Part 20 - (Mendapatkan)

1K 117 7
                                    

Ada yang nunggu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang nunggu?

Udah siap bacanya?

Kalo udah, absen dulu coba ☝️

Hihi, selamat membaca 😊

...

🌼🌼🌼

Sakti menatap data diri serta foto dengan background merah yang biasa ia temui pada berkas-berkas pelamar kerja. Alisnya menaik, ketika membaca usia dari seorang gadis yang berniat berkerja di Orchid Caffe.

Tangannya meraih ponsel hitamnya, mencari kolom kontak dan dengan cepat jarinya mengetik beberapa deret angka dari nomor yang ia temui di kertas pelamar kerjanya.

Ponselnya ia dekatkan pada telinga, bunyi sambungan terus berbunyi hingga keempat kali, suara itu menyapa telinganya.

"Halo?"

"Halo, selamat malam. Dengan Daisy Lin..nea Orchid?" Sakti mengerutkan dahinya ketika menyebutkan nama panjang dari gadis yang saat ini tengah diteleponnya.

"Iyaa, aku sendiri. Ini siapa ya?"

"Saya Sakti, selaku manager dari Orchid Caffe. Kamu mengirim lamaran ke kafe kami, betul?"

"Oh?" Sakti dapat mendengar nada terkejut dari suara gadis di seberangnya. "Iyaa, Pak. Minggu lalu aku baru aja nitipin surat lamarannya."

"Untuk sesi wawancara, besok kamu bisa hadir di kafe kami jam 1 siang?"

"Hem... kalo jam 3 sore aja, bisa, Pak?"

Sakti tersenyum geli ketika lagi-lagi mendengar nada ragu dibalik ucapan gadis itu. Lalu, apa tadi? Pak? Hey, memang wajah dia setua apa sampai dua gadis memanggilanya sebutan Pak untuknya?

"Oke. Jam 3 sore, saya tunggu kedatangannya di Orchid Caffe yaa. Dan satu lagi, jangan panggil Pak. Panggil aja Mas Sakti."

"Baik Pak, eh, Mas. Makasih banyak sebelumnya."

Panggilan itu ia putus, dengan senyuman bangga yang tercetak di wajahnya.

~~~

Daisy baru saja keluar dari kelasnya. Dan dengan tergesa berjalan mencari toilet wanita. Setelah sampai, dengan cepat Daisy mengganti pakaiannya. Dengan kemeja berwarna abu tua dan celana bahan hitam. Lalu dirinya memastikan pakaian yang dipakainya rapi, Daisy menatap cermin panjang yang terpajang di toilet kampus. Matanya melirik sekeliling, memastikan bahwa tidak ada orang di toilet ini kecuali dirinya. Lalu tangannya mengeluarkan bedak tabur dan liptint yang biasa ia pakai dengan tipis.

Daisy tersenyum, ketika melihat wajahnya terlihat lebih fresh. Lalu dengan senyuman yang masih tercetak di wajahnya, Daisy merapikan dan memasukan bedak tabur dan make upnya ke dalam tas. Dan sebelum benar-benar meninggalkan toilet, dirinya kembali memeriksa tampilannya. Hari ini dirinya tidak boleh mengecewakan diri sendiri.

After We Meet Again - (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang