Semesta rupanya tak akan pernah lupa dengan timbal balik. Semua yang menjadi balasan sudah sesuai dengan hukum alam. Agaknya manusia memang diciptakan untuk mematuhinya. Namun mereka menganggap aturan itu dibuat untuk dilanggar. Tentu akan mengatakan bahwa siap dengan konsekuensinya. Tak lepas dari sosok Jeon Jungkook yang selalu mengatakan bahwa ia akan bertanggung jawab atas perbuatannya. Tanpa ia sadari sesuatu telah kembali setelah sekian lama. Bisa saja menagih balasan atas apa yang didapatkannya.
Presensi itu tetap tenang walau beberapa kali nama Seokjin tertera jelas di layar ponselnya. Sejak tadi ia menyuruh Mingyu untuk mengantarnya. Namun Mingyu tak mau mengabulkan permintaan Jungkook. Sudah seminggu berlalu sejak kejadian dimana Jungkook dibawa Mingyu secara tiba-tiba. Jungkook sudah jengah dikurung Mingyu hingga aktivitasnya terbatas. Padahal kehadirannya di kantor sangat dinanti-nantikan oleh para karyawan.
Sejauh ini, karyawan menjadi sangat semangat jika parfum Jeon Jungkook menyeruak. Jimat yang tak pernah membuat atmosfer bosan untuk menampung. Menjadi sebuah keberuntungan sekaligus boomerang untuknya. Beruntung karena karyawan dapat giat membantunya dalam hal pekerjaan tentunya. Boomerang untuk mendapatkan Jieun semakin sulit karena Jieun selalu saja menemuinya bersama karyawan perempuan yang katanya menggoda.
"Mingyu-ya~ kali ini aku tidak memohon. Tapi mari buat kesepakatan," celetuk Jungkook di sela-sela kunyahan serealnya. Tangannya mengaduk-aduk semangkuk sereal di depannya. Matanya menatap punggung Mingyu yang sibuk menuangkan air.
"Menarik," balas Mingyu sebelum mengalirkan segelas air ke dalam mulutnya lalu ditelan. Pria itu belum berbalik sampai gelas yang ia pegang kosong. Jelaganya menatap Jungkook heran. Menebak-nebak apa sebenarnya yang ada dipikiran pria itu. Bukan hanya Mingyu yang menebak-nebak, Jungkook pun demikian. Mereka berdua saling menebak satu sama lain tentang apa yang dipikiran sang lawan. Mingyu menarik satu sisi bibirnya. Lantas melangkah dan duduk di seberang Jungkook. "Berani bertaruh bahwa kau memintaku bergabung dalam grupmu," ucap Mingyu pada akhirnya.
Lantas Jungkook tersenyum simpul sebelum menyuapkan sesendok sereal terakhir. ia berdiri lalu mencuci mangkuk kotornya. Setidaknya dirinya harus bersikap sopan meski kepada Mingyu sekalipun. Mereka telah lama tak bertatap mata. Bertemu saja tidak. "Tenanglah, ini akan seru. Kau akan suka."
"Siapa yang kau pertaruhkan kali ini? Jieun?" Mingyu menaikkan sebelah alisnya. Dirinya melihat sekejap simpulan senyum Jungkook. jawaban Jungkook sudah pasti bisa ditebak.
"Akan kubunuh kau jika berani menyentuh Noona," jawabnya kelewat santai tanpa menatap mata sang lawan. Tidak untuk hatinya. Mingyu tertawa mendengar jawaban Jungkook. Rupanya pria berkulit tan itu masih ingat dengan sosok Noona yang Jungkook sebutkan. "Tapi kan kau tidak pernah bertemu dengan Noona lagi," tambah Jungkook.
Mingyu berhenti tertawa sebelum menjawab, "Seyakin itukah kau?" Presensi itu beralih berjalan keluar dapur untuk melihat siapa tamu yang datang sepagi ini. Terus memaksa agar dibukakan pintu dengan memencet bel brutal. "Tanyakan saja pada Noonamu itu."
"Aku tidak bertanya." Memang nyatanya begitu. Jungkook tak pernah menemukan seberapa banyak Jieun bertemu dengan Mingyu. Tapi sungguh, Jungkook juga penasaran apa yang dikatakan Mingyu itu menjelaskan bahwa Mingyu sering menemui Jieun atau sebaliknya. Aku juga tidak peduli sesering apa. Noona hanya milikku. Kakinya melangkah ikut melihat siapa tamu yang datang sepagi ini. Apakah ini tamu penting?
Jungkook mendengus kesal saat tau siapa yang duduk di ruang tamu dengan anggun. Menumpukan satu kakinya ke kaki yang lain. Kaki jenjangnya membuat kesat sangat elegan. Dress yang dibalut jas yang dipastikan harganya bukan sekedar puluhan ribu won. Jungkook menatap wanita yang duduk di seberang Mingyu. Terlihat tak terganggu sama sekali dengan kedatangannya−tidak dianggap. Miris sekali. Untung sayang. Lihatlah begitu pongahnya ia duduk di sofa kesayangan Mingyu. Lekuk tubuhnya kentara sekali karena ia duduk menyamping. untuk saja tidak memakai rok span yang membuat Jungkook akan memikirkan hal yang jauh lebih seksi dari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet But Psycho [M] ✔
FanfictionJungkook, pria manis yang selalu mencuri perhatian Noona berparas cantik itu. Terlalu manis sampai membuat Noonanya bergidik ngeri merasakan sifat Jungkook. Terlalu posesif, namun masih menyisakan kesan manis. Bagaimanapun Jungkook adalah manusia, y...