Permasalahan dalam hidup tidak akan pernah selesai. Pada kenyataannya, hidup itu untuk menderita. Semakin seseorang mencari kebahagiaan, maka semakin berat pula badai yang akan diterjang. Menghadapi masalah untuk bahagia, itulah hukum alam. Pun manusia sudah seharusnya mengikuti hukum alam yang ada. Kendati banyak manusia yang masih tidak mematuhinya karena berbagai alasan. Selalu ingin lebih ketika mendapatkan sesuatu. Mungkin saat di awal berhasil, tidak, namun kemudian rasa itu akan menjadikan ketidakpuasan yang jika dituruti akan berubah tamak.
Jungkook tahu itu. Dirinya menginginkan keduanya bisa di tangannya dengan selamat. Siap melewati badai yang berat dan besar. Perjuangan yang bertaruh nyawa sudah di depannya. Jauh-jauh hari ia telah menantikan badai ini. Ingin hati menghadapi secara perlahan, namun Tuhan sudah menghendaki dengan menghadapkan badai yang besar. Ia berharap bahwa badai yang besar ini tidak akan kembali lagi dalam hidupnya. Pun membawa hidupnya ke zona bahagia hingga mendapatkan euforia.
Ia hanya berjalan mondar-mandir di sepanjang koridor menghadapi kegelisahannya. Ia mencoba untuk menajamkan gendang telinganya. Barangkali ia mendengar teriakan Jieun atas suara yang dapat memberinya petunjuk. Ia menoleh sekilas kepada dua penjaga yang tak jauh darinya. Hampir saja akal gilanya menginterupsi.
"Tes. JK!"
"Ya, ini JK," bisiknya menjawab.
"Habiskan yang ada di dalam, masuklah. Jangan perhatikan yang depan, kami tangani."
Tanpa basa-basi lagi ia lantas menyerang dua penjaga yang berdiri tegap tidak jauh darinya. Baiklah, Jungkook mengakui bahwa pertahanan musuh sangat ketat. Melawan kedua penjaga itu cukup menghabiskan energinya. Ia terus berusaha sampai keduanya berhasil dilumpuhkan. Dengan cepat ia mendobrak pintu di depannya dengan keras. Pintu terbuka dengan satu dorongan. Tidak menemukan siapapun disana.
"Dobrak semua pintu!" titah Namjoon didengar Jungkook dari earphone kecilnya.
Jungkook mematuhi apa yang dikatakan Namjoon. Ia menghabisi begitu banyak penjaga pintu. Satu persatu penjaga ia lumpuhkan. Tak segan-segan menembakkan peluru jika ada lawan dari jauh. Tangannya yang lincah mampu melumpuhkan lawan yang berasal dari belakang tubuhnya. Sebelum satu pukulan jatuh di belakang tempurung lututnya hingga membuatnya bertekuk lutut. Dengan cepat tangannya diborgol ke belakang. Begitu pun dengan kakinya. Ia total tidak bisa mengelak sekarang. Jungkook sangat marah dengan itu. Ia telah membuat lecet tangannya. Memberontak ketika dibawa ke ruangan. Didudukkan di sebuah kursi dengan paksa. Perutnya ditendang membuatnya mengaduh dan sedikit membungkuk refleks.
Sial!
Jungkook tidak tahu jika sebanyak itu penjaga yang menyerangnya. Ia dilumpuhkan agar tidak dapat memberontak lagi. Ditendang, dipukul, bahkan dibuat pingsan. Mulutnya mengeluarkan darah. Jungkook hancur secara fisik. Pun ia gagal dalam melindungi Jieun. Mati-matian ia menahan rasa sakitnya hingga pingsan.
Pertempuran yang berada di gerbang depan dan belakang belum berakhir. Sepertinya musuh memang berusaha untuk menguras tenaga mereka. Namun Jimin dan Hoseok berhasil melumpuhkan lawan setelah Taehyung datang dengan anak buahnya. Ia akan memikirkan belakang tentang Sooyoung. Kekhawatiran yang tiada habisnya menghantuinya. Pun ia mendapat perintah dari Namjoon supaya cepat datang membantu. Meskipun mereka membawa anak buah yang banyak, rupanya anak buah lawan lebih banyak dari perkiraan.
Jimin berhasil masuk lewat pintu belakang. Ia menyelinap ke satu sudut ruang ke sudut ruang lainnya, sendiri. Ia tahu di dalam sana Jungkook sedang membutuhkan bantuan. Badannya yang lentur dan kecil memudahkannya untuk bergerak. Pun kelincahannya yang tak bisa diragukan lagi membuatnya mudah mengelak dari musuh. Hoseok dan Taehyung menyusul dengan napas terburu-buru. Begitu banyak penjaga di gedung yang megah ini. Tentunya musuhnya lebih pintar sesuai perkiraan. Namun, mereka berusaha sekuat tenaga untuk menyerang hingga menembakkan peluru dan menyayatkan pisau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet But Psycho [M] ✔
FanficJungkook, pria manis yang selalu mencuri perhatian Noona berparas cantik itu. Terlalu manis sampai membuat Noonanya bergidik ngeri merasakan sifat Jungkook. Terlalu posesif, namun masih menyisakan kesan manis. Bagaimanapun Jungkook adalah manusia, y...