"Jangan lihat!" Schifar menutup mata Lysandra, baginya kondisi mengenaskan di hadapan mereka tidak pantas disaksikan.
"Kenapa?" Lysandra menarik turun tangan Schifar.
Pandangan Lysandra masih terhalang, kali ini dengan tubuh menjulang Schifar sendiri yang berdiri membelakanginya. Merasa Schifar akan selalu menghalangi niatnya, Lysandra menurut.
"Iya, iya. Aku tidak akan mengintip!" gerutu Lysandra, "kalau alasannya bisa kuterima."
Schifar membuang napas singkat. "Sejak kapan kau mau menerima penjelasan orang?"
"Kenapa tidak?"
Antisipasi Schifar terbukti benar sewaktu ia memutuskan untuk merentangkan tangan kirinya untuk menghalangi Lysandra yang perlahan bergeser supaya bisa berdiri di sampingnya. "Lys, jangan menguji kesabaranku."
***
Punggung Lysandra dan Schifar saling menempel satu sama lain dalam posisi duduk, membuat keduanya terlihat seperti logo pada salah satu merek terkenal. Bentuk kompromi ini didapat setelah proses tarik-ulur yang alot akibat dua insan yang tak sudi mengalah satu sama lain. Alasan lain cukup simpel yaitu kelelahan yang datang mendera, terutama Schifar.
"Pemilik kalung ini tewas tergigit Black Vyraswulf."
"Black apa wuf?"
"Cek ke dokter THT, sana."
"Aku serius. Apa itu Black wuf wuf?"
"Black Vy-ras-wulf."
"Ok, ok. Apa itu?"
"Mereka ras menjijikkan yang tidak memiliki kalung seperti ini." Schifar menatap sedih benda di tangannya lalu meremasnya kuat-kuat, prihatin dengan nasib sang pemilik.
"Pernah dengar werewolf, siluman serigala, serigala jadi-jadian, dan sejenisnya?"
"Ya."
"Kami menyebut diri kami sebagai Vyraswulf."
"Ja—jadi ... kau sebenarnya adalah ... alien berbentuk ... serigala?"
"Kenapa semua menjadi alien di matamu?"
"Karena ... mungkin aku bisa menerima bila kau sebenarnya adalah superhero yang menyamar—tapi ... aku tidak siap bila kau ini sebenarnya adalah ... monster." Kata terakhir Lysandra yang sangat pelan dan nyaris tak terucap berhasil tertangkap telinga Schifar.
"Heh. Kau juga termakan oleh propaganda itu, ya?" Ada nada sinis dalam perkataan Schifar.
"Propaganda?"
"Ya. Karena pada dasarnya kami berbeda dari penggambaran selama ini sebagai monster jelek yang merupakan perpaduan antara manusia dan serigala buas, ganas, haus darah dan segala atribut buruk lainnya yang biasa digunakan dalam film ataupun literatur lain."
Meski rasa ingin tahu menyerang, Lysandra memutuskan untuk tidak menanyakan wujud asli Schifar karena khawatir tidak sesuai dengan ekspektasinya. Mata yang menyala seperti kucing adalah bukti nyata bila lelaki yang masih bersandar padanya itu tidak berbohong.
"Hei, kalung yang masih kau pegang itu—apakah sama seperti dengan kalung biru punyamu yang tadi berkedip-kedip itu?"
"Ya, hanya ada sedikit perbedaan. Bandingkan sendiri."
Schifar menyandingkan kalung miliknya dan pecahan lainnya di atas permukaan rumput supaya Lysandra bisa melihatnya dengan seksama dan menemukan perbedaan yang ia maksud.
Kristal milik Schifar jauh lebih indah dan jernih. Warnanya lebih terang dan memantulkan kilau cahaya bulan dibandingkan kristal lainnya yang lebih keruh dan berkabut, seolah gumpalan asap putih terperangkap di dalamnya.
"Hmmm ... dilihat dari bentuk, warna dan komposisinya ... apakah ini sama-sama kristal Nirfulong?" Lysandra meragukan bila kedua benda tersebut adalah produk yang sama.
"Ya. Pada dasarnya Nirfulong hanyalah nama baru sebuah kristal yang telah melewati suatu ritual tertentu dalam ras kami."
"Eh? Jadi semua kristal bisa dijadikan kristal Nirfulong?"
"Ya. Ini dibuat dari Safir biru."
"Aku curiga kristal milik korban yang tidak boleh kulihat itu cuma batu kali yang digosok hingga mengilap.""Entahlah. Aku jarang berurusan dengan para Grey. Kristal ini sangat sulit dikenali karena sudah memudar." Schifar menatang potongan kristal yang berkabut hingga sebatas mata Lysandra. "Coba kau perhatikan guratan-guratan halus yang hampir memenuhi permukaannya."
"Iya, banyak. Memangnya kenapa?"
"Tanda umurnya tidak akan panjang." Mata Schifar menerawang.
"Woah, hebat! Kau bisa menebak umur seseorang hanya dari sepotong batu keras ini?"
"Bukan begitu. Guratan-guratan halus itu adalah retakan-retakan yang terus memanjang dan menyebar."
"Kristalnya akan pecah?"
Schifar mengangguk pelan. Percakapan mereka terhenti setelah Lysandra tiba-tiba membisu. Ia melirik Lysandra dan dari bahasa tubuhnya bisa dipastikan tengah memikirkan sesuatu, meski ia ragu bila gadis ini akan menemukan jawabannya.
Dua istilah asing yang baru didengar Lysandra memang berhasil merangsang otaknya untuk sesekali menggunakan logika. Ada dua nama yang disebut Schifar, yaitu Black Vyraswulf dan Grey Vyraswulf. Entah penamaan mereka itu diambil dari warna bulu atau hal lainnya, tapi bukan ini yang ingin diketahui Lysandra.
Menurut Schifar golongan Black tidak memiliki kristal Nirfulong sedangkan yang kedua memilikinya walaupun tampilan fisiknya berbeda dari sahabatnya. Hanya satu kesimpulan yang bisa ditariknya, Schifar tidak termasuk dari kedua golongan tersebut. Seulas senyum terbit di wajah Lysandra, sedikit kagum dengan nalarnya sendiri.
"Hei, Gondrong. Setelah memeras otakku yang berhaga ini, aku pastikan kau tidak termasuk dari golongan yang kau sebut, kan?" Sudut bibir Lysandra semakin naik, bangga bisa melontarkan pertanyaan yang berbobot.
Schifar menoleh, pura-pura tercengang dengan hasil meditasi Lysandra. Ternyata berteman dengan Excelsis dan dirinya berhasil menularkan kecerdasan mereka. "Wuah, wuah. Makanan tadi berhasil menutrisi otakmu."
"Jangan sekali-sekali pura-pura ingin tepuk tangan atau kukepang jarimu, Gondrong!" Lysandra berniat menyikut lengan Schifar. Namun, apa daya hasil sikutannya malah mendarat di pinggang lelaki malang yang meringis sambil mengusap-ngusap bagian yang berdenyut-denyut.
Anak ini! Excelsis, apa yang kau ajarkan padanya, kenapa dia jadi makin kuat?
Bukannya menjawab pertanyaan Lysandra, Schifar bangkit dan mengulurkan tangannya untuk membantu Lysandra berdiri. Namun, yang ingin dibantu tidak berniat menyambut uluran tangannya sebelum mendapatkan jawaban memuaskan.
"Tidak ingin pulang? Baiklah." Schifar berputar dan pura-pura hendak meninggalkan Lysandra yang langsung menyambar tangannya.
"Bantu aku."
"Kukira kau sudah nyaman duduk di situ."
"Berisik!"
***
"Mundurlah dan jangan mengintip. Aku harus melakukan sesuatu terhadap jenazah dan bangkai itu." Lysandra langsung menangkap bahwa Schifar benar-benar membenci Black Vyraswulf dari cara penyebutannya yang membedakan dua makhluk yang tak bernyawa itu.
Schifar melepas anting ketiganya lalu memutar ke arah berlawanan kemudian melemparnya ke atas tumpukan pohon yang menimpa tubuh jenazah malang tersebut. Anting tersebut berpijar merah seperti besi yang dipanaskan pada suhu tinggi dan langsung mengeluarkan api sewaktu mengenai targetnya. Lidah-lidah api langsung menjilat semua yang berada dalam jangkauannya, menghanguskan semuanya dalam sekejap.
"Sudah boleh buka mata belum?"
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRMAID - ARC I: The Beginning [Pindah ke Work Baru]
Fantasy[Karya Original ini dipindahkan ke Work baru dengan judul yang sama, tapi dengan versi yang sudah direvisi. Silakan kunjungi link di bawah. Terima kasih.] Link: https://www.wattpad.com/myworks/314800084-virmaid-arc-i-the-beginning-grand-revision ***...