4 - Stranger

1K 156 11
                                    

"Noona?"

Mendengar suara Jungkook, Jieun lantas menoleh. Bersamaan dengan tangan lelaki yang memeluk Jieun terlepas. Perempuan bertubuh mungil itu membulatkan matanya. Saat dalam keadaan seperti ini, memang saat yang bingung harus apa. Entah Jungkook ataupun Jieun, sama sama terkejut. Jungkook yang terlihat terkejut karena Jieun memanggil namanya saat bersama lelaki lain. Sedangkan Jieun terkejut karena melihat kenyataan bahwa yang memeluknya bukan Jungkook.

Lelaki yang memeluk Jieun pun memgambil celah untuk kabur. Berhasil. Katakan tolol pada Jungkook sekarang. Jungkook tak berpikiran untuk mencegah lelaki itu meloloskan diri. Jungkook masih terdiam sambil memandangi lelaki yang mengenakan masker dan topi bergantian dengan memandangi Jieun. Seolah sadar apa yang terjadi. Lantas Jungkook ingin mengejar lelaki itu. Namun, Jieun segera mencegahnya seraya berkata, "Biarkan."

"Noona, ke-"

"Tanyakan di dalam. Aku juga bingung."

Bagai sang anak yang menuruti induknya, Jungkook langsung mengangguk patuh lalu mengikuti Jieun masuk ke kamarnya. Jungkook dipersilahkan untuk duduk. Sementara Jieun sibuk di dapur membuatkan jamuan untuk Jungkook.

Bukannya duduk manis di ruang tamu, Jungkook malah membuntuti Jieun ke dapur. Benar - benar seperti anak itik yang ingin selalu berdekatan dengan induknya.

"Duduklah di sofa. Tamu itu duduk disana. Bukan membuntuti kesini," tutur Jieun tanpa menoleh ke Jungkook.

Namanya juga Jungkook. Yang semula ia duduk di kursi meja makan, jadi berdiri dan mengarah ke Jieun. Jieun terkejut merasakan tangan Jungkook yang memeluknya sambil meletakkan dagunya ke bahu Jieun. Jieun hanya menghela napas dan tetap melanjutkan acara membuat jamuannya.

"Noona mau aku culik?"

Jieun tak menanggapi pertanyaan konyol Jungkook. Tetap fokus mengaduk minuman di depannya.

"Noona! Mengapa diam?" Kali ini Jungkook merengek. Meminta respon dari pujaan hatinya.

Lantas Jieun ingin melepas jeratan tangan Jungkook di perutnya, namun Jungkook menambahkan keeratannya. Jieun menghela napas lalu menatap minuman yang dibuatnya.

"Noona, apa tadi Noona benar - benar mengira bahwa itu aku?"

Satu anggukan cukup untuk menjawab pertanyaan Jungkook. Namun Jungkook masih tetap ingin bertanya.

"Bagaimana bisa?"

"Karena parfume kalian sama."

"Benarkah. Noona, bagaimana jika orang tadi itu orang jahat?"

"Bisa saja dia salah orang. Lalu memelukku," jawab Jieun dengan acuh.

Jungkook menghela napas di samping telinga kanan Jieun. Menimbulkan gelitik di sekujur tubuh Jieun. Lantas Jungkook mengeratkan pelukannya. Lalu mengecup pipi Jieun.

"Dengar, Noona. Yang boleh memelukmu seperti ini hanya aku. Aku, Noona," tegas Jungkook.

"Aku pun tidak tahu jika itu bukan dirimu. Tangan kalian hampir mirip. Parfume kalian sama. Jangan salahkan aku," protes Jieun kesal.

"Jika orang tadi memang bermaksud jahat, dan ingin mencelakaimu, ku pastikan dia akan ku kirim ke neraka."

Jieun terkekeh dan melepaskan pelukan Jungkook yang tersisa satu tangan karena tangan yang lain sudah terlepas sejak kalimat terakhir Jungkook. Jieun memilih untuk mengambil jamuan yang ia siapkan lalu meletakkannya pada meja ruang tamu. Diikuti Jungkook yang ikut duduk di sebelah Jieun.

"Minumlah, lalu katakan ada apa kau kemari tanpa memberi tahu," titah Jieun.

Jungkook mengambil menyesap sedikit minumannya lalu meletakkan kembali. Menatap Jieun dengan tatapan serius. Sedangkan yang ditatap hanya menatap sebagaimana orang yang memberi pertanyaan.

Sweet But Psycho [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang