Hari ini gak ada caption yah
Otakku lagi susah jalan🙄
Maklum banyak tugas, enggak juga sih tapi lumayan lah.Happy reading🤗
.
.
.
.
.
.
."Kamu kenapa nangis?"tanya Shanum pada seorang gadis kecil yang sedang menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Merasa tidak ada jawaban, Shanum berjongkok mensejajarkan badannya pada gadis kecil itu. Tangannya terulur mengusap pucuk kepalanya.
Gadis itu mendongak. Masih dengan air mata yang mengalir deras. Gemas. Ingin sekali Shanum mencubit pipi bakpao itu.
"Adek kenapa nangis?" Shanum bertanya lembut. Gadis itu menatap Shanum sembari mengelap air matanya.
"Dimas nakal."adunya seraya menunjuk bocah cilik dari kejauhan sedang menjulurkan lidahnya.
"Memangnya kamu diapain sama dia?"
Gadis kecil itu mengusap ingusnya. Hidungnya kini sudah memerah.
"Coklat Adel diambil sama dia. Pa--dahal coklat itu hadiah dari Om Adel, pas Adel berhasil hafalin surah Ar Rahman."katanya sesenggukan.Shanum terkekeh kecil. Dia jadi ingat waktu kecil dulu. Dimana Shanum juga suka menangis kala Abangnya menjahilinya. Shanum rindu. Jika saja waktu bisa diputar kembali, ingin rasanya Shanum mengulang masa-masa itu.
"Jadi nama kamu Adel?"
Gadis itu mengangguk pelan."Kakak ada coklat. Kamu mau gak?"penawaran Shanum membuat mata gadis itu berbinar.
"Mau..."balasnya antusias. Shanum mengeluarkan coklat batangan dari saku roknya. Senyum gadis itu menular pada Shanum. Dia bahagia jika dirinya mampu membuat orang lain bahagia.
"Makasih kakak,"ucapnya pada Shanum.
Shanum mencubit pipi Adel.
"Sama-sama. Jangan nangis lagi yah,"
Adel mengangguk patuh.Adel mengedarkan pandangannya kesegala penjuru arah. Kini netranya jatuh pada bocah cilik yang dengan santainya makan coklat diatas pohon.
"Dimas! Awas kamu, Adel aduin Abi nanti!"teriak Adel yang hanya dibalas kibasan tangan acuh dari bocah bernama Dimas itu. Adel menggerutu kesal."Mau kakak bukain gak coklatnya?"
Adel menggelengkan kepala.
"Gak usah Kak, Adel bisa sendiri kok."Shanum memperhatikan gerak-gerik gadis dihadapannya yang sibuk memakan coklat. Padahala tadinya Shanum membeli coklat itu untuk stock dirumah malam nanti. Tapi ya sudahlah. Shanum ikhlas.
"Oh ya, nama Kakak siapa?"tanya gadis itu sambil menjilat beberapa jarinya yang terkena coklat.
Shanum terperanjat. Ucapan Adel membuatnya tersadar dari lamunan.
"Nama Kakak..."jeda tiga detik. "Elsa." Entah kenapa Shanum ingin jika gadis dihadapannya memanggilnya dengan nama itu. Bukan seperti kebanyakan kawannya yang menyebut dirinya Shanum. Mungkin dia rindu dengan panggilan Elsa. Karena hanya orang-orang terdekatnya saja yang memanggil dirinya demikian."Kak Elsa. Namanya cantik, kayak orangnya."ungkap Adel tulus.
Sedangkan Shanum hanya tersenyum tipis sebagai tanggapan.
"Kamu gak dimarahin orang tua kamu, udah sore belum pulang?"
"Enggak. Kan Adel udah ijin sama Umi Abi." Shanum manggut-manggut.
Wanita itu melirik pergelangan tangannya.
"Udah sore, kakak tinggal gak apa-apa?"Shanum merasa tidak enak."Gak apa-apa Kak."
![](https://img.wattpad.com/cover/232632885-288-k30366.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsha (END)
SpiritualWAJIB FOLLOW SEBELUM BACA!! High Rank : 1- Islami (12 Feb 2021) "Kenapa Kakak bisa cinta sama Shanum?"tanya wanita itu. Kini posisinya sedang bersandar manja dibahu sang suami. Pria itu menunduk, agar bisa melihat lekat wajah istrinya. "Gak tahu."j...