Chapter 5.7 - Last Attempt

63 11 3
                                    

Schifar membeku di tempatnya berdiri, Lysandra sudah menghilang.


"Lys ...?"

"Tzushi kau ingin aku melacaknya?"

"Bagaimana?" Schifar mencoba mengendus-ngendus udara, tapi tidak berhasil menemukan sentira Lysandra. Angin sudah menghilangkan jejaknya.

"Berikan perintah. Sebuah kata."

"CARI. Seperti itu?" Setelah kata 'CARI' terucap, Magnolia berubah menjadi bola cahaya putih yang langsung melesat terbang dan hilang dalam sekejap, meninggalkan majikannya yang melongo.

Magnolia memanggilnya, "Tzushi, kau mendengarku?"

"Ya. Kau di mana?" Schifar mendengar suara Magnolia dengan sangat jelas tapi tidak bisa melihat wujud pelayan pribadinya itu.

"Telepati, Tzushi. Sekarang ikuti arahanku, aku menemukan dia."

***

"Hei, Lys! Kenapa kau lari?"

Dengan bantuan bola cahaya dari Magnolia yang masih mengambang-ngambang di udara seperti bola roh, Schifar melihat Lysandra tengah berdiri di cabang sebuah pohon raksasa yang seperti ingin mematahkan batang lehernya sewaktu mendongak. Matanya masih berselaput dan kulitnya tampak keriput.

"Mag, bisa turunkan dia?"

"Tentu saja, berikan perintah." Magnolia melesat terbang dan mengambang di telapak tangan Schifar.

"TALI." Hanya kata ini terpikirkan oleh Schifar.

Magnolia berubah wujud lagi menjadi seutas tali tambang tebal berwarna putih. Bagian ujungnya tersimpul, siap menjerat korbannya. Schifar memegang ujung yang lain. Seperti seorang koboi, Schifar memutar-mutar laso bersisik tersebut dan melemparnya ke arah Lysandra, berharap bisa menjerat dan menarik gadis itu turun.

Ternyata tidak mudah untuk menjerat Lysandra yang masih dikuasai oleh makhluk yang menginfeksinya. Ia terus menepis dan menghindar untuk dijerat. Bahkan posisinya semakin menjauhi mereka. 

"Cara ini tidak akan berhasil. Mag, ada ide lain?"

"Memanjat, memukulnya hingga pingsan dan membuatnya menderita karena kau harus bersusah payah demi dia." Nada cemburu tercium dari cara Magnolia mengutarakan pendapatnya.

"Sadis. Dia anak perempuan, Mag."

"Aku hanya berpendapat, Tzushi. Bila kau tidak setuju, bukan masalah untukku."

Schifar mempertimbangkan untuk memanjat sendiri, hal yang sangat mudah baginya. Tapi ia memutuskan untuk membuat Magnolia berguna. "Aku setuju dengan 'memanjat'. Sekarang, jadilah 'ALAT'."

Magnolia berubah menjadi dua benda seperti sarung tangan berwarna putih yang memiliki kait yang dapat digunakan untuk memanjat. Schifar menggunakan alat pemanjatnya dan mulai menancapkan kait-kait melengkung berujung tajam tersebut pada batang pohon bergantian hingga ia bisa mencapai posisi Lysandra.

Schifar berdiri di dekat Lysandra. "Lys?"

Sebuah tendangan keras menghantam rahang Schifar, membuatnya kehilangan keseimbangan dan jatuh bila Magnolia dalam wujudnya sekarang tidak bertindak dengan menancapkan dirinya pada sebatang dahan. Posisi Schifar tergantung seperti selembar pakaian yang dijepit asal di jemuran baju.

"Tzushi!"

"Hufh. Terima kasih, Mag." Schifar melihat ke bawah dan melihat hamparan akar-akan pohon keras yang saling membelit tidak beraturan akan menyambutnya bila ia tidak tergantung seperti sekarang.

Ia mengayun-anyunkan dirinya beberapa kali hingga mendapatkan momentum yang tepat untuk melentingkan dirinya ke atas layaknya pesenam profesional. Berhasil, sekarang kakinya sudah menjejak di atas cabang kembali. Kepalanya masih pusing karena serangan mendadak yang tak bisa dihindarinya tadi.

Namun, Lysandra kembali menghilang. "Ke mana dia?"

"Omaji ...." Suara serak seperti kerongkongan yang kering memancing Schifar untuk mendongak dan mendapati Lysandra yang memegangi lehernya.

Seringai khas Schifar mengembang. "Kehabisan energi untuk pindah lebih jauh?"

Schifar menekuk kedua kakinya, berancang-ancang untuk mengambil satu lompatan tinggi. Dengan satu tolakan kuat tubuhnya melesat ke atas seperti roket. Tangannya bersiap-siap untuk menangkap lengan Lysandra, tapi gadis tersebut berhasil menghindar dan terkena goresan kukunya yang tajam.

"Maaf." Schifar merasa bersalah setelah melukai sahabatnya. Ia tahu kulit mulus adalah harta seorang gadis.

"Omaji!!! O ... ma ... ji .... "

Setelah berhasil menempatkan kakinya di cabang pohon lain yang paling dekat dengan Lysandra, Schifar langsung melakukan telepati dengan Magnolia. "Mag, kau tahu arti 'omaji' yang selalu diucapkannya?"

"Itu bahasa kuno untuk 'air', Tzushi."

Schifar mendekati Lysandra perlahan-lahan. Setelah lima langkah dan tidak mendapatkan reaksi dari Lysandra, ia mempercepat langkahnya. Tapi, satu gerakan tiba-tiba dari Lysandra yang tidak berhasil diantisipasi, membuat Schifar mendapatkan satu sikutan maut yang telak mengenai perutnya.

"Urgh!" Rasa sakit disodok gagang pedang milik Gunther dengan kekuatan penuh sewaktu mereka latihan kembali membayangi Schifar. Entah mana yang lebih buruk di antara keduanya, tapi deskripsi 'isi perut seperti terlontar keluar dari mulut dengan kecepatan penuh', layak digunakan saat ini.

Magnolia semakin marah melihat kondisi tuannya yang semakin mirip seseorang yang disandangkan status 'korban' daripada menjadi 'penyelamat', dilihat dari sisi mana pun.

***

"Air ... butuh air ... beri ... air ...." Lysandra memegangi lehernya, suaranya mirip nenek-nenek yang tercekik dan hampir kehabisan napas. Dua kesadaran berusaha menjadi yang paling dominan. Kali ini Lysandra berhasil merebut kendali terhadap tubuhnya. Tapi karena makhluk tersebut masih betah bersarang dan perlahan-lahan menyerap seluruh cairan yang ada di tubuhnya, kondisinya juga memburuk.

"Butuh air? Seberapa banyak, satu liter, dua liter, tiga liter ... SEPULUH LITER?" Kemarahan Magnolia menyebabkan Lysandra dikelilingi oleh aura putih pekat yang beriak seperti air, permukaannya semakin naik setiap pelayan Schifar itu menyebut suatu angka.

Magnolia berniat menenggelamkan Lysandra.

"A—apa ini—gondrong! Gondrong, tolong ... tolong aku ...." Leher Lysandra terbenam dalam aura beriak milik Magnolia. Ia panik karena 'air' yang terus naik dan mengancam menelan kepalanya.

Tamat sudah riwayat Lysandra bisa kepalanya sampai terbenam. Dalam situasi darurat seperti ini hanya ada satu sosok yang muncul di kepalanya, Schifar.

"Lys?" Mendengar nama julukannya dipanggil, Schifar mengangkat kepala sambil memegangi perutnya dan melihat Lysandra yang tampak tercekik.

Semua sensasi tenggelam yang dirasakan oleh Lysandra hanyalah ilusi yang dibuat Magnolia sehingga Schifar yang tidak terkena ilusi tersebut tidak melihat atau merasakan apa pun. Dasar dari ilusi Magnolia adalah suara, bila korban mendengar suaranya maka otak mereka akan dipaksa untuk memvisualkan semua kata-katanya.

Setelah otak mereka percaya dengan 'sugesti' tersebut, otaknya akan mengirim sinyal-sinyal palsu ke seluruh tubuh sehingga korban 'mengalami' kondisi seperti tenggelam, terbakar, ditusuk tombak dan segala jenis siksaan lainnya. Bila korban sudah berada dalam status 'rusak', tidak ada cara untuk 'memperbaiki' mereka, membuat mereka berada dalam status 'hidup segan matipun tak mau'.

"Schifar? Schifar ... Schifar! Kau di sini? To—" Lysandra yang gusar terus memanggil nama Schifar untuk meminta tolong tapi kesadarannya pupus setelah kepalanya terbenam dalam 'air'.

"Mag! Apa yang terjadi?"

Panggilan Schifar membuyarkan konsentrasi Magnolia, membuat tubuh Lysandra terbebas dari perangkap ilusi yang dibuatnya. Sekarang, yang dilihat Schifar hanyalah tubuh Lysandra yang terkulai lemas dan terjun bebas dari cabang pohon tempatnya berdiri tadi.

"Mag! TANGKAP AKU!" Schifar melompat dan seutas pita putih menyambar pinggang Schifar dan membelitnya, tapi tidak demikian dengan Lysandra. Beruntung Schifar berhasil menangkapnya di udara sebelum tubuhnya menghantam sebuah cabang besar yang melintang di bawah mereka.

"Nyaris saja." Schifar mengembuskan napas lega setelah berhasil menyelamatkan Lysandra.

"Tzushi, kenapa kau masih menolong anak perempuan brutal ini!" Magnolia merengut sebal. Wanita ini lebih senang bila cabang tersebut berhasil merenggut nyawa Lysandra.

"Karena dia temanku. Lagipula bukan Lys yang bertindak brutal, tapi makhluk yang merasukinya. Bila mengenalnya, kau pasti akan menyukainya juga, Mag."

"Teman? Suka?" Magnolia merenungi dua kata tersebut tapi sedetik kemudian menyerah. "Argh, terlalu abstrak. Aku tidak mengerti!"

"Suatu saat kau akan mengerti, Mag."

"Tzushi, aku lelah. Izinkan aku tidur."

"Ya. Tidurlah."

Magnolia dalam wujud pita putihnya menurunkan Schifar bersama Lysandra di atas permukaan tanah yang rata. Dan setelah pendaratan sempurna tersebut, Magnolia melakukan sesuatu pada Schifar setelah mendapatkan izinnya.

***

VIRMAID - ARC I: The Beginning [Pindah ke Work Baru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang