🌼🌼🌼
Saka bergegas dengan cepat, membawa satu setelan pakaian yang dipilihnya dan memasukannya dalam tas ransel. Ia baru saja mendapat pesan, dari seorang influencer terkenal yang Saka tahu bagaimana sukses usaha-usahanya di banyak bidang. Dan Saka, mendapatkan kesempatan emas itu. Bekerja sama dengan seorang pria yang tertarik akan Caffe-nya.
Mengingat itu, Saka tersenyum lebar. Sedikit melupakan masalah perasaannya terhadap gadis yang belum berhasil ia temui. Dengan cepat Saka menggantung tas ransel di bahu kirinya. Kaki jenjangnya menuruni anak tangga satu persatu dengan hati-hati. Tiba di lantai dasar, Saka melihat Mamanya yang sedang memasukan sedotan pipih berwarna hitam pada cup yang Saka tahu, isinya adalah kopi kesukaannya. Dengan senyum yang masih terus menghiasi wajahnya, Saka mendekati Mamanya. Mengambil satu cup kopi tersebut lalu mencium pelipis Mamanya dengan sayang.
"Makasih loh, Ma."
Rara tersenyum, tipis, melihat anak semata wayangnya tampak tampan dengan senyumnya yang menawan.
"Ka?"
Namun tampak aneh.
"Iya?"
"Kamu sama Daisy ada masalah?"
Saka tersedak kopinya. Membuatnya terbatuk akibat pertanyaan mengejutkan dari Rara.
"Kenapa Mama nanya gitu?" Saka mengernyitkan dahinya.
"Yaa nggak apa-apa sih." Rara meraih lap bercorak kotak-kotak berwarna merah putih, mengelap meja pantry yang basah akibat air. "Tapi, kata Vio, Daisy selalu gak mau kalo diajak buat main kesini."
Rara menatap Saka yang terdiam di hadapannya. Wajah anaknya itu, menunjukan raut bingung dan resah sekaligus. Membuat Rara menemukan spekulasinya terhadap hubungan diantara Saka dan Daisy.
"Ka, kamu nolak atau ditolak perasaannya sama Daisy?"
~~~
Vio baru saja menaruh ponselnya di atas meja bundar yang berada di salah satu kedai kopi dekat kantornya. Ia sedang menunggu seseorang, yang tiba-tiba saja mengajaknya bertemu.
Pintu kedai yang terbuka serta tubuh wanita yang tampak masih seperti anak muda membuat Vio tersenyum, mengangkat tangan kirinya setengah di udara demi mengalihkan tatapan mencari dari wanita yang berdiri di depan pintu.
Senyuman itu didapatkan oleh Vio, ketika wanita itu menemukannya. Lantas dengan sedikit tergesa wanita itu menghampiri Vio yang sudah siap menyambut kedatangannya sejak tadi.
"Maaf nunggu lama yaa, Vi."
Vio menepuk pelan punggung tangan wanita yang kini menunjukan raut meminta maaf. "Nggak apa-apa, Ra. Aku baru 5 menit yang lalu sampai."
Rara akhirnya menaruh tas kecilnya di atas meja. Melihat beberapa menu sebelum akhirnya menatap Vio yang tampak rapi dengan pakaian kantornya.
"Eh, jam istirahat kan Vi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
After We Meet Again - (Tamat)
Teen Fiction"Untuk masa kecil yang telah memberi banyak warna, aku ucapkan terimakasih." "Dan untuk masa depan yang memisahkan kita, aku harap kita bisa bertemu kembali. Sebagai seseorang di masa kecil terdahulu." -Daisy ~~~ "Saka, punya cita-cita?" Anak perem...