Jika mendeskripsikan Jieun dari luar, mungkin akan terkesan mengarah ke lucu, imut atau semacamnya. Namun tidak jika sudah menelusurinya secara mendalam. Wanita bertubuh kecil itu dengan cerdiknya menentang perkataan Ayahnya secara terang - terangan. Ayahnya berkata bahwa perusahaan Ayahnya dengan Seokjin akan digabungkan. Ia menolak mentah - mentah. Mengingat ia akan selalu dibuntuti kelinci kecil yang telah menghancurkan malamnya beberapa hari lalu.
Dengan kurang ajarnya, salah satu adik Seokjin-Jungkook-memaksa Taehyung untuk membawanya pergi. Tentu saja saat dirinya dan Taehyung sedang berbicara serius. Jungkook menggunakan alasan bahwa Taehyung sudah memiliki kekasih, yaitu sekretaris Seokjin. Namun Jieun tak mempan dengan hal itu. Tanpa dugaan Jungkook, Jieun sudah mengetahui hal tersebut. Jieun tetap tenang dan meneruskan. Menyerah, itu bukan tipe Jungkook sekali. Jungkook kembali melayangkan ancamannya hingga berhasil menarik Jieun pergi setelah selesai berbicara dengan Taehyung.
Jieun terpaksa ikut Jungkook ke rumahnya. Ternyata bukan rumah tempat mobil Jungkook berhenti, namun sebuah club dengan dentuman musik yang menyeruak begitu Jieun masuk. Club ini berbeda. Dari situlah penyebab munculnya artikel yang beredar tentang Jungkook dan Jieun.
"Appa tidak tau apa yang akan kau katakan, Jieun. Kau tau kan jika mereka itu bukan hanya sekedar pebisnis?"
"Begini Appa, aku tidak peduli meski mereka penjahat, pebisnis sukses, mafia, atau apalah itu. Appa, mereka itu berbahaya."
Tuan Lee menghela napas lalu mengusap wajahnya kasar sebelum berkata, "Jieun-ah, Appa tidak mungkin mempercayakanmu pada orang jika Appa anggap dia berbahaya."
"Tapi aku tetap tidak percaya. Appa, aku ini sudah dewasa. Aku mempunyai skill tembak yang handal jika Appa lupa."
"Itu dulu, sekarang tidak."
"Appa!"
Tuan Lee meninggalkan Jieun di ruang tengah. Sementara yang diacuhkan hanya menggertakkan kaki kesal sambil mengerucutkan bibirnya.
"Mana mungkin mereka bisa menjagaku," gerutu Jieun.
Merasa kesal sendiri, akhirnya Jieun memutuskan untuk menuju kamarnya. Meluapkan seluruh kekesalannya. Meninju guling dan terus - menerus mengusap wajahnya. Jieun lalu terduduk, terlihat sedang memikirkan sesuatu.
"Maaf Jungkook, bukan aku tidak percaya padamu dan saudara - saudaramu, aku hanya tidak mau terus - terusan dekat denganmu."
***
Taehyung mendengarkan Namjoon yang memberikan komando di tengah pergulatannya dengan sekumpulan orang berbaju hitam dan sangat tertutup. Hanya menyisakan celah mata yang terlihat. Taehyung hampir kewalahan menerima serangan bertubi - tubi. Beruntungnya dia bisa mengelak karena komando Namjoon yang terus didengarkannya tanpa kehilangan fokus. Rupanya Namjoon cukup teliti.
Tak lama kemudian, Taehyung terkejut karena sekumpulan orang itu satu - persatu tergeletak setelah bunyi peluru ditembakkan tepat di bagian dada orang - orang itu. Taehyung menoleh kekanan dan kekiri, bahkan ke atas - atas pohon. Ia menemukan Jimin dan Jungkook di pohon yang berbeda dengan pistol ditangan mereka. Taehyung diam. Mengamati setiap sekumpulan orang itu satu - persatu yang tak sadarkan diri. Mungkin bisa lebih disebut menikmati bukan mengamati. Sebab Taehyung di kemudian detik tersenyum sinis menatap satu - persatu lawannya tadi. Entah itu ada maksud lain, yaitu berterimakasih kepada dua orang yang bertengger di pohon entah sejak kapan.
Saat semua lawannya tergeletak tak sadarkan diri-tidak, ternyata ada yang masih kesakitan tanpa menutup matanya. Sekarat, mungkin itu kata yang cukup tepat. Jungkook dan Jimin segera turun. Melompat dengan mudahnya lalu mendekati Taehyung. Namjoon tersenyum di balik layar yang menampakkan keadaan sekitar. Kamera kecil yang dipasang di empat sisi topi Taehyung itu terhubung dengan layar komputer yang sedang Namjoon jalankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet But Psycho [M] ✔
FanficJungkook, pria manis yang selalu mencuri perhatian Noona berparas cantik itu. Terlalu manis sampai membuat Noonanya bergidik ngeri merasakan sifat Jungkook. Terlalu posesif, namun masih menyisakan kesan manis. Bagaimanapun Jungkook adalah manusia, y...