergetar, "Brrrrrr ... di sini lebih dingin dari hutan Morgult, bahkan lebih buruk!"
Magnolia yang sudah kembali ke wujud ular putihnya merayap mendekati Schifar yang memeluk kakinya erat-erat. "Tzushi?"
"Jangan mendekat apalagi melihatku, Mag!"
"Kenapa?"
Schifar mendengkus, "Karena aku telanjang! Apa lagi?"
"Tapi, apa yang harus kulakukan, Tzushi? Kondisimu terlihat tidak baik."
"Sial! Aku selalu lupa bila pakaianku terkoyak bila berubah wujud!"
Magnolia langsung paham bahwa yang dibutuhkan Schifar saat ini adalah pakaian melalui umpatan tuannya. Dengan mengira-ngira sisa energinya, ia merapat dan menempelkan dirinya ke kulit punggung tuannya. Schifar tersentak karena tubuh bersisik Magnolia jauh lebih dingin dari udara yang menusuk-nusuk tubuhnya saat ini.
Cahaya putih menyelubungi Schifar. Meski bingung, Schifar menunggu hingga cahaya tersebut memudar. Lagipula cahaya putih itu seperti selimut lembut nan hangat yang membungkus dirinya.
"Ini ...?" Schifar takjub sendiri setelah mendapati dirinya berpakaian serba putih seperti penyihir berjubah dan bertudung.
"Tzushi, waktuku hanya sepuluh menit."
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRMAID - ARC I: The Beginning [Pindah ke Work Baru]
Fantasy[Karya Original ini dipindahkan ke Work baru dengan judul yang sama, tapi dengan versi yang sudah direvisi. Silakan kunjungi link di bawah. Terima kasih.] Link: https://www.wattpad.com/myworks/314800084-virmaid-arc-i-the-beginning-grand-revision ***...