Mentari pagi sepertinya malas untuk menampakkan diri. Cahaya masih tampak tidak begitu bersinar padahal jam dinding sudah menunjukkan pukul tujuh. Meski begitu, tak mematahkan semangat seorang Jeon Jungkook untuk bergelut dengan setelan olahraganya.
Lelah, itu pasti yang akan didapatkan Jungkook setelah lepas dari peralatan Gym. Di waktu yang tidak tepat juga, ia mendapatkan teriakan maut menggelegar tak mengenakkan indra pendengaran. Jungkook mengusap rambutnya kasar. Tak menyangka ia akan mendapatkan teriakan itu pagi - pagi. Seorang lelaki mendekat sambil menunjukkan layar ponselnya.
"Apa maksudmu?! Kau ingin reputasiku hancur?" Pria itu terlihat frustasi dengan apa yang dilakukan lawan bicaranya ini.
"Ayolah Hyung. Ini masih pagi. Bisa kita bahas nanti saja?"
"Sekali saja kau tak membuatku repot, bisa?" Pria itu menyibakkan rambutnya frustasi. Memasang wajah jengkel ingin mencakar wajah Jungkook. Ia menghela napas, sejenak merileks kan tubuhnya yang dibuat tegang oleh sebuah kiriman pesan berupa artikel itu. "Selesaikan ini segera."
Setelahnya, pria itu pergi. Ia mengacak - acak rambutnya frustasi sambil berjalan meninggalkan Jungkook. Jungkook sebenarnya sedikit kaget mengenai artikel yang ditunjukkan kepadanya. Ia sudah berusaha menutupinya, namun rupanya media terlalu teliti sampai menemukan Jungkook yang sedang bermesraan dengan seorang gadis. Bukan, itu bukan aslinya. Itu hanya angle yang di dapat dari cara memotretnya. Tapi memang benar rupanya, setelahnya ia bercinta dengan gadis itu.
Itu semua membuat Seokjin murka. Benar, pria tadi itu Seokjin. Seokjin sengaja menginap di apartemen Jungkook karena menghindari seseorang yang akan datang ke apartemennya. Seokjin kerap mengawasi Jungkook untuk banyak hal. Meski Jungkook sudah menginjak dewasa, namun menurut Seokjin, Jungkook tetaplah Jungkook. Menurutnya, Jungkook adalah adik paling kecilnya diantara ke-enam adiknya yang lain. Mereka bukan saudara kandung. Tapi mirip seperti saudara kandung.
Menitih karir bersama, susah senang bersama. Hingga sukses dan mendirikan sebuah perusahaan bersama dengan Yoongi sebagai pemiliknya. Yoongi adalah adik tertua Seokjin. Namun, ia tidak ingin berbisnis. Ia ingin di dunia musik, hingga ia menjadi produser musik terkenal di kalangan artis papan atas.
Meski perusahaan yang dipimpin Seokjin sekarang adalah milik Yoongi, Yoongi tak pernah melarang sedikitpun Seokjin untuk melakukan apapun demi perusahaannya. Asalkan bukan hal yang berbahaya untuk Seokjin sendiri serta kelima adik Yoongi yang lain.
"HYUNG!!"
Seokjin langsung berlari ke arah dimana teriakan itu berasal. Ia menghela napas karena mengetahui apa yang akan dikatakan Jungkook. "Ada apa?"
"Kalian bersenang - senang di apartemenku tanpa aku? Tega sekali." Jungkook menunjukkan raut muka yang merajuk. Ia memutuskan untuk mengecek kamar tamu. Ternyata benar, kakak - kakaknya yang lain sedang tertidur lelap disana.
"Selesaikan masalahmu dulu Jungkook. Lalu kau bisa bersenang - senang."
"Hyung..." rengek Jungkook sambil menutup pintu kamar tamu.
***
Taehyung terbangun karena ponselnya berbunyi. Spontan ia langsung terduduk kaget setelah melihat siapa yang menelponnya pagi - pagi begini. Ia menuruni ranjang sambil mengangkat telponnya. Melewati Kakak - kakaknya yang tidur di lantai beralaskan kasur lantai. Setelah selesai, ia tetap menggenggam ponselnya sambil membuka pintu kamar. Pertama yang ia lihat adalah Jungkook yang sedang jalan memunggunginya.
"Kookie-ah, kau harus segera siap - siap. Pemotretan hari ini."
"Mengapa pagi begini?"
Taehyung memutar bola matanya malas. Menanggapi adiknya ini tidak akan ada ujungnya. Namun, tiba - tiba Seokjin menyaut dari dapur, "Ini jam 11 bodoh! Kau bilang pagi?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet But Psycho [M] ✔
Fiksi PenggemarJungkook, pria manis yang selalu mencuri perhatian Noona berparas cantik itu. Terlalu manis sampai membuat Noonanya bergidik ngeri merasakan sifat Jungkook. Terlalu posesif, namun masih menyisakan kesan manis. Bagaimanapun Jungkook adalah manusia, y...