Part 4 - (Impian)

1.7K 175 49
                                    

🌼🌼🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼🌼


Daisy mengetukan ujung pulpennya pada meja makan. Roti bakar dengan cokelat susu di dalamnya masih berbentuk persegi empat utuh. Satu gelas susu putih yang berada di samping roti bakar pun belum terkuras habis dari tempatnya.

Daisy menghela napasnya lelah, menatap Bundanya yang masih sibuk membersihkan dapur.

"Bun?"

"Masih bingung juga?" Bundanya bertanya ketika masih mengelap sisi kompor.

"Daisy beneran boleh nih lanjut kuliah? Kalo nggak boleh juga..."

"Harus Daisy, harus." Bundanya kini berbalik, menatap dirinya dengan serius.

"Tapi kan, Bunda..."

"Bunda tahu, pasti kamu punya cita-cita. Punya impian yang ingin kamu kejar kan?"

Daisy mengangguk kecil, bayangan dirinya memakai seragam khusus dengan buku yang berada digenggamannya atau sepatu heels hitamnya yang berketuk pada lantai yang ramai oleh suara-suara anak kecil yang berlalu lalang.

"Daisy ingin jadi guru SD, Bun."

Bundanya terkekeh kecil, mencuci tangannya sebelum menghampiri Daisy yang masih membayangkan cita-citanya.

"Masa anak kecil mau ngajar anak kecil juga?"

Dan bayangan Daisy yang sedang mengajarkan anak-anak bernyanyi pun sirna begitu saja, membuatnya memasang raut cemberut.

Bundanya tertawa, lalu mengusap rambutnya yang kini telah di kuncir menjadi satu.

"Bunda akan dukung apapun impian kamu selagi itu positif."

Daisy tersenyum manis, lalu mulai menuliskan salah satu universitas dan jurusan yang memang ia minati.

Viola tersenyum melihatnya, lalu mengecup sayang pipi kanan dari Daisy.

"Jangan lupa dimakan sarapannya."

~~~

Daisy menatap Tari yang sedang berkeliling, mendatangi satu persatu meja untuk mengumpulkan formulir yang belum sempat diberikan kepada guru BK.

"Udah diisi formulir lo?"

Daisy mengangguk, masih sibuk menatap Tari yang berkeliling.

"Yas?"

"Hem?"

"Ternyata jadi ketua kelas itu nggak enak yaa. Kaya pembantu."

"Kalo ngomong yaa Dai."

"Eh beneran tapi, lihat deh Tari," Daisy menunjuk Tari yang kini berada pada di depannya, hanya berjarak 4 meja, "keliling, minta-minta kertas selembaran doang."

"Yaa kan emang tugasnya sih."

"Untung Daisy nggak minat jadi ketua kelas."

"Kalo pun minat, gua nggak yakin ada yang pilih lo jadi ketua kelas."

After We Meet Again - (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang