Part 1 - (Se (lambat) hari Senin)

3.2K 225 38
                                    

☁️☁️☁️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☁️☁️☁️

Gadis yang tampak rapi dengan seragam sekolahnya dengan cepat memasuki buku-buku pelajaran ke dalam tasnya. Tangannya dengan cekatan meraih dasi beserta topi yang berada di atas meja rias. Lalu setelahnya dirinya berlari, membuka pintu kamar dengan sekali hentakan menyebabkan bunyi dentuman yang keras.

"Berasa banyak duit banget kamu. Buka pintu kamar digebrakin gitu."

Viola melongokan kepalanya pada pintu yang memisahkan dapur dan ruang tamu. Menatap putri semata wayangnya yang kini sibuk memakai kaos kaki dan sepatu talinya.

Kekehan kecil keluar dari bibir gadis yang masih sibuk mengikat tali sepatunya.

"Maaf, Bundaaa. Daisy kesiangan soalnya ini."

"Sarapan dulu. Pingsan nanti kamu pas upacara."

"Duh, nggak sempat Bun."

"Bunda bawain bekal aja kalo gitu. Biar sarapan di sekolah."

"Ribet banget Bun bawa kotak bekalnya. Berat."

"Kotak bekal kecil kaya gini berat gimana sih, Daisy. Masih beratan juga beban hidup."

"Curhat sih Bunda. Udah ah, Daisy berangkat."

Daisy menghampiri Viola yang kini menatapnya dengan jengah. Mengambil tangan sang bunda untuk disalimi dan mencium pelipis sayang bundanya.

"Daisy sayang Bunda."

~~~

Tampak ramai gerbang depan sekolah oleh kendaraan yang berhenti, menurunkan siswa yang akan memulai kegiatan belajar. Lalu diantara lalu lalang siswa yang masuk ke koridor sekolah, Daisy dapat melihat bagaimana Pak Rendra yang berteriak dengan semangat menyuruh siswa yang masih tampak di luar sekolah untuk segera masuk. Hingga matanya menatap Daisy yang berjalan dengan santai, telunjuknya terangkat. Menunjuk Daisy yang tak lama menjadi bahan perhatian.

"Hei, Daisy! Cepat jalannya, 10 menit lagi upacara mau dimulai."

"Iyaaa Pak, siap. Lari nih aku, lari."

Daisy berlari kecil, membuat beberapa siswa yang masih berada di luar sekolah tertawa melihatnya.

"Pagii Pak Rendra." Daisy menyapa dengan sopan ketika dirinya melewati Pak Rendra yang menatapnya sinis.

"Pagi, pagi. Kebiasaan banget kamu tiap Senin kesiangan terus."

Daisy terkekeh kecil, "Iyaa Pak, maap."

"Maap-maap. Udah sana masuk."

Daisy mengangguk lalu melambaikan tangannya pada Pak Rendra.

"Daaah Pak Rendra. Semangat teriaknya yaaa."

Daisy tertawa kecil lalu menoleh ketika bahunya dirangkul oleh seseorang.

"Nggak pernah kapok emang yaa kena omel Pak Rendra."

After We Meet Again - (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang