🌺 • Selesai

12.6K 782 74
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya!














"Cantik sekali, anak kamu?" tanya seorang wanita paruh baya pada Mazhar.

"Iya ... ini anak saya, Khadijah namanya," jawab Mazhar sambil mengusap jejak air mata Khadijah.

"Lalu ... dia?" Gadis di samping wanita paruh baya itu melirik ke arah Halima.

Mazhar ikut menoleh, menatap Halima yang masih diam. "Dia uminya Khadijah ...," ujarnya, lalu melangkahkan kaki, berjalan ke arah Halima.

Halima tetap diam saat Mazhar sudah berdiri di hadapannya. Ia hanya menatap lelaki itu dari atas ke bawah dan menemukan bekas jahitan luka di leher dan tangannya.

"Lama tak bersua, Hali," sapa Mazhar.

"Apa yang terjadi?" tanya Halima.

"Panjang ceritanya ...."

"Masuk, Engku bisa ceritakan semuanya di dalam setelah acaranya selesai. Ajak mereka masuk juga," ujar Halima sambil melirik sekilas pada dua perempuan yang ikut bersama Mazhar.

Mazhar menggeleng. "Ini hari pernikahanmu, saya tidak ingin mengganggu." Itulah alasan mengapa dirinya langsung bergegas pergi usai melihat keramaian di dalam rumah tadi.

Kedua mata Halima membulat. "Pernikahan? Di rumah ayah memang sedang acara, tapi bukan pernikahan. Itu acara akikah Muhammad," paparnya.

"Muhammad?" Kini giliran Mazhar yang bingung.

"Muhammad adik Ija, Abi," sahut Khadijah.

Belum selesai Mazhar mencerna perkataan Khadijah, Halima langsung menariknya masuk ke dalam rumah untuk melihat acara yang sedang berlangsung. Kedatangan Mazhar tentunya mengejutkan orang tua Halima dan keluarga Mazhar sendiri. Mereka sampai mengucek mata mereka untuk memastikan bahwa yang Halima bawa masuk benar-benar Mazhar.

Malwiz lebih dulu menghampiri Mazhar. "Is this you? My twin?"

Mazhar mengangguk. "Benar, ini saya Mazhar."

"Oh my ... saya pikir kau sudah meninggal. You look ugly, Bro. And ... what is this?" Malwiz tanpa aba-aba langsung membuka kerah baju Mazhar karena penasaran dengan bekas jahitan di leher Mazhar yang ternyata lumayan panjang sampai ke bahu.

Mazhar menarik kembali bajunya. "Jangan sembarang membuka baju orang."

Halima menarik lengan Mazhar. "Kita bahas nanti setelah acara. Sekarang Engku gendong Muhammad dulu."

Jessen menyerahkan cucunya pada Mazhar. Muhammad terbangun dan membuka mata saat Mazhar menggendongnya. Oh, dia sangat menggemaskan.

Selesai memotong rambut dan kuku, Mazhar mentahnik Muhammad

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai memotong rambut dan kuku, Mazhar mentahnik Muhammad. Yakni mengunyahkan kurma, lalu memasukkannya ke dalam mulut si bayi.


***

Mazhar Alkhalifi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang