☁️☁️☁️
Toko dengan bermacam-macam jenis bunga yang terpajang rapi di luarnya tampak sepi. Saka melirik kaca spionnya, sebelum akhirnya menepi dan berhenti tepat di depan toko yang bertuliskan Toko Bunga Dahlia. Saka memandang sekitar toko yang memang tampak sepi siang ini. Jarum jam di pergelangan tangannya menunjukan pukul 2 siang. Dan jalan raya yang cukup ramai dengan lalu lalang kendaraan seakan berbanding terbalik dengan toko-toko yang berjejer rapi dengan barang-barang yang dijual.
Saka melepaskan helm full facenya, menaruhnya di kaca spion sebelum akhirnya turun dan berjalan mendekati toko yang pintu tembus pandangnya tampak tertutup, namun tulisan open yang tergantung di atas pintu membuat Saka memutuskan untuk masuk.
"Selamat datang di toko bunga Dahlia. Dengan Acha, ada yang bisa saya bantu?"
Saka mengerjapkan matanya ketika sapaan dengan nada riang itu masuk ke telinganya. Senyum yang datang setelah beberapa menit wajahnya diselimuti raut terkejut terpampang untuk wanita yang Saka perkirakan umurnya masih 30 tahun-an.
"Saya mau cari bunga anggrek putih."
"Boleh, mari ikut."
Saka mengikuti langkah wanita yang menuju ruangan yang berada di ujung toko. Ruangan yang dibuat seperti taman, yang bisa Saka lihat berbagai macam bunga anggrek dengan banyak warna.
"Mau dibikin bucket atau yang di pot, Mas?"
"Yang di pot aja," ucap Saka seraya menunjuk bunga anggrek putih yang tampak tumbuh di salah satu pot berwarna putih. "Tapi kalo saya mau pilih model potnya, boleh?"
"Boleh kok. Tapi stok pot kita belum banyak yang datang, tapi kalo misalkan Masnya mau pesan dulu nggak apa-apa. Nanti kita bakal hubungi kalo sudah ada."
"Oh, boleh. Berapa hari kira-kira datangnya, Mbak?"
"Paling lama biasanya 3 hari. Tapi kalo nggak ada kendala besok juga udah bisa diambil."
Saka memperhatikan Acha keluar dari taman buatan di toko ini, tak lama, karena setelahnya Saka melihat wanita itu kembali dengan satu buku berukuran sedang di tangannya.
"Boleh diliat dulu, Mas."
Saka menerima buku yang setelah dibuka menampilkan gambar bunga anggrek yang tumbuh dalam pot dengan model, warna serta ukuran yang berbeda. Sementara wanita yang berdiri di hadapan Saka tersenyum ketika melihat kernyitan pada dahi Saka.
"Kalo boleh tau, anggreknya mau dijadiin koleksi bunga di rumah atau dijadiin hiasan gitu?"
Saka mengangkat wajah demi menatap Acha dengan sekilas, lalu menggeleng setelahnya.
"Buat hiasan di kafe gitu sih."
"Oh..." Acha membulatkan mulutnya sembari mengangguk, lalu menatap Saka kembali dengan sedikit senyum canggung. "Kenapa nggak pake bunga buatan aja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
After We Meet Again - (Tamat)
Ficção Adolescente"Untuk masa kecil yang telah memberi banyak warna, aku ucapkan terimakasih." "Dan untuk masa depan yang memisahkan kita, aku harap kita bisa bertemu kembali. Sebagai seseorang di masa kecil terdahulu." -Daisy ~~~ "Saka, punya cita-cita?" Anak perem...