Part 24 - (Ajakan Pertama Kali)

1.3K 138 2
                                    

🌼🌼🌼

Vio baru bisa bernapas lega, setelah melihat laporan keuangannya terkirim dengan sempurna. Laporan yang membuatnya sedikit kehilangan nafsu makan karena semua angka yang membuatnya pusing. Tubuhnya ia senderkan pada kursi, matanya ia pejamkan demi mendapatkan ketenangan sejenak. Namun pejaman matanya bertahan hanya 5 detik, karena bayangan Daisy dengan wajah pucatnya semalam membuat Vio membuka matanya kembali dan segera mencari ponselnya.

Ini sudah jam 3 sore, dan seharusnya Daisy sudah mengisi perutnya dengan bekal yang tadi pagi ia siapkan. Telur mata sapi dan beberapa potong kecil sosis dengan tambahan saus sambal sachet Vio pilih sebagai menu makan siang untuk putrinya. Setelah menemukan ponselnya, Vio segera membuka kolom chat dengan putrinya. Mengetikan pesan berisi pengingat untuk Daisy tidak lupa memakan bekalnya.

Dan sepertinya gadis itu sedang free, karena tak sampai 1 menit, pesannya telah dibalas.

Vio
Bekal jangan lupa dimakan, Dai.

Daisy Linnea 🌼
Sudah habis, Bun. Masakan Bunda paling top pokoknya 👍

Vio
Cuma telur ceplok doang padahal. Berlebihan banget kamu.

Daisy Linnea 🌼
Kalo Bunda yang buat jadi spesial.

Vio
Kaya martabak telur?

Daisy Linnea 🌼
Iyaa, enak yaaa Bun. Besok Daisy mau request dong, bekalnya martabak telur yaa 😚

Vio
Aye-aye Captain 👍
Pulangnya mau Bunda jemput?

Daisy Linnea 🌼
Nggak usah, Bun. Daisy nebeng sama teman kok. Dinar namanya.

Vio
Okee kalo gitu. Semangat anak Bunda cari ilmunya 😚❤

Daisy Linnea 🌼
Timakaci, Bunda ❤
Bunda juga semangat cari duitnya yaa hihi. Jangan lupa juga makan yaa, Bunda. Jangan sampai sakit, nanti nggak ada yang buatin bekal Daisy 😅😚

Vio
-_-

Vio terkekeh kecil ketika membaca pesan terakhir dari Daisy. Selalu begitu, Daisy selalu mempunyai alasan yang mungkin jika orang lain mendengarnya sedikit kurang ajar. Tapi Vio tahu, putrinya tentu sangat menyayanginya. Daisy selalu berupaya untuk menjaganya, selalu merasa khawatir jika dirinya terkena masalah, yang terkadang berhasil membuat Vio tersentuh hatinya akan semua perbuatannya.

Anak kita hebat, Mas.

~~~

Daisy mengapit lengan Dinar dengan erat. Keduanya kini tengah berjalan di lorong kampus. Cengiran di wajah Daisy membuat Dinar mengernyit kebingungan namun tak urung senyum gelinya tercetak samar di wajahnya.

"Kenapa sih kamu?"

"Dinar? Daisy mau minta tolong boleh?"

"Apa?"

"Gini, pokoknya kalo tiba-tiba nanti Dinar dapat pesan mengatas namakan bunda Daisy, tolong kasih tau Daisy dulu sebelum balas ya?"

"Kenapa gitu?"

"Aduh, waktunya mepet nih. Nanti Daisy cerita di chat yaa hihi."

"Hem, oke deh. Kamu kerja?"

"Iyaaa. Daisy duluan nggak apa-apa?"

Dinar mengangguk kecil. "Nggak apa-apa. Udah mepet juga kan? Sana, hati-hati di jalan yaaa."

"Okee deh, makasih Dinar."

After We Meet Again - (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang