☁️☁️☁️
Saka memutar bola matanya malas, ketika pemandangan di depannya tersuguhkan pagi ini. Adrian terkekeh kecil setelah mencium mesra kening istrinya, menatap Saka dengan tatapan jahil di kedua matanya.
"Makannya cari istri sana biar bisa mesra-mesraan."
"Saka masih muda, Pa."
"Yaa karena masih muda, bagus itu. Jadi nanti Papa cepat dikasih cucu."
Rara yang sedang menata wortel beserta timun di atas nasi yang telah dialasi oleh rumput laut terkekeh kecil, menatap Adrian serta Saka bergantian.
"Papa udah pengen punya cucu?"
Adrian mengangguk, merangkul Rara yang masih duduk di kursinya.
"Mumpung masih muda, jadi nanti masih bisa ngasuh anaknya Saka."
"Anaknya kemarin diminta ketemu sama calon mertuanya tuh," kekeh Rara tanpa menyadari raut bingung dari pria yang berbeda usia ini.
"Siapa?"
"Apaan sih, Ma."
Tanggapan berbeda yang keluar dari bibir anak dan suaminya membuat Rara mengangkat kepalanya lagi, menatap Saka lalu Adrian yang kini menatapnya dengan kedua alis yang terangkat.
"Itu loh Pa, Bella. Kemarin Mamanya Bella ingin ketemu Saka. Nggak jadi, Ka?"
Saka berdeham kecil. Baik, sepertinya disini terjadi kesalahpahaman. Dan sebagai jawaban Saka memberikan gelengan kepalanya pada Rara.
"Enggak."
"Loh terus waktu Sabtu malam itu, kamu kemana?"
"Ketemu sama cewek lain yaa kamu?" Adrian kembali menatap Saka dengan jahil.
"Hem."
"Wah!" Adrian mengulurkan tangannya untuk mengacak rambut Saka. "Anak Papa beneran udah besar. Nggak apa-apa, Papa dukung pilihan kamu. Yang terbaik pokoknya untuk anak Papa."
Saka tersenyum tipis, berusaha mengabaikan tatapan Rara yang mengarah langsung padanya dengan raut yang bertanya-tanya.
"Yaudah Papa berangkat dulu." Adrian pamit, dan sebelum pergi meninggalkan rumah tubuhnya membungkuk, berbisik pada Rara yang membuat istrinya itu tersenyum dan mengangguk kecil. Dan diakhiri dengan kecupan kedua kalinya di pelipis Rara.
Bahu Saka ditepuk beberapa kali ketika Adrian melewatinya, membisikan kata Semangat lalu pergi dengan kekehan kecil ketika decakan Saka keluar.
"Jadi, siapa cewek yang kamu temui Sabtu malam? Yang Mama gak tau tapi Papa tau."
Pertanyaan itu terlontar ketika pintu rumah telah tertutup rapat, meninggalkan bunyi yang cukup nyaring.
"Enggak ada, Ma. Papa asal ngomong doang itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
After We Meet Again - (Tamat)
Fiksi Remaja"Untuk masa kecil yang telah memberi banyak warna, aku ucapkan terimakasih." "Dan untuk masa depan yang memisahkan kita, aku harap kita bisa bertemu kembali. Sebagai seseorang di masa kecil terdahulu." -Daisy ~~~ "Saka, punya cita-cita?" Anak perem...