Bab 12

7.7K 856 35
                                    

Jika memang tidak bisa melindungi, setidaknya jangan menyakiti. Cinta itu harus dijaga kesuciannya, bukan sekedar obsesi untuk memiliki.

_________________________________________

Ig @Aniesfah08

Mohon maaf typo masih bertebaran
Harap tandai!

Happy reading🤗
.
.
.
.
.
.

Nafas Abidzar memburu. Wajahnya memerah dengan tangan terkepal erat. Rahang pria itu mengeras. Sorot matanya begitu tajam. Berkali-kali Abidzar memukuli Afif dengan membabi buta.

Pria itu sempat bertemu dengan Afif seusai meeting dengan klien tadi.
Merasa ada yang mencurigakan, Abidzar memutuskan untuk mengikuti Afif. Pasalnya pria itu memapah Shanum yang berjalan sempoyongan.

Flashback on

Abidzar menyalami tangan kliennya dengan hormat. Ia berharap kerja sama yang akan ia jalin nanti membuahkan hasil yang memuaskan.

"Thank you very much. glad to work with you. "pria berkemeja coklat itu tersenyum ramah.

"You're welcome. I hope we achieve satisfactory results."

"Saya permisi dulu,"

"Yes, "

Setelah kepergian kliennya kini Abidzar bersiap untuk pulang. Namun, langkah Abidzar terhenti saat melihat dua orang yang tidak asing baginya.

Pria itu memperjelas penglihatannya.
"Itu si Shanum bukan sih? Kok sempoyongan gitu. Jangan-jangan ada yang nggak beres."gumamnya.

Punggung Shanum semakin menjauh bersamaan dengan pria yang memapahnya. Daripada penasaran, lebih baik ia mengikuti saja.

Rasa curiga Abidzar semakin besar tatkala Afif melajukan motornya bukan arah kerumah Shanum. Abidzar mengekori Afif dibelakangnya. Pria itu berhati-hati dalam melqjukan mobil.

"Hotel? ngapain Afif bawa Shanum kesini?"gumam Abidzar melihat Afif menghentikan motornya diparkiran bangunan bertingkat itu.

"Semoga aja apa yang ada dipikiran gue nggak bener."

Flashback off.

"BRENGSEK!" kata itu meluncur begitu saja dari mulutnya. Amarah semakin tidak terkontrol. Abidzar berada tepat diatas tubuh Afif seraya mencengkram kerah baju pria itu. Afif yang memang sudah tersungkur dan tak berdaya hanya bisa pasrah atas apa yang dilakukan oleh Abidzar.

"BANGSAT! Berani-beraninya lo mau coba buat ngotorin dia."kata Abidzar dengan emosi yang tersulut.

Beruntung Abidzar masih bisa mengejar motor Afif. Setidaknya, masih ada kesempatan buat ia menolong Shanum.

Afif hanya diam tak menjawab. Pria itu sibuk mengelap cairan kental yang keluar dari sudut bibir dan hidungnya.

Shanum? Wanita itu meringkuk ketakutan diatas tempat tidur dengan isak tangisnya. Sungguh, Shanum tidak pernah menyangka hal buruk seperti ini akan terjadi padanya. Apalagi orang itu adalah Afif, pria yang ia kenal baik selama ini.

"Apa alasan lo ngelakuin ini ke Shanum?"
Entah kenapa Abidzar tidak terima jika Shanum diperlakukan tidak senonoh oleh pria lain. Rasa ingin menjaga dan melindungi Shanum hadir begitu saja. Ada apa dengan dirinya?

Afif terkekeh sinis. Pria itu mendorong Abidzar kasar.
"Karena gue ingin milikin dia."balas Afif dengan tatapan menantang.

Abidzar memberi bogeman pada wajah Afif, seakan tak pernah puas meski pria itu sudah lemas. Rasa belas kasihannya lenyap begitu saja melihat tindakan bejat Afif.

Arsha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang