🌺 • Malam Perpisahan

9.6K 1K 58
                                    

Jangan lupa vote komentaaaaar biar aku semangat up tiap hari✨


Rupanya kabar tentang Mazhar dan Halima yang tidur terpisah sudah menyebar ke seluruh desa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rupanya kabar tentang Mazhar dan Halima yang tidur terpisah sudah menyebar ke seluruh desa. Para warga pun merasa janggal, mengapa Mazhar dan Halima yang berstatus suami istri tidak tidur dalam satu rumah?

Saat ini, Halima sedang berada di rumah Mazhar. Karena saat belanja di tukang sayur tadi, ibu-ibu secara terang-terangan bertanya mengenai hubungan Halima dengan Mazhar. Ternyata banyak juga yang mengira bahwa Halima tidak terima menikah dengan Mazhar karena dirinya yang berasal dari kota. Menghindari bertambahnya gosip yang tidak-tidak, Halima pun langsung pulang ke rumah Mazhar sambil membawa tas ransel berisi pakaiannya.

"Jadi, Halima ingin tinggal di sini lagi?" tanya Mazhar.

Halima mengangguk. "Mau tidak mau. Kabar miring semakin menjadi-jadi karena kita tidak tinggal serumah. Mereka menduga saya masih tidak terima Engku menikahi saya."

"Memang benar, kan? Kau tidak terima menikah dengan saya."

"Tapi bukan itu alasan saya menginap di balai. Engku sendiri yang meminta saya agar tidur di balai saja."

Mazhar menghela napas panjang. "Saya akan memberi pengertian pada warga. Halima tidak perlu tidur di rumah ini karena tidak nyaman."

"Tidak perlu, semakin Engku klarifikasi, akan semakin banyak prasangka yang muncul di pikiran warga. Lebih baik saya saja yang kembali ke sini."

Pada akhirnya, Halima pun kembali tinggal bersama Mazhar di rumah kayu yang sempit. Sebenarnya Halima tidak masalah tinggal di rumah Mazhar. Hanya saja, suasananya di malam hari agak menyeramkan karena tidak ada listrik yang mengalir ke rumah tersebut.

Besoknya, Halima mengajak Mazhar berbelanja ke pasar yang ada di desa. Halima membeli segala bentuk perlengkapan rumah tangga dan juga beberapa pasang baju bergaya masa kini untuk Mazhar. Ia bosan melihat lelaki itu memakai jubah saat ke surau dan kaos usang di rumah.

Setidaknya kompor minyak tanah lebih baik daripada harus bergumul dengan asap kayu bakar di depan tungku. Halima mulai menata dapur kecil tersebut dan mengisinya dengan barang-barang yang ia beli dengan uang Mazhar.

Awalnya Halima ingin belanja dengan uang sendiri, tapi Mazhar malah membayar semuanya. Mungkin lelaki itu merasa bertanggungjawab karena Halima istrinya.

Selesai beres-beres, Halima mulai memasak. Ia ingin mencoba lagi setelah sekian lama tidak memasak karena di rumah orang tuanya sudah ada asisten rumah tangga dan Halima sangat dimanjakan hingga jarang sekali memasak sendiri.

Mazhar Alkhalifi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang