Chapter 10.0 - Rǜę

14 1 0
                                    

Bunga api menyembur dari perapian bersamaan dengan munculnya Lysandra dalam bopongan Quentine.

"Quentine ...! ada apa dengannya?" Myristica nyaris berteriak melihat kondisi Lysandra yang terbaring lemas.

"Aku menemukannya di dalam museum kota dalam keadaan lemas seperti ini." Quentine perlahan-lahan merebahkan Lysandra di sofa panjang ruang keluarga mereka.

"Sayang, apa yang terjadi padamu?" Bila saja Quentine tidak buru-buru menahan, Myristica pasti terjerembab dari kursinya.

"Moms ...." Air mata Lysandra kembali meluap, trenyuh karena telah menambah beban Myristica yang tengah sakit dengan kondisinya.

Lysandra terlalu sibuk menangis tersedu-sedu hingga tidak sadar bila iris hijau Myristica berpendar perlahan hingga menyala biru seperti lampu sorot dan mulai memindai tubuhnya. "Racun Aechid telah melumpuhkan sebagian sarafnya."

"Lagi! Hazel, apa yang telah kau lakukan hingga monster-monster air mendatangimu satu per satu!" Quentine tidak kuasa menahan kegusaran menyadari putrinya diincar oleh para penghuni lautan dalam waktu yang sangat berdekatan.

"Zeafer, kumohon ini bukan saat yang tepat untuk memarahinya." Myristica meminta pengertian suaminya.

"A—aku tidak marah, tapi kesal! Sangat kesal karena keluargaku harus berhadapan dengan monster-monster berlendir dan menjijikkan itu!"

Myristica mengulas senyum tipis melihat raut wajah Quentine yang seperti hendak menyemburkan api dari kedua matanya. "Tenanglah. Biarkan aku menyembuhkannya."

Quentine semakin gusar. "Tapi, kau tidak bisa menggunakan Rǜę dalam kondisimu sekarang!"

"Di tubuhnya ada zat yang tidak kuketahui. Sepertinya membantu menetralisir racun dari dari pembuluh darah yang menuju ke jantung." Myristica berpaling pada Quentine. "Tapi, aku tidak ingin dia bergantung pada zat asing ini!"

Quentine tidak pernah menang bila harus memperpanjang perdebatan mereka, ditambah keteguhan hati Myristica terpancar dari sorot mata indahnya yang jernih seperti air danau memantulkan cahaya pagi hari. Mengubah taktik berkomunikasi pun tidak akan menggoyahkan pendirian sang istri.

"Oh ... Sa ... Mu ... Te ... " Sekujur tubuh Myristica diselubungi oleh aura biru terang sebagai tanda ia tengah membuka segel dari sesuatu yang selama ini bersemayam dalam tubuhnya—Rǜę.

Mulut Quentine membentuk garis lurus lalu menyisir kasar rambutnya dengan jemari sambil mendongak ke atas sambil menarik napas panjang dan tajam, seolah menumpahkan kemarahan pada langit-langit.

Kepingan-kepingan salju yang turun dalam ruangan adalah hal pertama yang memulai serangkaian peristiwa lain. Quentine merapatkan jaket rajutan yang membalut tubuhnya karena suhu udara yang turun drastis di sekitar mereka. Bola salju seukuran kepalan tangan orang dewasa memaksa keluar dari dada Myristica.

Quentine hanya bisa pasrah melihat ekspresi Myristica yang seperti ingin meregang nyawa. Keluarnya Rǜę dari dalam tubuh merupakan proses yang menyakitkan dan membutuhkan kondisi tubuh prima karena energi yang dibutuhkan tidak sedikit. Beberapa detik kemudian, sekumpulan kabut biru terang yang masih menyelubungi Myristica perlahan menyatu dengan bola salju yang sekarang mengambang setinggi mata.

Bola salju yang berpendar biru mencair setelah disentuh Myristica. Tak lama genangan air di lantai beriak dan mulai membentuk suatu objek—seekor rusa jantan. yang tanduknya bercabang-cabang. Tubuh makhluk berwujud air ini berwarna biru transparan, di dahinya terdapat simbol berupa aksara yang dibaca 'Sqion' dalam bahasa Pixie kuno bermakna dapat dipercaya atau diandalkan. Mata si rusa jantan terbuka perlahan, membiarkan bias cahaya putih menyeruak keluar dari sepanjang garis kelopak. Kepalanya terangkat penuh percaya diri hingga mahkota bercabangnya berdiri gagah.

"Apa yang kau inginkan dariku?" tanyanya penuh wibawa. Ia adalah Animus Rǜę yang dimiliki oleh Myristica.

Myristica buru-buru menopang separuh tubuhnya dengan kedua tangan yang gemetar sebelum benar-benar tersungkur di lantai. "Cervius, sembuhkan putriku."

Quentine buru-buru berlutut dan menopang Myristica dari belakang. Kekhawatirannya terbukti benar, energi sang istri yang sedang sakit tidak akan cukup.

"Ka ... Ra ...!" Myristica menyebutkan manter penyembuh dan mengulurkan tangan sambil ditopang Quentine untuk menstabilkan ujung jarinya yang bergetar. Sesaat setelah  menyentuh simbol di dahi Cervius, cahaya putih dari mata Cervius menguat sebentar lalu meredup seperti lampu pijar yang akan mati.

"Energimu tidak cukup!" Merasa harus melakukan sesuatu, Quentine bangkit dan mengambil jarak sejauh mungkin. Kemampuan yang ia miliki cukup memberi efek buruk bagi siapa pun yang terlalu dekat dengannya. Sambil memejamkan mata, Quentine merapalkan empat mantra, "Oh ... Sa ... Mu ... Ki ...!"

Kobaran aura merah menyeruak keluar dari tubuh Quentine yang seolah-olah membakarnya. Seperti ditarik oleh sesuatu yang tidak kelihatan, sebentuk bola api berusaha membebaskan dirinya dari tubuh Quentine, membuatnya bersusah payah menahan sensasi terbakar yang seperti ingin menghanguskan tubuhnya hingga menjadi abu.

Butiran peluh mengalir deras dari dahi dan napas yang terengah-engah adalah hasil akhir dari pergulatan Quentine dengan bola api yang berhasil keluar keluar dari tubuhnya. Setelah berinteraksi dengan udara, bola api yang mengambang tersebut padam dan meninggalkan kepulan asap putih tipis. Bola yang menghitam seperti arang kemudian terbelah, memperlihatkan sebutir kristal merah darah berbentuk telur.

Sekali lagi, setelah terkena udara kristal telur di hadapan Quentine membesar hingga nyaris setinggi dirinya. Tanpa membuang waktu, Quentine menempelkan telapak tangan pada permukaan telur raksasa dan mengalirkan energi hingga muncul retakan yang terus menjalar hingga pecah berantakan.

***

Sosok berpijar merah mengambang di udara. Wajahnya tersembunyi di balik gelungan tangan sayap seperti burung. Ia mengangkat kepala bersamaan dengan rentangan sayap dan menurunkan kaki, tapi tidak sampai menjejak lantai beralas karpet. Selain tangan sayapnya, atribut seekor elang mewujud dalam bentuk kakinya yang bercakar tajam.

Terlepas dari wujudnya yang tak lazim, bisa dikatakan ia makhluk burung api berparas cantik seperti seorang gadis berusia dua puluh tahun—meski Quentine sendiri tidak tahu pasti usia sebenarnya dari Rǜę pendiam ini. Sama seperti Cervius, pada bagian dahi terukir simbol kuno—Qren—yang berkilau seperti emas cair. Qren memiliki arti kuat atau tangguh.

Mata kiri wanita setengah burung yang selalu tertutup terdapat goresan luka panjang hitam yang membentang dari tengah-tengah alis kiri sampai ke tulang pipi. Mungkin bila terbuka akan tampak seperti mata kanan—tanpa iris dan pupil—seperti bola kristal yang mengurung kobaran api di dalamnya.

Pelindung kepalanya berbentuk kepala elang, tepat di atas pucuk telinga ada hiasan lima helai bulu merah dengan gradasi kuning-oranye yang membentang seperti kipas. Di bawah telinga, menjuntai rambut panjang sehitam arang yang beberapa di antaranya dikepang-kepang kecil dan diberi selipan ornamen bulu-bulu angsa hitam. Rambut panjang yang terkepang di bagian belakang, menjuntai bebas sebatas pinggang dan disisipi cincin bertanduk runcing berisi racun seperi yang terdapat pada ekor kalajengking. Tiap ruas kepangan dipasangi cincin berkait ganda yang melengkung ke atas. Ia tidak menggunakan rambut untuk menyerang, melainkan untuk mencegah musuh yang berpikir untuk menyerang dari belakang.

Fungsi tambahan dari tiga puluh tiga cincin berkait ganda adalah untuk membentuk pelat-pelat tipis hitam mengilap yang akan membungkus tubuhnya bila kepangan rambut tersebut melekat di sepanjang tulang belakang, mirip seorang ksatria yang memakai baju zirah.

Valkyrie dan Harpie adalah gambaran yang sangat mendekati untuk mendeskripsikan Rǜę cantik milik Quentine yang berelemen api.

***

Jangan lupa vote + komen ya. Maaciw very banyaks <3 <3

VIRMAID - ARC I: The Beginning [Pindah ke Work Baru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang