Jangan lupa votement!
Langkah kakinya cepat, menapaki jalan sempit dengan napas tersengal-sengal karena dikejar oleh sekelompok wanita. Kemuning berlari ke dalam hutan karena dikejar oleh beberapa orang perempuan. Mereka adalah penggemar yang terobsesi dengan Malwiz dan tidak suka atas pernikahan Malwiz dan Kemuning.
Tadinya Kemuning ikut menemani Malwiz konser. Tapi saat Malwiz naik ke panggung, beberapa orang perempuan mengajak Kemuning untuk berbicara. Awalnya mereka bersikap seperti biasa dan mengajak Kemuning ke tempat sepi yang lumayan jauh dari panggung. Namun, sampai di sana Kemuning langsung dirundung dan dihajar.
Kemuning bersembunyi di balik pohon besar. Dirinya sudah tidak sanggup lagi berlari. Seluruh tubuhnya sakit dan wajahnya lebam. Napasnya masih memburu, Kemuning ketakutan dan tidak berani kembali. Ia takut bertemu dengan wanita-wanita jahat tadi.
Ia mencoba menelepon Malwiz, tapi yang mengangkat bukan suaminya, melainkan manager karena Malwiz masih di atas panggung. Kemuning akhirnya meminta tolong pada manager tersebut. Untunglah manager Malwiz baik dan langsung melacak keberadaan Kemuning, lalu menolongnya bersama dengan tim keamanan yang lain.
Manager ingin segera memberi tahu Malwiz, tetapi Kemuning melarang. Ia tidak ingin Malwiz mengecewakan penggemarnya yang masih menonton.
Setelah membawakan beberapa lagu, Malwiz kembali ke back stage. Yang pertama kali ia cari adalah istrinya. Begitu terkejutnya Malwiz saat managernya mengatakan kalau Kemuning dilarikan ke Puskesmas terdekat karena terluka. Tanpa memedulikan dirinya yang seharusnya istirahat, Malwiz langsung pergi ke puskesmas yang dimaksud. Sampai di sana, ia segera mencari keberadaan istrinya.
"Siapa yang melakukannya?" tanya Malwiz saat bertemu Kemuning di ruang UGD.
"Kenapa kau ke sini? Seharusnya kau istirahat, konsermu belum selesai, kan?"
Malwiz mendengkus kasar. "Jawab pertanyaan saya, Kemuning. Siapa yang melakukan ini?!"
"Saya tidak kenal. Yang jelas, mereka penggemarmu dan mereka tidak suka kamu menikah dengan saya karena saya bukan dari kalangan orang terkenal seperti kamu."
Malwiz mendengkus kasar sambil mengusak rambutnya ke belakang. "Sial! Mereka itu bukan penggemar, tapi obsesi. Dan saya tidak menyukai orang-orang seperti itu."
Kemuning hanya diam. Tidak ingin terlalu senang karena Malwiz terlihat sangat khawatir padanya. Sebab mereka hubungan suami istri yang mereka sandang hanya sebatas status. Padahal awalnya Kemuning pikir, Malwiz menikahinya karena dia juga mencintai Kemuning. Namun, setelah menikah tidak ada yang berubah. Malwiz tetap cuek seperti sejak awal Kemuning mengenalnya.
"Sepertinya lukamu sangat parah," lanjut Malwiz.
Kemuning menggeleng. "Tidak ada luka serius," ujarnya.
"Tidak ada apanya? Wajahmu lebam dan kakimu di-gips."
"Saya tidak apa-apa. Pergilah ... kau tidak boleh mengecewakan penggemar yang sudah jauh-jauh datang ke sini untuk melihat dirimu."
"Tidak," tolak Malwiz cepat.
"Jangan begitu, saya tidak mau menjadi penghambat karirmu. Saya benar-benar tidak apa-apa, percayalah," ujar Kemuning meyakinkan.
Malwiz menghela napas berat. "Tunggu di sini sampai saya kembali. Saya akan selesaikan acaranya dengan cepat," ujar Malwiz dan hendak beranjak.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Mazhar Alkhalifi ✓
FanfictionOrang-orang desa memanggilnya Engku Mazhar. Lelaki alim yang dimuliakan dan dianggap guru besar di desa Seduraja. Suatu hari, seorang gadis yang tidak ia kenal tiba-tiba memfitnah dan menuduh Mazhar telah melecehkannya. Namun, warga desa justru tida...