8 - Singularity

805 104 2
                                    

Gemerlap lampu yang ikut bersenandung bersama alunan musik tak mengalahkan sorot tajam pribadi gagah itu. Obsidiannya menatap penuh atensi. Ingin menyuratkan tatapan curiga, namun itu tak akan membantunya. Maka wajah berseri dengan seulas senyumlah yang akhirnya disematkan. Menyilakan perempuan di depannya ini duduk manis. Pun dengan menyilangkan kakinya angkuh.

Tubuh molek dilapisi dress cokelat itu nampak elegan namun tak meninggalkan kesan sexy. Mengundang nafsu para lelaki. Jungkook itu pria normal yang pastinya sedikit merasa nafsu pada sekretaris kakaknya itu sekaligus kekasih dari kakaknya yang lain. Dadanya yang besar juga berisi, lekuk tubuh yang tercetak jelas, pun pinggul yang rupanya siap untuk bergoyang diatasnya.

Cepat - cepat Jungkook mengusir pikiran kotornya itu. Tujuannya kesini bukan untuk menikmati para gadis atau bahkan sudah bukan gadis-jalang-melainkan untuk mencari siapa yang berani menembakkan pelurunya ke kaca apartemen miliknya. Jungkook berdeham lantas menegakkan tubuhnya. Menyisir rambutnya ke depan untuk menutupi dahinya yang siap membuat siapapun berteriak akibat paras tampannya.

"Apa tujuanmu kemari? Dan, kemana Taehyung? Apa dia kurang memuaskanmu?"

Sooyoung terkekeh mendengar rentetan pertanyaan Jungkook. "Ya. Hyungmu itu lebih memuaskan daripada yang lain. Kurasa. Lalu kau sendiri? Apa kau gagal menggagahi Jieun?"

"Tidak ada maksud dan tujuanku kesini. Hanya sekedar ingin menikmati club," jawab Jungkook dengan tatapan intens.

"Termasuk para jalang?" Sooyoung memasang wajah angkuh. Bukan maksud tidak tahu dan ingin tahu apa yang Jungkook lakukan dan alami. Perempuan itu kelewat paham apa yang adik kekasihnya ini harapkan. Pun tentang tuduhan obsesi yang selalu kakak - kakak Jungkook sematkan pada Jungkook. Terobsesi karena cinta.

Namun hebatnya, Jungkook ini termasuk orang yang setia. Tak akan pernah berpaling sebelum ia puas untuk mengejar apa yang ia cintai dan inginkan. Tak akan pernah puas hanya dengan sekali. Meski sering dijuluki playboy kelas internasional, namun dirinya tak kunjung goyah untuk mengharapkan cinta seorang Lee Jieun. Sangat tergila - gila. Padahal jika dilihat Lee Jieun itu kecil. Badannya kalah dengan jalang - jalang yang sedang menari dan bergoyang di lantai dansa.

Jungkook tidak peduli. Ia hanya ingin Lee Jieun yang selalu ia gagahi. Persetan dengan apa yang Jungkook lakukan dengan wanita lain selain Jieun. Mungkin dalam keadaan tidak sadar. Jieun bukan perempuan penuntut. Tidak egois jika ingin memiliki. Lebih memikirkan hati orang lain namun tak meninggalkan kesan lemah. Tetap angkuh dengan kharismanya. Angkuh dengan segala yang ia katakan dan miliki.

"Aku pulang terlebih dahulu," pamitnya pada Sooyoung. Tercetak jelas di wajah Sooyoung, secuil senyuman tak berarti sembari menatap lekat punggung Jungkook yang mulai tenggelam di kerumunan insan di lantai dansa. Keluar club dengan merapikan bajunya lagi. Sesekali melirik ke kanan dan ke kiri. Mencari sesuatu yang mencurigakan.

He got it!

Matanya itu cukup jeli untuk menangkap sebuah benda yang mengintip malu dibalik sepatu seseorang yang sedang dicurigainya. Mengikutinya dengan pelan tanpa menimbulkan kecurigaan. Terlebih dulu untuk memasuki mobil. Seakan mengetahui bahwa seseorang yang berjalan di depannya ini akan masuk dalam mobil.

"Tes. Hyung!" Intruksinya disambut siap siaga oleh orang di seberang sana.

"Tes. Jungkook, bagaimana?"

"Aku mendapatkannya."

"Bagus adikku!"

Keduanya sama - sama menyunggingkan senyum. Puas dengan kerja Jungkook, Seokjin menyandarkan bahunya ke sandaran kursi. Meneliti setiap titik merah yang menandakan keberadaan Jungkook. Matanya menelisik daerah - daerah tempat mobil Jungkook melaju.

Sweet But Psycho [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang