🌺 • Idola Menyebalkan

6.6K 640 23
                                    

Jangan lupa vote/comment ya!

Part ini masih lanjut Malwiz-Kemuning.












Kemuning memutuskan untuk pergi diam-diam dari rumah Ja'far saat pagi-pagi buta tadi. Saat ini dirinya baru tiba di desa Seduraja. Saat melewati perkebunan teh, ia melihat Halima yang sedang jalan-jalan pagi. Perempuan yang sedang mengelus perut itu juga menoleh ke arahnya. Kemuning melangkah cepat ke arah Halima, lalu langsung memeluknya.

"Ada apa, Kemuning?" tanya Halima yang bingung karena tiba-tiba dipeluk.

"Saya menyesal bertemu dengan Malwiz," ujar Kemuning sambil melepas pelukannya.

"Kamu sudah bertemu dengannya?" tanya Halima.

Kemuning mengangguk. "Sudah ... saya bahkan bekerja di rumahnya sebagai asisten rumah tangga selama dua hari."

"Lalu?"

"Mari bercerita di balai saja," ajak Kemuning.

Halima pun mengikuti Kemuning ke balai desa. Di sana, Kemuning pun menceritakan tentang bagaimana sikap Malwiz terhadapnya. Halima menghela napas panjang, ternyata bukan hanya dirinya yang menjadi korban mulut pedas lelaki itu.

"Jadikan pelajaran saja, jangan terlalu kagum dan berharap pada manusia. Sebab kita pasti akan kecewa jika suatu saat dia menunjukkan kekurangan atau keburukan yang tidak sesuai dengan ekspektasi kita," ujar Halima sambil mengusap pundak Kemuning.

Kemuning menunduk lesu. "Padahal mertua Cik Halima sangat baik, tapi saya malah pergi diam-diam karena sakit hati oleh perkataan Malwiz."

"Tak apa, daripada membatin lebih baik pergi menghindar dan pergi," ujar Halima.

"Benar. Kalau begitu saya pamit ke rumah dulu, Cik Halima masih mau berjalan-jalan?"

Halima menggeleng. "Tidak, saya juga ingin pulang. Tapi ngomong-ngomong, panggil Uni saja supaya lebih akrab," ujarnya.

Kemuning tersenyum senang. "Baiklah, Uni ... terima kasih sudah mau saya ajak bercerita. Maaf karena menceritakan keburukan saudara ipar Uni," ujarnya, lalu beranjak pergi.

Sementara di rumah Ja'far, penghuni rumah sedang kebingungan karena asisten rumah tangga yang tiba-tiba menghilang. Ja'far sudah mengecek kamar Kemuning, tetapi kamarnya sudah kosong. Semua pakaian Kemuning sudah tidak ada di sana. Kemala dan Malwiz sempat berpikir negatif jika Kemala pergi pasti karena sudah mencuri dan membawa kabur sesuatu dari rumah. Tapi setelah dicek, tidak ada satu pun barang berharga di rumah yang hilang.

"Biarkan saja, Yah. Mungkin dia tidak betah tinggal di sini," ujar Malwiz.

"Tidak, pasti ada sesuatu yang membuatnya pergi," ujar Ja'far yakin. "Malwiz, kau pergi ke desa Seduraja dan cari Kemuning. Barangkali dia pulang kampung," lanjutnya.

Malwiz mendengkus kesal, tidak terima dengan perintah sang ayah. "Kenapa harus saya, Yah? Hari ini saya ada jadwal," ujarnya beralasan.

"Ayah tidak mau tahu, kau harus cari dan bawa Kemuning kembali ke sini. Ayah ingin tahu alasan kenapa dia pergi dari rumah tanpa berpamitan," tegas Ja'far.

Mau tidak mau, Malwiz akhirnya pergi dengan motornya menuju desa Seduraja.

***

Siangnya, warga desa Seduraja dibuat heran karena ada orang yang sangat mirip dengan Mazhar datang ke desa Seduraja. Awalnya mereka berpikir itu Mazhar, cara berpakaiannya sangat berbeda. Malwiz dan Mazhar memang agak sulit dibedakan karena mereka kembar identik. Jika hanya dilihat sekilas, mereka akan terlihat seperti kloningan manusia.

Mazhar Alkhalifi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang